18 Jun 2019
  Humas Berita,

Keluarga Jadi Benteng Utama Penyebaran HIV dan AIDS

Yogyakarta (18/06/2019) jogjaprov.go.id –  Dalam rangka menekan peningkatan jumlah penularan HIV dan AIDS di DIY, para penggiat penanggulangan penanggulangan HIV dan AIDS DIY dihimbau untuk mengedukasi warga. Meskipun KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) DIY memiliki keterbatasan anggaran, namun hal itu hendaknya tidak menyurutkan usaha KPAD DIY untuk terus menekan jumlah keterjangkitan virus.

Hal demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat menghadiri Pertemuan Koordinasi Penanggulangan HIV dan AIDS, Selasa (18/06) di nDalem Ageng, Kompleks Kepatihan, DIY. Paku Alam X berharap masyarakat yang teredukasi dengan baik akan menekan jumlah penderita HIV dan AIDS di DIY.

“Bagaimana sekarang saatnya peran warga untuk membantu penanggulangan penyakit ini. Aparat pemerintah tidak bisa berjuang sendirian, harus ada upaya untuk melibatkan masyarakat,” ujar Paku Alam X.

Dalam pertemuan yang bertujuan untuk menghasilkan pemikiran yang bisa secara konkrit dilakukan untuk mengatasi permasalahan HIV AIDS ini, Paku Alam X menghimbau untuk memperkuat keharmonisan dalam keluarga. Menurut Wagub DIY tersebut, hal ini dapat menjadi benteng bagi penyebaran virus HIV dan AIDS.

Wagub DIY berharap untuk bisa semua pihak agar bisa memberikan kontribusi yang positif. Meskipun sulit untuk mencapai kondisi ideal, namun target perubahan dapat dicapai dari unit yang paling kecil. 

“Apabila tidak mampu mengurangi, minimal kita bisa menahan angka pertumbuhan. Syukur tidak menambah angka,” tegas Wagub DIY.

Berty Murtiningsih, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DIY menyampaikan, menurut data dari tahun 1993 hingga 2019, jumlah kumulatif kasus HIV di DIY sebanyak 4.915 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.664 kasus masuk ke fase AIDS. Menurut Berty para penderita ini harus mendapatkan perawatan yang intensif. Meskipun belum terdapat obat atau serum untuk mematikan virus tersebut, namun ternyata virus tersebut dapat dilemahkan kekuatan penularannya. Dengan penanganan dan terapi pengobatan yang benar serta rutin, hal tersebut bukan tidak mungkin di wujudkan.

Tahun 2030, Kemenkes RI menargetkan Three Zero Point telah terpenuhi. Three Zero tersebut adalah Zero New Infection atau tidak ada infeksi baru HIV AIDS,  Zero AIDS Related Deaths atau tidak ada kematian akibat AIDS dan Zero Discrimination atau tidak ada stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV-AIDS. Hal tersebut yang saat ini menurut Berty menjadi konsentrasi penuh Dinkes DIY.

Saat ini menurut Berty, DIY semakin serius untuk menanggulangi HIV dan AIDS ini. Salah satunya adalah Dinkes DIY telah menyiapkan layanan tes HIV. Sejumlah 161 pelayanan kesehatan tingkat dasar dan lanjutan  di DIY telah mampu memberikan pelayanan tes HIV baik dari logistik maupun SDM.  Tak hanya pelayanan dasar namun juga pelayanan lanjutan. Dinkes DIY saat ini juga memiliki program memeriksa ibu hamil di DIY apakah terjangkit virus HIV atau tidak.

“Apabila ibu hamil positif HIV, resiko penularan kepada bayi sangat besar. Kalau kita ketahui sejak awal, maka akan lebih mudah di tangani dan di cegah penularannya,” jelas Berty.

Berty menyampaikan bahwa KPAD DIY sangat membutuhkan support untuk meruntuhkan gunung es dalam kasus HIV AIDS. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah untuk bersama-sama ikut memerangi penyakit tersebut. Masyarakat harus ikut memberikan dukungan moral kepada para penderita HIV dan AIDS. Selain itu sudah menjadi keharusan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memulai gaya hidup sehat agar bisa mewujudkan cita-cita Indonesia khususnya DIY mencapai target Three Zero point. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: