19 Sep 2019
  Humas Berita,

Wagub DIY Himbau GMKI Rangkul Warga Papua

Yogyakarta (19/09/2019) jogjaprov.go.id – Meskipun agama yang dianut berbeda, namun kebersamaan bisa tetap terjaga melalui kesamaan pandangan kepada budaya. Karena budaya adalah soal rasa, sehingga apabila rasa yang berbicara maka tidak akan ada Sara yang mampu merusak persatuan bangsa.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat menerima audiensi Gerakan Muda Kristen Indonesia (GMKI) DIY, Kamis (19/09) di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, terkait rencana GMKI DIY mengadakan konser Jogja Cristmast Harmony yang akan digelar Sabtu, 28 Desember mendatang di DIY.

Menanggapi akan digelarnya event konser natal GMKI DIY tersebut, Sri Paduka menyambut baik dan menyampaikan kebersamaan harus tetap dijaga. Meskipun agama yang menjadi landasan event tersebut namun Sri Paduka sangat mengapresiasi usaha GMKI yang berusaha merangkul semua kalangan tanpa memandang agama, suku dan ras. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan toleransi dan tenggang rasa yang berujung pada persatuan dan kesatuan masyarakat DIY.

“Jangan berkecil hati karena menjadi minoritas. Kita semua adalah saudara. Harus saling merangkul dan menjaga persaudaraan. Kita tunjukan bagaimanana kita adalah satu!” tandas Sri Paduka.

Selain hal tersebut, Sri Paduka secara khusus meminta kepada GMKI DIY agar merangkul dan mengajak warga Papua untuk bisa ikut ambil bagian dalam konser tersebut. Wagub DIY tersebut menginginkan siapapun itu yang berada di DIY harus bersatu. Setiap suku yang ada di Indonesia merupakan keluarga. Sehingga apa yang menjadi permasalahan dari keluarga harus dapat diurai bersama-sama dan saling mengisi kekurangan. Hal tesebut yang menurut Sri Paduka merupakan unsur keistimewaan DIY.

“Berbeda boleh, tapi bukan berarti harus berahir dengan perpecahan. Dalam Kristen, kasih adalah soal rasa yang mewakili semua aspek. Mari jaga hal tersebut, dan tularkan kepada sesama,” tutup Sri Paduka.

Dwi Purnomo, Sekretaris DPD GAMKI DIY yang datang bersama 7 orang anggota GMKI DIY lainnya ini menyampaikan, konser natal ini memang dikonsep bukan untuk ibadah. Dalam acara ini juga akan dilaukan orasi kebudayaan dan juga orasi kebangsaan. Purnomo menyampaikan, konser ini tidak hanay diperuntukan bagi kalangan Kristen saja. Namun terbuka untuk Umat Islam, Katholik, Hindu, Budha dan yang lain. “Nantinya kita juga menggandeng Fatayat NU untuk ambil bagian dalam acara ini. Salah satunya Yenni Wahid yang kita hubungi untuk bisa mengisi orasi kebudayaan,” papar Purnomo.

Menanggapi pesan wagub DIY terkait merangkul warga Papua pada konser yang direncanakan akan diikuti oleh sekitar 4500 orang ini, Purnomo menyampaikan, hal tersebut sudah menjadi pemikiran serius bagi GMKI. Pihaknya sudah merancang keterlibatan warga Papua agar bisa saling merangkul dan memperkuat persaudaraan.

“Konser ini diharapkan juga bisa menjadi pintu masuk untuk rekonsiliasi masyarakat Papua di DIY dengan lingkungan dan begitupun sebaliknya. Ya kita sama-samalah, kan yang menjadi tujuan kita sama, DIY yang bersatu dan tetap istimewa. Ada waktunya bicara soal iman, ada waktu bicara kebangsaan. Semua harus sesuai porsinya,” tutup Purnomo. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: