Paku Alam X Tandai Peletakan Batu Pertama Padhepokan Perisai Diri
Sukoharjo,(21/09/2019)jogjaprov.go.id. – Pembangunan Padepokan Perisai Diri (PD) sebaiknya tidak eksklusif tetapi harus dapat membuka diri seluas-luasnya untuk kegiatan-ekgiatan sosial, budaya dan kemasyarakatan. Dengan demikian keberadaan padhepokan ini nantinya bukan hanya menjadi milik orang Solo Raya tetapi menjadi milik dunia. Oleh karena itu diharapkan PD hadir untuk kemaslahatan masyarakat secara luas.
Harapan demikian disampaikan oleh pembina Perisai Diri KGPAA Paku Alam X yang juga Wakil Gubernur DIY siang tadi (Sabtu, 21/09) pada peletakan batu pertama Pembangunan Padhepokan Perisai Diri (PD) Solo Raya di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Pada kesempatan tersebut hadir pula Ketua Umum Perisai Diri Pusat Ir. Dwi Sutjipto M.M, Ketua Perisai Diri Jawa Tengah, Ketua Umum Perisai Diri Solo Raya Heru Tetuko, juga para pendekar, pelatih, dan anggota Perisai Diri di DIY dan Jawa Tengah.
Tuan rumah Perisai Diri Solo Raya Dalyatno dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan Kelatnas Indonesia Perisai DIR (PD) serta Peletakan Batu Pertama Pembangunan Padhepokan PD merupakan salah satu program Kerja Keluarga Silat Nasional Indonesia (Kelatnas ) Perisai Diri serta merupakan wujud kegotongroyongan, kekompakan dan solidnya Keluarga Silat Nasional Perisai Diri.
Sementara itu Ketua Umum Perisai Diri Ir. Dwi Soetjipto, M.M mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepa Keluarga Dalyanto P. yang telah menyediakan lahan untuk pembangunan Padhepokan Perisai Diri di Solo Raya tersebut. Dengan demikian dengan adanya fasilitas padhepokan tersebut akan semakin menambah kemajuan Perisai Diri bukan saja di Solo Raya tetapi ditingkat nasional bahkan tingkat dunia. Ditambahkan bahwa Solo Raya akan menjadi ajang Kejurnas Pencak silat tahun ini sehingga diharapkan untuk segera berbenah dan mempersiapkan diri demi keseuksesan Kejurnas tersebut sehingga dapat melanjutkan cita-cita pendekar besar asal Yogyakarta yakni Alamrahum Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo.
Selanjutnya Sri Paduka menyatakan bahwa peletakan batu pertama yang dimulai dengan pengambilan blethok sebanyak 7 (pitu) sebagai filosofi pitulungan atau pertolongan. Ditambahkan ada tambah sebanyak 4 kali menjadi sebelas (sewelas) suatu simbul kawelasan. Makna yang terkandung dalam prosesi ini adalah bahwa jika kegiatan tersebut kita lakukan tanpa ridlo Allah tidak akan ada artinya atau sia-sia.
Di bagian lain Sri Paduka Paku Alam X mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu Yogyakarta gencar menyelenggarakan Festival Pencak Silat yang diikuti lebih dari 1500 orang. Hal ini merupakan bukti ketebukaan dan kesolidan kita semua. Karenanya Sri Paduka mohon dukungan dan menyampaikan harapan kepada masyarakat luas untuk ikut berpartiasipasi, ikut membesarkan kegiatan semacam ini sebagai bagian dari budaya Indonesia. “ Budaya, akarnya adalah rasa. Ketika rasa yang bicara itu lepas dari religiusitas, lepas dari SARA, dan sekat-sekat pembatas lainnya. Karena rasa yang dipakai. Saya, Paku Alam X berkawan dengan kawan-kawan Perisai Diri bukan karena sukunya, bukan karena agamanya, tetapi karena rasa" tandas Sri Paduka.
Pembangunan Gedung Padhepokan Perisai Diri di Solo Raya yang akan dibangun dengan luas 24 X 15 m persegi berlantai 2 dilengkapi dengan perkantoran administrasi , pendopo, gazebo, arena latihan, gudang dan mess, dan kamar mandi. Pembangunan ditandai dengan Peletakan Batu Pertama oleh Sri Paduka dan berturut-turut dilanjutkan oleh Ketua umum PD pusat dan daerah, serta Dalyanto sebagai tuan rumah dan istri.
Humas DIY