22 Okt 2019
  Editor Berita, Kebudayaan,

Tingkatkan Investasi Intelektual Melalui Budaya Keris

Yogyakarta (22/10/2019) Jogjaprov.go..id – Komunitas Lingkar Kajian Keris (LKK) diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan dapat melestarikan budaya terutama budaya keris, karena edukasi untuk masyarakat merupakan investasi intelektual yang berharga dan dapat bertahan lama.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat menerima audiensi komunitas Lingkar Kajian Keris di Gedhong Pare Anom, kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Selasa (22/10) pagi.

Lingkar Kajian Keris merupakan sebuah Komunitas yang mewadahi studi seputar problematika jagat perkerisan, dan memberi apresiasi dan wacana budaya keris secara proporsional. Dalam audiensi tersebut komunitas LKK memohon kepada Wakil Gubernur DIY berkenan memberikan dukungan serta nasehat, agar komunitas LKK dapat lebih terarah dan mengedukasi.

Wakil Gubernur DIY mengapresiasi dan mendukung adanya komunitas LKK, beliau menyampaikan bahwa perkembangan zaman saat ini semakin luas, ada beberapa orang yang mencintai budaya dan ada beberapa orang yang tidak peduli akan budayanya. Akan tetapi ketidakpedulian orang akan budaya itu tidak bisa di tahan, karena semua orang memiliki haknya masing masing, maka yang perlu diberikan adalah pemahaman yang dimulai dari silaturahmi dan perlahan-lahan mengenalkannya.

Lebih lanjut Sri Paduka menyampaikan bahwa Yogyakarta memiliki kurang lebih 4 kelompok pecinta keris, dan masing masing kelompok memiliki ciri khasnya dan keunggulannya masing masing. Burung yang bulunya sama, cenderung berkelompok, akan tetapi yang diharapkan untuk masing masing kelompok harus ada kemaslahatan, dan harus berguna dan memiliki nilai tambah untuk edukasi masyarakat.

“Harapan saya untuk komunitas Lingkar Kajian Keris ialah membentuk komunitas yang terbuka, dan adanya legalitas, karena apabila komunitas memiliki legalitas akan lebih nyaman. Dan komunitas ini diharapkan memiliki sifat paguyuban agar kekeluargaannya semakin dekat dan untuk menjadikan komunitas ini menjadi lebih terkenal dan diakui keberadaannya dapat dimulai lewat tulisan, yaitu tulisan tentang pengenalan keris serta sejarahnya” ungkap Sri Paduka.

Ki Ageng Pramono selaku ketua Komunitas Lingkar Kajian Keris menyampaikan, bahwa selama ini banyak pemahaman masyarakat yang salah akan keris. Masih banyak masyarakat yang menganggap keris sebagai benda yang mistis. Maka kami komunitas Lingkar Kajian Keris memiliki tugas untuk meluruskan pemahaman tersebut dengan mengedukasi tentang keris kepada masyarakat melalui kegiatan kegiatan yang bermanfaat, seperti pameran dan kajian keris. (Yn)

Humas Pemda 

Bagaimana kualitas berita ini: