30 Okt 2019
  Humas Berita,

Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

 

Sleman (29/10/2019) jogjaprov.go.id – Visi “Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Yogya” telah meletakkan paradigma maritim dan budaya bahari sebagai landasan menuju samudera yang lebih luas yaitu samudera Hindia, demikian sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang disampaikan oleh Sekda DIY, Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si., dalam acara Sosialisasi Perizinan di Bidang Pengelolaan Ruang Laut pada Selasa (29/10) di Hotel Grand Mercure Yogyakarta.

Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, sehingga Negara kita harus meningkatkan peran aktifnya di bidang maritim. Karena itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah memberikan arahan pembangunan DIY yang tercantum pada visi Gubernur, sehingga menjadi penuntun bagi Pemerintah Daerah DIY dalam menjalankan roda pemerintahan lima tahun kedepan (2017-2022), tutur Arofa.

“Samudera Hindia merupakan samudera terbesar ketiga di bumi yang menyediakan sumber kehidupan bagi para nelayan. Dilihat dari kepentingan ekonomi, Samudera Hindia memiliki potensi yang sangat prospektif, diantaranya: pasar yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 milyar; sekitar 70% perdagangan dunia melewati kawasan ini; menyimpan sekitar 55% cadangan minyak dunia dan 40% cadangan gas dunia; memproduksi sekitar sepertiga produksi tuna dunia; serta menyimpan berbagai cadangan mineral yang bernilai ekonomis tinggi.  Samudera Hindia secara geografis dan geo-strategis menjadi sangat penting dalam konteks kepentingan ekonomi dan juga pertahanan keamanan global”, ungkapnya..

Arofa menyampaikan bahwa jalur transportasi laut Samudera Hindia merupakan jalur yang penting bagi lalu lintas perdagangan dunia. Tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) juga menjadi faktor pendukung lain dalam kesuksesan maritim Indonesia. ALKI merupakan alur yang dapat digunakan pelayaran kapal dan penerbangan pesawat internasional secara normal dan damai. Serta telah dilalui sekitar 45 persen dari total nilai perdagangan dunia.

Berdasarkan ulasan diatas, sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim, tutur Arofa.

“Untuk DIY sendiri, sudah memiliki modal dalam pembangunan kawasan pesisir Samudera Hindia dimana terwujudnya akses Jalan Lintas Selatan DIY sepanjang 125, 125 km dari Karangnongko Kulon Progo sampai dengan Jerukwudel, Kabupaten Gunungkidul dan tembus Wonogiri” tutup Arofa.

Acara ini turut dihadiri oleh Brahmantya Satyamurti Poerwadi, S.T., Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, Suharyanto, Direktur Perencanaan Ruang Laut, Dr. Miftahul Huda, M.Si., Perencanaan Tata Ruang Laut, Trisna Akhmad, Kementrian Dalam Negeri, Dirut Pendapatan Daerah, Ir. Bayu Mukti Sasongka, M.Si., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, civitas akademika universitas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta pelaku usaha swasta serta ratusan tamu undangan.

“Pengelolaan ruang laut yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian dilakukan untuk melindungi sumber daya dan lingkungan serta untuk memanfaatkan potensi sumber daya atau kegiatan di wilayah laut yang berskala nasional dan internasional” ungkap Brahmantya pada sambutannya. (du/teb)

Bagaimana kualitas berita ini: