02 Nov 2019
  Humas Berita,

Tunda Pernikahan Dini Guna Tingkatkan Kualitas Remaja

Bantul (02/11/2019) jogjaprov.go.id – Pernikahan tidak hanya sekedar ijab qabul semata, namun ada tanggung jawab besar yang akan dipikul setelah berkeluarga. Untuk itu, sangatlah penting mencegah pernikahan dini, karena menikah membutuhkan persiapan mental, material, serta pendidikan guna menghasilkan penerus bangsa yang berkualitas.  

Hal demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, saat membuka acara Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra Kerja yang dilaksanakan oleh BKKBN DIY, Sabtu (02/11) di History Of Java Museum Pyramid, BantuL, Yogyakarta.

“Dampak pernikahan dini terhadap kehidupan suatu bangsa pad amasa yang akan datang sangatlah besar seperti pendidikan rendah, sub-ordinasi keluarga, peluang kematian ibu tinggi, KDRT dan Drop Out sekolah,” jelas Sri Paduka.

Sri Paduka berharap, remaja masa kini mampu berperilaku sehat dan memiliki akhlak mulia untuk mewujudkan Generasi berencana (GenRe). Remaja sebagai penerus bangsa harus bisa terhindar dari tiga resiko dalam kesehatan reproduksi remaja yaitu seksualitas, Napza, dan pernikahan usia dini. Remaja harus memiliki rencana mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. “Semoga upaya mewujudkan peningkatan komitmen keberhasilan program ini dapat tercapai. Mari memburu masa depan, saatnya yang muda yang berencana,” ujar Sri Paduka.

Plt. BKKBN DIY, Rohdhiana Sumariati S.Sos M.Sc menyampaikan, pernikahan dini telah menjadi permasalah nasional yang dihadapi Idonesia, termasuk DIY. Padahal resiko pernikahan dini ini tidak main-main. Salah satunya adalah meningkatkan resiko penyakit kanker mulut rahim pada wanita karena berhubungan seks pada saat organ reproduksi belum siap.

Tidak hanya resiko penyakit kanker, pernikahan dini juga menimbulkan dampak tekanan psikologis bagi pasangan muda yang timbul dari permasalahan emosi yang belum matang, materi yang belum mapan, serta tuntutan untuk mengasuh dan membesarkan anak. Hal tersebut dapat meningkatkan angka perceraian di masyarakat serta meningkatkan angka kemiskinan.

Rohdiana menjelaskan, acara ini bertujuan untuk melaksanakan sosialisasi pentingnya pembangunan keluarga melalui pendidikan Keluarga Berencana untuk remaja. Hal tersebut diharapkan mampu mewujudkan ketahanan keluarga dan menjadikan remaja lebih teredukasi.  

“Acara sosialisasi GanRe ini untuk membekali remaja-remaja agar mencapai angka pendewasaan usia perkawinan yaitu 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk laki-laki,” ujar Rohdiana.

Acara ini dihadiri oleh 360 peserta yang terdiri dari 200 orang anggota Saka DIY, 20 orang anggota forum GenRe, 100 orang komunitas remaja yang belum terpapar dengan program GenRe dan 30 orang dari peserta lomba poster. Hadir dalam acara tersebut, Kepala BKKBN RI dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (k), Jajaran pejabat Forkipimda DIY, Jajaran pejabat Kwarda DIY, Naggota Pramuka, Duta Genre, Remaja DIY serta tamu undangan lain. (uk)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: