30 Okt 2019
  Humas Berita,

Sarana Edukasi Melalui Kampung Satwa Festival

Yogyakarta (30/10/2019) jogjaprov.go.id – Semakin berkembangnya pemukiman penduduk akan berakibat pada berkurangnya habitat satwa. Secara pasti, hal tersebut memaksa satwa untuk beradaptasi dengan makin berkurangnya habitat tersebut.

Hal demikian disampaikan oleh Sri Paduka saat menerima audiensi  panitia Kampung Satwa Festival III 2019, Rabu (30/10) di Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Audiensi yang bertujuan untuk menyampaikan akan digelarnya Kampung Satwa Festival III 2019 pada 15 – 17 november mendatang.  

Sri Paduka menuturkan, harus ada penanganan yang baik kepada satwa. Banyak yang harus diperhatikan, salah satunya untuk tidak merusak yang sudah menjadi habitat mereka. Tentunya, sangat penting menjaga lingkungan agar kelestarian alam tetap terjaga. Untuk itu, edukasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dan melestarikan satwa sangatlah penting. Edukasi merupakan investasi intelektual yang long lasting.

“Festival ini diharapkan dapat menjadi sebuah upaya untuk mengedukasi warga Jogja tentang bagaimana pemeliharaan satwa yang baik," tutur Sri Paduka

Sri Paduka berharap, selain festival, acara ini juga dapat menjadi ajang silaturami dan  wadah untuk saling berbagi antar komunitas. Juga memiliki muatan untuk mengedukasi warga.

Rombongan panitia festival dipimpin ketua panitia dan sekretaris panitia Kampung Satwa Festival III 2019, Nurmala Dewi dan Hanif Kurniawan. Festival dengan tema “Konservasi Satwa dan Budya”  ini akan digelar di Kampung Satwa, Kedung Banteng, Sumberagung, Moyudan, Sleman.

“Event ini merupakan acara tahunan dari kawan-kawan komunitas di Yogyakarta, dengan memberikan edukasi kepada masyarakat Yogyakarta terkait dengan konservasi satwa. Juga kita sosialisasikan bagaimana mengelola alam dengan lebih bijak agar lebih terawat untuk generasi mendatang,” ungkap Hanif.

Hanif menjelaskan, nantinya rangkaian kegiatan Kampung Satwa Festival III 2019 adalah senam sehat ceria, workshop wayang kancil untuk anak-anak sekolah dasar sebagai upaya penanaman kecintaan pada satwa. Workshop Ekology & Identifikasi Ular, P3K Gigitan Ular Berbisa dan Lomba Imobilisasi, yang akan menghadirkan dr. Tri Maharani dari WHO. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat paham mengenai dampak dari gigitan ular serta bagaimana penanganan P3K nya. (du)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: