08 Mei 2019

Program Saemaul Harus Bisa Tingkatkan Ekonomi Warga

Gunungkidul (08/05/2019) jogjaprov.go.id - Realisasi program kerja sama sister province antara DIY dengan Provinsi Gyeongsangbuk, Korea Selatan, di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunungkidul, telah berjalan lima tahun. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap program dengan nama Saemaul ini bisa punya dampak baik bagi ekonomi warga desa sasaran.

“Saya melihat, program kerja sama ini berjalan baik, yang dilatih juga antusias. Jadi harapan saya program ini bisa dilanjutkan. Program ini harusnya memang membawa manfaat, tidak hanya sekedar di aspek fondasi yang dibangun, tapi juga saya ingin dari fondasi yang sudah ada ini masyarakat dilatih untuk mempraktikannya dan bisa punya ekonomi yang lebih baik. Jadi wilayah di sini juga ikut tumbuh,” ungkap Sri Sultan.

Ditemui usai peninjauan lokasi-lokasi pembangunan desa pada Rabu (08/05) di Desa Bleberan, Sri Sultan mengungkapkan, kerja sama ini akan berakhir pada Juli 2019 mendatang. Namun beliau menginginkan adanya penjelasan yang lebih terperinci terkait sejauh mana target pencapaian keberhasilan pelaksanaan program Saemaul ini.

“Di perjanjian itu kan ditulis untuk ditingkatkan keunggulannya, tapi ditingkatkan itu sejauh mana. Apa hanya sekedar meningkatkan kapasitas atau bagaimana. Karena itu, saya minta diterjemahkan lebih jelas lagi,” imbuhnya.

Peninjauan program Saemaul ini dilakukan ke Sumber Air Jambe yang merupakan program alih fungsi teknologi sumber air bersih yang semula menggunakan tenaga diesel menjadi tenaga listrik. Kunjungan selanjutnya ke green house Tanjung sebagai lokasi pembibitan melihat tingginya permintaan terhadap bibit tanaman pertanian. Peninjauan terakhir dilakukan di lokasi yang menjadi pusat budidaya jamur di Desa Bleberan.

Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk ini dalam rangka pembangunan desa percontohan di DIY. Dan Desa Bleberan menjadi salah satunya. Dengan kerja adanya kerja sama ini diharapkan desa-desa di Gunungkidul bisa semakin maju, mandiri, dan sejahtera bersama.

“Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada intinya terbuka menjalin kerja sama dengan siapa saja. Kerja sama yang kami jalin tujuannya untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran di Gunungkidul,” ungkapnya.

Menurut Badingah, Desa Bleberan merupakan satu dari tiga desa yang telah dipilih oleh Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia. Segala kegiatan yang dilakukan juga mendapat dukung masyarakat dengan memberdayakan potensi desa dan telah memberikan hasil positif. Ia berharap, program kerja sama ini menjadikan komponen masyarakat mampu melaksanakan percepatan pembangunan desa yang sinergi dan saling menopang.

“Dalam pengerjaan program-program kerja sama ini, masih ada catatan bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Salah satunya ialah kurangnya pendampingan, yang masih harus diperhatikan bersama dan ke depan diperbaiki bersama," paparnya.

Sementara itu, Direktur Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia, Hong Seunghoon menjelaskan, setelah penandatanganan kerja sama sister province antara Provinsi Gyeorgsangbuk dengan DIY pada Februari 2005 lalu, dimulailah Program Saemaul. Program pun diawali dengan penandatangan Surat Pernyataan Kehendak Kerja Sama Saemaul Undong antara kedua provinsi pada Mei 2008.

“Kerja sama ini ditindaklanjuti dengan pendirian Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia pada 2013. Dan pada 2016, yayasan menandatangani kesepakatan teknis dengan Pemerintah Daerah DIY,” imbuhnya.

Menurut Hong, untuk Desa Bleberan, pelaksanaan program kerja sama diawali dengan pemberian pelatihan dan diskusi untuk menggali kebutuhan masyarakat. Hingga akhirnya, tahun 2016 dan 2017 yayasan melaksanakan Program Alih Pungsi Teknologi Pelayanan Air Bersih yang sangat diimpikan warga desa, yang airnya bisa mengalir kapanpun selama 24 jam.

“Selain itu, dilakukan gotong royong membangun jalan dan renovasi balai desa. Kami juga membangun dua rumah kaca yang kemudian dikelola oleh Kelompok Wanita Tani PKK," paparnya.

Hong menambahkan, pada 2018, program yang dijalankan ialah pembangunan gedung serbaguna dan dimulainya program usaha budidaya jamur sebanyak 15 kelompok. Pada 2019 ini dilanjutkan lagi progtam budidaya jamur dengan membentuk 15 kelompok lainnya. Selanjutnya, yayasan akan membuat Desa Bleberan bisa terkenal sebagai daerah budidaya jamur dengan harapan warga bisa mengembangkan budidaya jamur secara mandiri. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: