25 Jul 2019
  Humas Berita, Fasilitas,

Imunisasi HPV Masa Depan Indonesia Bebas Kanker Serviks

Yogyakarta (25/07/2019) jogjaprov.go.id –  Guna mengurangi prevalensi  penyakit kanker serviks, DIY akan memberikan Imuninasi Human Papilloma Virus (HPV) kepada 26.086 siswi sekolah dasar di DIY. Imunisasi akan diberikan saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bulan Agustus dan November mendatang.

Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Pencehan Penyakit Dinkes DIY Trisno Agung Wibowo, S.Km., M.Kes. saat Jumpa Pers dengan awak media, Kamis (25/07) di Kantor Dinas Kesehatan DIY terkait dengan Pengembangan imunisasi HPV di DIY. Trisno menyampaikan, kanker serviks menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di DIY setelah kanker payudara. Namun demikian, tahun 2015 WHO merekomendasikan imunisasi HPV sebagai upaya pencegahan primer kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV. Vaksin HPV yang digunakan dalam demonstrasi program adalah  quadrivalent yang mengandung HPV tipe 6, 11, 16 dan 18. Tipe 16 dan 18 adalah penyebab dari kanker serviks.

“Kegiatan ini sudah kita lakukan sejak tahun lalu. Animo masyarakat cukup tinggi, apalagi imunisasi ini dibayai pemerintah. Apabila harus membayar sendiri range harga vaksin cukup mahal,” jelas Trisno.

Lebih lanjut Trisno menyampaikan, kekebalan yang diberikan imunisasi ini adalah 100 %. Meskipun hasilnya baru akan terlihat 10 atau 20 tahun kedepan, tetapi ini adalah upaya nyata yang bisa diberikan oleh pemerintah mengingat kanker adalah penyakit yang kronis. Imunisasi akan diberikan kepada anak perempuan usia 9-13 tahun atau kelas 5 dan 6 SD. Pemberian vaksin sebelum infeksi dan aktifitas seksual diberikan secara suntikan intramuskulair, 2 dosis dengan interval 6 sd 15 bulan.

Suyani Hartono, S.Km, Pengelola Program Imuniasasi Dinkes DIY menambahkan, pihaknya mempunyai data yang valid terkait dengan sasaran imunisasi. Selain yang terdaftar pada sekolah formal , program ini juga akan menjangkau anak-anak yang tidak terdaftar pada sekolah formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kejar Paket A , Home Schooling dan anak-anak yang putus sekolah. Untuk itu pihaknya telah bekerjasama dengan kader dari pedukuhan untuk mendapatkan data.

“Kita punya 121 puskesmas di DIY yang akan melakukan imunisasi ini. Jadi nanti untuk mereka yang sekolah non formal nanti tetap akan dijangkau oleh kader-kader mitra puskesmas ini. Bisa imunisasi dengan diikutkan sekolah formal terdekat, atau juga bisa dilakukan di puskesmas,” jelas Suyani.

Lebih lanjut Suyani menjelaskan, bahwa tahu lalu target imunisasi ini terbilang sukses. Sejumlah 98% sasaran telah mampu dicapai. Oleh karena itu pihaknya optimis pada keberhasilan target tahun ini. Puskesmas dikatakan sudah menatur jadwal yang jelas. Pihak sasaran pun sudah diinfokan secara jelas.

Ditanya mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Suyani menjelaskan, imunisasi ini tergolong aman dan rendah resiko. Apabila terdapat KIPI pun masih tergolong tingkatan normal dan paling ringan. Tahun 2018, 2900 peserta imunisasi, hanya 1 orang yang mengalami KIPI dan dalam tingkatan yang paling rendah.

“Mari kita sukseskan imunisasi ini. Kita edukasi masyarakat demi kesehatan masa depan para penerus bangsa,” tutup Suyani. (uk)

Humas Pemda DIY

   

 

Bagaimana kualitas berita ini: