03 Mar 2019

Mengenang Semangat Pejuang melalui Wayang Kulit

 

Yogyakarta (02/03/2019) jogjaprov.go.id – Keberadaan Pagelaran wayang kulit sebagai warisan budaya merupakan salah satu bukti bahwa kekayaan budaya DIY masih terus dijaga kelestariannya. Banyak pesan moral dan nasihat-nasihat yang tersirat dari cerita wayang kulit ini.

Mendampingi Mendagri Tjahjo Kumolo serta Kepala BPSDM Teguh Setyabudi, Sekda DIY Ir. Gatot Saptadi menghadiri Pagelaran Wayang Kulit yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber daya Manusia (BPSDM) Kemendagri Regional Yogyakarta bersama Organisasi Masyarakat (Ormas) Raja Sejatining Inti Kemanungsan (Raja Tikam), Sabtu (02/03) di Pendopo Agung Tamansiswa, Yogyakarta.

Ketua DPP Raja Tikam, Veronica Fitri mengungkapkan bahwa acara pagelaran wayang kulit ini adalah untuk memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, 70 tahun silam. Pagelaran wayang kulit dengan lakon Kresna Duka dimaksudkan untuk mengingat lagi perjuangan-perjuangan pendahulu bangsa yang mempersembahkan Indonesia bebas penjajah pada generasi selanjutnya.

Menimpali pernyataan Veronica, Kepala BPSDM Teguh Setyabudi menyampaikan bahwa selain dimaksudkan untuk memperingati Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, dipilihnya wayang kulit adalah karena merupakan sarana yang paling ampuh dalam era sekarang. Wayang Kulit merupakan media budaya yang sangat efektif untuk penyebaran kebijakan publik dan sosialisasi.

“Oleh karena itu mari kita jaga budaya warisan yang sangat luhur ini,” ujar Teguh. Teguh juga menyampaikan apresiasi tertingginya untuk seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu Teguh juga sangat mengapresiasi seluruh tamu yang hadir karena menurutnya hal tersebut merupakan salah satu bentuk cinta masyarakat kepada budaya warisan leluhur.

Setelah Dalang Ki Catur Benyek Kuncoro menerima penyerahan salah satu tokoh wayang dari Mendagri Tjahjo Kumolo, maka pertunjukan kayang kulit ini dimulai. (uk)

HUMAS PEMDA DIY

Bagaimana kualitas berita ini: