27 Sep 2021
  Humas Berita,

10 Perupa Terkemuka Turut Dukung Percepatan Vaksinasi DIY

Yogyakarta (27/09/2021) jogjaprov.go.id – Berbagai cara dilakukan oleh Pemda DIY guna mempercepat vaksinasi diberbagai kalangan agar mampu segera mewujudkan kekebalan komunal. Kali ini, melalui vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika yang di gelar oleh Gerakan Kemanusiaan Republik (GKR) Indonesia, vaksinasi dikemas dalam balutan live painting on the spot bersama 10 perupa terkemuka di DIY.

Ibu Gubernur DIY GKR Hemas hadir langsung pada acara vaksinasi dosis kedua dengan jenis vaksin Sinovac, Senin (27/09) di Sasono Hinggil Kraton Yogyakarta. Vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika dosis kedua sinovac sendiri berlangsung dua hari yakni 27 dan 28 September 2021 bertempat di Sasono Hinggil Kraton Yogyakarta. Total diikuti 2.000 orang pelajar mahasiswa luar DIY yang tengah studi di Yogyakarta. Saat vaksin mereka mengenakan busana adat daerah masing-masing.

Dukungan dari berbagai pihak dalam percepatan vaksinasi ini menjadi sesuatu yang sangat diapresiasi oleh GKR Hemas, mengingat target vaksinasi harus segera dicapai. Menurut GKR Hemas, keterlibatan perupa dalam menyemarakkan vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika ini adalah salah satu bentuk keistimewaan masyarakat DIY yang kental dengan jiwa kegotong royongan. Seni dan budaya adalah dua hal yang menjadi nadi dari DIY, yang mampu mendukung kebangkitan segala aspek, baik ekonomi, pendidikan, maupun berbagai hal lain. Untuk itu, Pemda DIY sangat terbantu dengan dukungan dari para pelaku seni ini dalam mempercepat vaksinasi.

GKR Hemas optimis jika seluruh komponen masyarakat bersatu padu kesulitan apapun dapat teratasi. “Upaya menghadapi tantangan hidup dengan semangat kebersamaan ini kiranya dapat diikuti komponen masyarakat lain dalam berbagai bentuk gerakan sosial yang beraneka rupa secara berkesinambungan,” kata GKR Hemas.

Kurator acara live painting on the spot Kuss Indarto mengatakan, pandemi Covid-19 harus dihadapi. Pandmei ini tidak boleh menghentikan kreativitas dan produktifitas seniman khususnya kalangan perupa. Perlu daya lenting tinggi agar kesinambungan kehidupan tetap berjalan. Menurutnya, DIY yang selama ini menyandang predikat sebagai ibu kota seni rupa Indonesia mendapat tantangan tersendiri untuk tetap eksis ditengah dampak pandemi.

Ada 3 hal substantif terkait keterlibatan kalangan perupa DIY dalam momentum vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika ini. Pertama adalah bentuk tanggungjawab kolektif lintas kalangan untuk ikut segera mewujudkan tercapainya target herd immunity. Kedua partisipasi kalangan perupa turut memperkuat spirit kebangsaan yang berbasis pada keberagaman sebagaimana tema Bhinneka Tunggal Ika yang dilekatkan pada gerakan vaksinasi massal. Kepeloporan Yogyakarta sebagai basis kota perjuangan dan nasionalisme parlu terus diwujud nyatakan dalam berbagai gerakan budaya.

“Nomer 3 adalah upaya terobosan membuka ruang kreatifitas dan produktifitas yang diharapkan akan direspon baik oleh masyarakat yang ibaratnya menjadi suplai oksigen bagi kalangan perupa. Sebagian tentunya tetap akan diwujukan dalam wujud aksi sosial bagi masyarakat terdampak pandemi Covid -19,” ujar Kuss.

Perupa Putu Sutawijaya yang turut berpartisipasi mengungkapkan bahwa dirinya merasa terhormat mendapat undangan di acara ini. Putu ingin memberi kesaksian lewat karyanya bahwa para seniman harus tetap kuat, tangguh dan optimis menghadapi masa depan meski tengah dilanda situasi pandemi yang memprihatinkan.

Acara live painting on the spot ini baginya juga merupakan sosialisasi dalam bentuk yang berbeda dengan kelompok-kelompok sosial masyarakat yang beragam di Yogyakarta, bahkan Indonesia. Apalagi, perupa yang juga pemilik Sangkring Art Space ini juga sudah divaksin dua kali, dan ingin memberi semangat pada komunitas seni dan masyarakat luas bahwa kesehatan itu penting untuk diperhatikan.

“Dunia kesenian harus tetap bergerak untuk membangun peradaban,” ucapnya.

Beberapa perupa terkemuka DIY seperti Nasirun, Putu Sutawijaya, Budi Ubrux, Bambang Herras, Dewa Mustika, Astuti Kusumo, Bayu Wardhana, Made Toris Mahendra, Hari Budiono dan Sidik Marto Wijoyo turut berpartisipasi aktif pada acara ini. Karya 10 perupa kondang ini akan dilelang secara terbuka pada 7 Oktober 2021 mendatang di Bale Raos Kraton Yogyakarta. Acara lelang lukisan sekaligus memperingati momentum hijrahnya pendiri Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono l dari Pesanggrahan Ambarketawang ke Kraton Yogyakarta pada 7 Oktober 1756. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: