04 Mar 2022
  Humas Berita,

Bappeda DIY Serahkan Arsip Berusia 79 Tahun Kepada DPAD DIY

Bantul (04/03/2022) jogjaprov.go.id – Sebanyak 634 arsip kartografi tentang perjalanan pembangunan DIY dari tahun 1943 hingga tahun 1998 milik Badan Perencanaan & Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY diserahkan kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. Terdapat satu arsip kartografi berusia 79 tahun yang diserahkan oleh Bappeda DIY, yaitu peta Jawa Madura yang memiliki nilai historis yang tinggi.

Proses pemindahan arsip-arsip ini sudah berjalan sejak Rabu (02/03) lalu. Pemindahan ratusan lembar arsip yang di kemas dalam 7 filling cabinet ini berjalan lancar dan tanpa kendala. Proses ini berlanjut dengan penandatanganan Berita Acara serah terima sekaligus penyerahan arsip secara simbolis oleh Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono kepada Kepala DPAD DIY Monica Nur Lastiyani, Jumat (04/03) di Gedung DPAD DIY, Banguntapan, Bantul.

Beny mengatakan, arsip yang diserahkan merupakan naskah asli peta perkembangan pembangunan Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, Sleman dan keseluruhan DIY. Arsip sepenting itu menurutnya memang sudah seharusnya bisa diakses oleh umum, sehingga diputuskan untuk diserahkan kepada DPAD DIY. Hal ini mengingat kegunaan arsip kartografi tersebut akan lebih sempit jika berada di Bappeda, sehingga sudah selayaknya diserahkan dikelola oleh ahlinya, yaitu DPAD DIY.

“Kami berpikir ini akan lebih baik dimanfaatkan untuk dunia penelitian dan kepentingan masyarakat, jadi kami serahkan. Sebelum kami serahkan kami bersama Bu Monica telah melakukan verifikasi dan otentifikasi, kemudian kita resensi juga sehingga sudah memungkinkan untuk bisa diserahkan ke DPAD DIY. Kami serahkan langsung tadi ada 9 bentuk peta dari 634 peta,” papar Beny.

Beny menjelaskan, dari arsip tersebut, akan terlihat langkah dan tujuan suatu pembangunan. Seperti dipahami bersama, DIY memang dibangun untuk menjadi daerah pariwisata dan berbudaya yang terkemuka di Asia Tenggara dengan martabat manusia DIY yang meningkat. Progres pembangunan tersebut dapat dilihat  melalui arsip kartografi yang diserahkan tersebut.

Peta yang diserahkan oleh Beny tersebut menggambarkan perjalanan pembangunan DIY sudah berada pada titik yang mana. Apa saja yang sudah dilalui dengan segala permasalahan sudah tertuang di dalam arsip tersebut. Melalui hal tersebut, evaluasi juga akan lebih mudah dilakukan, untuk kemudian menghindari timbulnya permasalahan yang kemungkinan akan ada pada proses pemetaan pembangunan.

“Salah satu kunci pembangunan sukses ditentukan dengan arsip. Arsip menjadi sangat penting karena mencatat proses perjalanan manusia yang diwujudkan dengan tulis dan karya-karya yang lain, lalu menginformasikan tujuan kita seperti apa. Maka apabila digambarkan akan sangat luar biasa dengan visualisasi lebih gampang dan menarik melalui bantuan teknologi,” jelas Beny.

Usai menyerahan arsip-arsip tersebut, Beny dan rombongan menyempatkan diri untuk menyaksikan diorama kerasipan yang dimiliki DPAD DIY. Dirinya mengaku takjub dengan inovasi yang dilakukan oleh DPAD DIY. Arsip yang sedianya adalah benda moton dan statis, disulap sedemikian rupa menjadi sesuatu yang sangat hidup dan menarik. Melalui pemanfaatan teknologi, diorama arsip DPAD DIY mampu menggugah siapapun untuk menikmati dan mempelajari bagaimana sejarah pernah terjadi.

“Di benak kita awalnya diorama itu sifatnya statis, monoton. Tapi setelah kita lihat, imajinasi saya berubah 360°. Kita terbawa di era yang lalu, masuk di era itu, kita bisa mengikuti apa yang terjadi, melihat dengan nyata, mendengar dengan jelas, dan sangat menikmati dan meresapi. Luar biasa dan istimewa,” kata Beny.

Menerima pujian dari Kepala Bappeda DIY, Kepala DPAD DIY Monica Nur Lastiyani mengaku senang. Selain itu, dirinya juga menyambut gembira dengan hibah arsip dari Bappeda DIY tersebut. Monica memastikan akan menindaklanjuti arsip-arsip tersebut agar terkelola dengan baik dan dimanfaatkan secara luas.

“Tentu saja ada tahapan-tahapan yang kami lakukan. Pertama adalah pemeliharaan, bila perlu nanti akan kita digitalkan dan nanti akan kami layankan karena arsip ini sifatnya terbuka. Karena saat arsip bersifat terbuka maka masyarakat boleh melihat. Ini nanti akan jadi bagian dari arsip-arsip yang akan kami layankan sehingga seperti yang tadi Pak Beni sampaikan bahwa masyarakat itu tahu sejarah itu seperti apa, sekarang seperti apa dan ke depan ingin seperti apa. Dengan begitu langkahnya akan menjadi jelas. Jadi ini nanti boleh diakses oleh masyarakat karena sifatnya terbuka, jadi bahasanya nanti dilayankan,” tutur Monica.

 

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: