01 Jul 2019

Tersedia 152.663 Sapi di Gunungkidul Siap untuk Kurban

Gunungkidul (01/07/2019)jogjaprov.go.id. –Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kabupaten Gunungkidul menjadi sentra mobilisasi  hewan ternak dari  perbatasan luar DIY khususnya  dari daerah endimis  antraks yaitu Boyolali, Sragen, Pacitan dan Wonogiri, karenanya tidak surveilans ternak harus dilaksanakan dengan baik termasuk surveilans kemungkinan dampak penyakit tersebut terhadap manusia.

Hal ini harus dilakukan di daerah perbatasan. Lima kasus di wilayah Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, terhadap sapi mati mendadak diperkirakan karena penyakit antraks. Hasil yang dilaporkan setelah diteliti melalui Laboratorium dinyatakan negatif bagi manusia. Namun demikian situasi ini tetap harus diamati sampai 120 hari ke depan sejak ramainya pemberitaan sapi mati diduga antarks pada 19 Mei 2019 lalu.

Demikian disampaikan Trisno Agung Wibowo SKM., M.Kes, Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan DIY disela-sela Sosialisasi dan Finalisasi “Pemilihan dan Penanganan Daging Kurban“ menjelang Idul Adha Tahun 1440 H/2019 M di Ruang Rapat V lantai II di Komplek Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul di Wonosari (Senin,01/07). Acara ini dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Gunungkidul, Asman Latif dan diikuti Camat-Camat di wilayah perbatasan Gunungkidul, Tim Satgas Pangan Daerah dan pejabat instansi terkait serta tokoh agama di Kabupaten Gunungkidul.

Menurut  Trisno Agung Widodo untuk antisipasi terjadinya penularan antraks mengingat sebentar lagi  perayaan Idul Kurban lanjutnya,  apabila akan menyembelih sapi untuk kurban harus ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Puskeswan/Dinas Peternakan  setempat atau dari Lab yang menangani hal itu untuk memastikan kesehatan dan keamanan untuk dikosumsi hewan tersebut.

Disinggung apakah akan terjadi penularan antraks tersebut dari manusia ke manusia ? ditambahakan oleh dr Agung bahwa penularan antraks dari manusia ke manusia tidak akan terjadi, tetapi dari hewan ke manusia bisa terjadi, mengingat penyakit antraks ini sangat cepat dampaknya, maka apabila ada kasus bergejala  positif  antraks harus segera diobati dan dilakukan screening  sebagaimana telah dilakukan di Desa Bejiharjo bahwa seluruh penduduk di screening dan bahkan dari hasil screerning tersebut menurutnya  tidak ditemukan antraks dari hewan ke manusia di DIY.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Gunungkidul  Asman Latif seusai mengikuti Sosialisasi dan Finalisasi “Pemilihan dan Penanganan Daging Kurban“ menjelang Idul Adha tahun 1440 H/2019 M, menjelaskan bahwa Gunungkidul sebagai salah satu wilayah penyedia hewan kurban baik di DIY maupun Jakarta, ternak-ternak yang keluar dipastikan terbebas dari antraks dengan dibuktikan SKKH tersebut.

”Hewan yang keluar dari Gunungkidul ditandai dengan SKKH bebas antraks, artinya setiap binatang yang keluar sebelum keluar  dari pasar akan kita periksa dengan mengambil sampel darahnya, kita uji di lab, dan hanya akan bisa keluar apabila binatang itu betul-betul sehat, sehingga hewan kurban yang keluar dari Kabupaten Gunungkidul kita jamin kesehatannya termasuk telah bebas antraks," katanya.

Sehubungan dengan hal tersebut Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Gunungkidul menghimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir mencari sapi di Gunungkidul dan untuk lebih amannya mencari ataau membeli sapi tidak ke kandang individu atau perorangan tetapi ke pasar-pasar hewan, karena selalu diawasi secara bersama bahwa hewan yang akan dibeli tersebut memiliki SKKH.

Sementara itu dr. Retno dari Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul dalam  Sosialisasi Pemilihan dan Penanganan Daging Kurban yang diselenggarakan Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY tersebut menjelaskan tentang check point hewan kurban. Dikatakan bahwa sampai hari ini (01/07) dengan adanya  pemberitaan antraks tersebut sejak tanggal 15 Mei 2019 telah mengaktifkan kembali check point satu persatu hewan-hewan di 2 pasar hewan di Gunungkidul yaitu pasar hewan Siyono di Playen dan pasar hewan Ngebrak di Semanu Kabupaten Gunungkidul, sekaligus pendataannya. Khusus untuk Zona merah yang diduga menjadi wilayah berkembangnya antraks yaitu di Grogol: 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 untuk sementara hewan tidak boleh keluar wilayah sebelum dilakukanya pemeriksaan dari dinas terkait, untuk mengantisipasi berkembangbiaknya  spora zoonosi antraks lebih luas di Gunungkidul meskipun Gunungkidul sendiri bukan sebagai wilayah endemis antraks dan sekarang telah dilakukan vaksinasi di zona merah ini.

Menyangkut persiapan ternak menjelang  Idul Adha, jajaran Dinas Pertanian melalui puskeswan-puskewan di masih-masing wilayah yang membawahi pasar hewan Siyono dan Semanu telah menerjunkan  petugasnya tiap hari pasaran untuk memantau hewan kurban yang akan dikirim keluar daerah Gunungkidul. Dari data yang ada di Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul ketersediaan ternak/hewan kurban sampai hari ini berjumlah sebanyak 152.663 ekor sapi jantan. Sebagai perbandingan pada tahun 2018 jumlah sapi yang dipotong adalah sebanyak 18.701 ekor. (krn)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: