08 Okt 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

ASN Pemda DIY Tampi Berkah Pareden Gunungan Mulud 

Yogyakarta (08/10/2022) jogjaprov.go.id - ASN Pemda DIY menerima Paringan Dalem Ubarampe Pareden dari Keraton Yogyakarta dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (08/10) pagi atau 12 Mulud 1444 H. 

Ubarampe tersebut terdiri dari dua bokor (kendi) yang diterima secara simbolis oleh Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji di Pendapa Wiyatapraja, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Utusan Dalem yang menyampaikan ubarampe yakni KRT Widyacandra Ismayaningrat dan KMT Pura Prajawinata. 

Sekretaris Daerah DIY dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Ngarsa Dalem juga Keraton Yogyakarta atas berkah pareden gunungan yang diterima. Sekda DIY mengatakan bahwa pareden tersebut diharapkan dapat membawa berkah bagi keluarga besar Pemda DIY dan Kepatihan. Aji turut mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat sehingga pembagian pareden gunungan bisa dilakukan dengan baik.

Tambah Aji, perlambang ini adalah tanda tresna kepada masyarakat, khususnya kepada pegawai di Kepatihan. “Ini (pareden) adalah simbolisasi dari keraton harapannya mendatangkan kesejahteraan di kalangan pegawai dan masyarakat,” jelasnya. 

Ia menuturkan, pareden yang dibagikan tersebut sejatinya hanya sebagai simbolisasi, berbeda dengan pelaksanaan Garebeg pada umumnya. “Masih dalam suasana Covid-19, pareden ini untuk simbolisasi, dibagikan sebagai wujud dari berkah, namun berbeda dengan wujud pareden (gunungan) yang sesungguhnya, tapi maknanya masih tetap sama,” tutupnya. 

Sementara, Utusan Dalem, KRT Widyacandra Ismayaningrat mengatakan jumlah pareden yang dibagikan yakni 2.800 pareden. “Telah dibagikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Pura Pakualaman. Semalam (07/10) juga telah dilakukan pembagian udhik-udhik oleh Ngarsa Dalem di Masjid Gedhe di pagongan kidul, pagongan lor, dan di dalam Masjid Gedhe. Insyaallah tahun depan kondisi sudah normal kembali,” tutupnya. 

Adapun perwakilan ASN Pemda DIY yang hadir pada kesempatan tersebut Kepala Bappeda DIY, Kepala BPKA DIY, Plt. Asekda Bidang Pengembangan SDM, Paniradya Pati Kaistimewan, dan beberapa Kepala OPD DIY seperti Kepala Dinas PUESDM DIY, Kepala Disdikpora DIY, Kepala Dinas LHK DIY, Kepala Disnakertrans DIY, Kepala Disbud DIY, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. 

Sementara, pada waktu yang sama, Kadipaten Pakualaman juga menerima dua bokor kendi pareden gunungan yang diantarkan Utusan Dalem yakni KRT Wijaya Pamungkas dan KRT Sumarno Kusumoyudo. Pareden diterima oleh KPH Indrokusumo dan dibagikan kepada internal Kadipaten Pakualaman termasuk para Abdi Dalem. 

Ngarsa Dalem Sebar Udhik-udhik, Pertama Setelah Pandemi 

Sehari sebelumnya, Jumat (07/10) malam, Ngarsa Dalem menyebar udhik-udhik yang terdiri dari beras, bunga, uang logam, kepada masyarakat dan pengrawit Gamelan Sekati di Masjid Gedhe. Udhik-udhik merupakan perlambang sedekah dari raja atau pemimpin kepada masyarakat. 

Adapun Ngarsa Dalem menyebar udhik-udhik dimulai dari Pagongan Kidul, Pagongan Lor, dan di dalam Masjid Gedhe. Setelah menyebar udhik-udhik, Sri Sultan mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan sumping bunga melati di telinga sebagai perlambang seorang raja atau pemimpin akan selalu mendengarkan keluh kesah rakyatnya. 

Adapun Miyos Dalem atau hadirnya Ngarsa Dalem untuk menyebar udhik-udhik di Masjid Gedhe merupakan kali pertama dilakukan semenjak pandemi Covid-19 melanda DIY. Meski demikian, masyarakat yang hadir di lokasi tetap diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. 

Tepat pukul 23.00 WIB, Kanca Gladak memanggul Gamelan Sekati (Kanjeng Kiai Gunturmadi dan Kanjeng Kiai Nagawilaga) untuk dikembalikan ke dalam keraton dan diletakkan kembali di Kagungan Dalem Bangsal Trajumas. Prosesi inilah yang dikenal dengan nama Kondur Gangsa. Hal ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya Hajad Dalem Sekaten yang telah dimulai sejak Sabtu (01/10) melalui prosesi Miyos Gangsa

Terdapat lima bregada prajurit yang mengiringi prosesi Kondur Gangsa ini yakni Wirabraja, Patangpuluh, Ketanggung, Mantrijero, dan Nyutra. Udhik-udhik merupakan perlambang sedekah dari raja kepada rakyat. 

Adapun Ngarsa Dalem menyebar udhik-udhik dimulai dari Pagongan Kidul, Pagongan Lor, dan di dalam Masjid Gedhe. Setelah menyebar udhik-udhik, Sri Sultan mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan sumping bunga melati di telinga sebagai perlambang seorang raja atau pemimpin akan selalu mendengarkan keluh kesah rakyatnya. Tepat pukul 23.00 WIB, Kanca Gladak memanggul Gamelan Sekati untuk dikembalikan ke dalam keraton dan diletakkan kembali di Kagungan Dalem Bangsal Trajumas. 

Terdapat lima bregada prajurit yang mengiringi prosesi Kondur Gangsa ini yakni Wirabraja, Patangpuluh, Ketanggung, Mantrijero, dan Nyutra. Patangpuluhan. Wakil Penghageng Kawedanan Keprajuritan Keraton Yogyakarta KRT Wiraningrat mengatakan para bregada juga berfungsi untuk mengontrol kerumunan. “Selain mengiringi prosesi keluar masuknya gamelan, para bregada ini juga bertugas menjaga keamanan dan mengatur kerumunan masyarakat agar prosesi berjalan tertib dan lancar,” katanya. 

Lebih lanjut, Kanjeng Wiraningrat memaparkan bahwa tahun ini ada beberapa perubahan tatanan, khususnya pada paraga dan pengageman (pakaian). Sebelumnya, paraga untuk mengusung gangsa (gamelan) atau kanca gladag dan kanca bekaken yang membawa lilin biasanya dari masyarakat umum. Tahun ini, paraga-nya diganti menjadi prajurit bregada. “Selain itu, untuk kapten atau wedana yang biasanya memakai busana peranakan dan iket/udeng, sekarang diubah menjadi memakai busana beskap hitam dan kuluk,” tutupnya. [vin]

HUMAS DIY 



Bagaimana kualitas berita ini: