14 Nov 2019

UMKM Jangan Sampai Berprinsip "Waton Payu"

Sleman (14/11/2019) jogjaprov.go.id – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X membuka kegiatan Grebeg UMKM yang diadakan oleh Bank Indonesia di Hall Ambarrukmo Plaza, Kamis (14/11) siang. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Yogyakarta beserta jajaran, Wakil Bupati Sleman Dr.Hj. Sri Muslimatun, Asosiasi Perbankan, dan juga Asosiasi Pengusaha di DIY.

Membacakan sambutan Gubernur DIY, Wakil Gubernur DIY menyatakan bahwa pemerintah DIY menyambut baik dan mednukung adanya kegiatan Garebeg UMKM yang ketiga tahun 2019 dengan tema peluang dan tantangan di era digital "The Future Work".

"Dalam sepuluh tahun terakhir, mesin penggerak ekonomi daerah adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dengan proporsi jenis usaha hingga sebesar 92% dari total jenis usaha di DIY. UMKM memegang kunci dinamisasi laju perekonomian daerah yang pergerakannya sudah terbukti cenderung lebih stabil dan tahan banting," ujar Sri Paduka.

Lebih lanjut, Sri Paduka bertukas bahwa sejatinya UMKM harus mampu memahami konsep cost of quality" dalam upaya menjaga loyalitas konsumen melalui produk-produk berkualitasnya. "Technology and quality synergy akan melahirkan produk-produk berkualitas secara berkelanjutan, dengan menghilangkan konsep 'waton payu'," jelas Sri Paduka.

Sri Paduka juga menghaturkan rasa terima kasihnya kepada Bank Indonesia, karena telah berpartisipasi dan terlibat langsung dalam pengembangan UMKM di DIY melalui berbagai program. “Besar harapan kami, peningkatan kualitas produk diiringi dengan pengambangan SDM pengusaha UMKM dengan tiga literasi dasar yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Yogyakarta, Hilman Trisnawan menuturkan bahwa kemajuan industri UMKM ini sendiri juga berkaitan erat dengan kesiapan dari teman-teman dunia usaha di bidang pariwisata, atau industri dan kerajinan “Perluu segera berbenah. Nampaknya kalau kita berjalan sendiri-sendiri, maka tidak akan dapat optimal, usaha yang sifatnya one man show kemungkinan tidak berjalan dengan optimal. Supaya optimal, Bapak dan Ibu sekalian dapat berkolaborasi,” jelas Hilman

Adapun peserta dari Garebeg UMKM ini sendiri diikuti kurang lebih 50 tenant dari pelaku usaha fashion, kriya dan kuliner. Pameran ini sekaligus akan menjadi showcase BI terhadap UMKM hasil binaannya selama tahun 2019. Disamping pameran stand UMKM, terdapat pula Talkshow QRIS, Lomba Barista, Lomba Tari Garapan Gaya Yogyakarta, Seminar Nasional “Peluang dan Tantangan di Era Digital: The Future of Work”, BI Corner, dan juga Parade yang turut dihadirkan dalam Garebeg UMKM DIY kali ini. Pameran UMKM ini sendiri terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga 18 November 2019. [vin]

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: