17 Sep 2019
  Humas Berita,

Pendekatan Budaya Mendukung Kohesi Sosial Transmigran

Sleman (17/09/2019) jogjaprov.go.id – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menjadi salah satu narasumber pada Kongres Nasional Transmigrasi 2019 yang diselenggarakan di Graha Sabha Pramana, UGM Yogyakarta pada Selasa (17/09) pagi.

Membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan bahwa Pemda DIY sangat mendukung terlaksananya program transmigrasi, dimana dalam satu dasawarsa terakhir (2010-2019) telah menempatkan transmigran asal DIY sebanyak 1.305 Kepala Keluarga dengan tujuan di Sumatera (313 KK), Kalimantan (623 KK) dan Sulawesi (369 KK).

Kongres Nasional Transmigrasi 2019 yang mengusung tema Restorasi Transmigrasi 4.0 Untuk Mewujudkan SDM Mandiri dan Sejahtera' dibuka oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sanjoyo.

Dalam Diskusi Panel Kongres Nasional Transmigrasi 2019 ini, Sri Paduka sebagai salah satu narasumber mengatakan penyelenggaraan transmigrasi ke depan semakin baik dan sharing pembiayaan dapat semakin meningkat dari Pemda Kabupaten atau Kota. Hal ini dapat meminimalisir permasalahan yang muncul seperti alokasi penempatan yang tidak sesuai dengan animo transmigran.

“Pendekatan budaya juga mendukung kohesi sosial di antara para transmigran dan penduduk lokal,” jelasnya. Selain itu, Wagub DIY juga mengatakan akan pentingnya komunikasi yang baik dengan daerah yang akan menjadi tempat transmigran dan perlu adanya MoU.

Ditambahkan oleh Sri Paduka bahwa proses-proses kohesi sosial yang menghasilkan integrasi sosial harus dibedakan dengan kohesi sosial yang bercorak asimilasi, yaitu mengasimilasikan penduduk asli setempat menjadi sama dengan dan menjadi bagian dari masyarakat asal transmigran.

“Jika kohesi sosial menjadi landasan terwujudnya integrasi sosial maka, hubungan kekuatan sosial diantara transmigran dan warga lokal akan menjadi lebih erat,” tutupnya.

Diskusi yang dipandu oleh Liviana ini, menghadirkan beberapa narasumber lainnya yaitu Guru Besar UPN Veteran Jatim, Direktur Utama PT. Guna Nusa Era Mandiri dan Perwakilan Media.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sanjoyo memberikan sambutannya sekaligus membuka acara kongres tersebut. “Transmigrasi telah membantu menyukseskan pembangunan ekonomi banyak tempat di luar Jawa dan banyak yang berkembang," katanya.

Eko mengatakan, saat ini kurang lebih 1200 desa dan dua ibu kota provinsi tersebut berasal dari daerah transmigrasi, salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Utara. Keberhasilan transmigrasi begitu besar, kita tidak dapat menutup mata bahwa tantangan dimasa lalu berbeda dengan tantangan yang dihadapi pada saat ini.

Ditambahkan oleh Eko, bahwa saat ini masyarakat harus dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Dengan memanfaatkan teknologi, maka segala kegiatan akan mudah dilakukan.

Restorasi pembangunan transmigrasi secara nasional yang selaras dengan perubahan yang terjadi di era digital ini sangat di perlukan, terutama dalam rangka mengantisipasi dinamika Revolusi Industri 4.0.  Penyelenggaraan transmigrasi saat ini difokuskan pada empat hal yaitu revitalisasi kawasan transmigrasi, pemenuhan standar pelayanan minimal, kemitraan sebagai upaya untuk menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan lintas sektor terkait, serta penyelesaian sertifikat tanah hak milik.

Jumlah peserta kongres kurang lebih 1.500 yang terdiri dari Pemerintah Pusat dan Daerah, para akademisi dari berbagai bidang ilmu, perwakilan BUMN, perwakilan mitra usaha, sektor usaha, lembaga non pemerintah, mahasiswa dan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, dilaksanakan juga penandatanganan Deklarasi Bulaksumur dan Gerakan Nasional Transpolitan 4.0. (Za/teb)

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: