25 Jan 2022

Bermain Sambil Belajar Bahasa dan Budaya Jawa Lewat Sibaya

Yogyakarta (24/01/2022) jogjaprov.go.id – Bermain sambil belajar adalah cara yang sebaiknya memang dilakukan dalam mendidik anak-anak. Cara ini sangat bermanfaat karena membuat anak-anak tidak merasa tegang untuk belajar, sehingga bisa lebih mudah untuk mengerti dan memahami. Seperti halnya melalui produksi Sibaya, yang menjadi sarana pembelajaran bahasa dan budaya Jawa bagi anak-anak.

Hal tersebut disampaikan GKBRAyA Paku Alam selaku tokoh pemangku kebudayaan di DIY saat menghadiri acara peluncuran papan permainan edukatif Sibaya (Sinau Basa lan Budaya) secara luring terbatas, pada Senin (24/01) bertempat di Gedung Pusat Studi Kebudayaan (PSK) Universitas Gadjah Mada.

“Matur nuwun Pusat Studi Kebudayaan UGM yang telah membuat Sibaya ini untuk permainan anak-anak,” ungkap Gusti Putri.

Menurut istri Wakil Gubernur DIY ini, produksi Sibaya sarat dengan ilmu budaya karena mengandung bermacam-macam unsur untuk pembelajaran Bahasa Jawa dan kebudayaan Jawa.

“Saya bangga dengan adanya permainan Sibaya ini. Semoga anak-anak di DIY bisa memainkan dan mengerti apa itu permainan Sibaya. Karena ini bagus sekali buat anak-anak, di waktu anak-anak senggang, di waktu anak-anak sekolah pun bisa dimainkan Sibaya ini,” terang Gusti Putri.

Gusti Putri juga berharap produksi dari Sibaya ini dapat disosialisasikan kepada anak-anak, tidak hanya di seluruh DIY, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Acara yang dipimpin oleh Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Sri Ratna Saktimulya ini, turut dihadiri oleh beberapa pihak yang di antaranya, yaitu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, perwakilan Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, perwakilan DP3AP2 DIY, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, dan para Tim Ahli Pusat Studi Kebudayaan UGM.

Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Sri Ratna Saktimulya menjelaskan, Sibaya atau kependekan dari Sinau Basa lan Budaya merupakan papan permainan edukatif berbahasa Jawa yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran muatan lokal.

“Pembuatan papan permainan edukatif ini pada awalnya antara lain menjawab kegelisahan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY yang ingin menambah wawasan para ibu-ibu untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini berbasis budaya Jawa,” jelas Sri Ratna.

Permainan edukasi Sibaya ini mengadopsi konsep permainan papan ular tangga, yang disusun sebagai sarana keperluan pembelajaran bahasa dan budaya Jawa dengan mudah dan menyenangkan, bagi anak-anak usia sekolah dasar, terutama bagi tingkat kelas 1 hingga kelas 4.

Selain itu, yang menjadi ciri khas atau keistimewaan dari permainan ular tangga Sibaya sendiri adalah penggunaan dari bahasa Jawa, yang disertai dengan seratus kartu pertanyaan yang berisi penguasaan bahasa, tingkat tutur, kesusastraan, kesenian, serta adat sopan santun.

Sri Ratna juga menyebutkan bahwa papan permainan edukatif Sibaya ini merupakan upaya pengimplementasian fatwa Ki Hajar Dewantara, yakni Ngerti, Ngrasakke, Nglakoni yang kemudian dijadikan sebagai tagline untuk papan permainan edukasi Sibaya.

Tidak kalah penting, permainan edukasi Sibaya ini juga dilengkapi dengan buku panduan bermain dalam tiga bahasa, yaitu Jawa, Indonesia, dan Inggris. Dengan demikian, orang tua atau tenaga pendidik tidak perlu bingung dan dapat memandu anak-anak dalam bermain.

“Besar harapan kami, melalui produksi Sibaya ini dapat mengembalikan kepedulian generasi penerus bangsa, untuk mempelajari bahasa dan budaya khususnya Jawa, dengan menghadirkan media pembelajaran baru sebagai wujud implementasi pembelajaran berbasis budaya serta sebagai upaya pelestarian budaya untuk membentuk karakter generasi muda yang berwawasan budaya sejalan dengan visi misi Pusat Studi Kebudayaan UGM,” papar Sri Ratna.

Pada kesempatan ini, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Ika Dewi Ana turut menyampaikan apresiasinya terhadap produk papan permainan edukasi Sibaya yang dikeluarkan oleh Pusat Studi Kebudayaan UGM.

“Mudah-mudahan barokah dan manfaat untuk kita semua, barokah untuk masyarakat, manfaat untuk membangun generasi dengan perilaku-perilaku seperti yang kita harapkan. Yang secara batin, bisa Ngerti, Ngrasa, lan Nglakoni,” harap Ika.

Pada acara peluncuran permainan ini, peragaan tata cara memainkan papan permainan edukatif Sibaya bersama para hadirin tamu undangan juga tidak luput dilakukan. Dipandu oleh Tim Sibaya dari Pusat Studi Kebudayaan UGM, peragaan Sibaya berlangsung dalam suasana yang ceria. (Han)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: