30 Mar 2022
  Superadmin Berita, Agenda Kegiatan,

DIY Upayakan Bebas Tuber Culosis Tahun 2030

Yogyakarta (29/03/2022) jogjaprov.go.id - Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menandatangani pernyataan dukungan Pemda DIY terkait DIY bebas penyakit Tuber Culosis (TB) tahun 2030. Penandatangan disaksikan langsung Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin dan perwakilan Kabupaten/Kota di DIY. Momen tersebut dilakukan dalam kegiatan Gala Dinner First G20 Health Working Group Meeting, di Rama Shinta Garden, Kompleks Candi Prambanan, Sleman, Selasa (29/03) malam. 

Pada sambutannya, Sri Paduka menuturkan pandemi Covid-19 yang kita alami, jauh lebih dari sekadar krisis kesehatan, karena pada akhirnya berdampak pada krisis sosial, ekonomi, politik dan keamanan. Dalam berbagai laporan resmi, angka kematian yang disebabkan Covid-19 di dunia telah mencapai 5 juta orang, dan bahkan bisa jadi lebih dari itu.

"Berbagai kompleksitas permasalahan mengiringi pandemi baru ini. Permasalahan dasar, seperti belum meratanya akses vaksin dan inkonsistensi standardisasi pengukuran kesehatan, pada akhirnya memperpanjang usia pandemi sehingga mendorong tumbuhnya ruang berpindah dan mutasi genetik pada virus,” jelas Sri Paduka. 

Adapun fokus pembahasan G20 Working Group Meeting yang akan digelar adalah penanganan penyakit TB. Merujuk pada berbagai laporan, ditemukan indikasi bahwa berbagai program penanganan penyakit semisal Tuberkulosis telah mengalami kemunduran selama pandemi. 

“Tuberkulosis berpotensi kembali menjadi titik rawan dan mengancam sistem kesehatan yang tengah goyah, dengan korban terbanyak adalah kelompok penduduk miskin dan termarginalisasi. Pada tahun 2020, jumlah kasus Tuberkulosis secara global diperkirakan mencapai 10 juta orang, dan 1,5 juta orang di antaranya meninggal dunia,” imbuh Sri Paduka. 

Menurut Sri Paduka, pembahasan TB sangat tepat bila dijadikan sebagai tema utama diskusi kesehatan dalam agenda G20. Tema besar yang diangkat adalah ‘Pembiayaan untuk Penanggulangan TB—Mengatasi Disrupsi COVID-19 dan Membangun Kesiapsiagaan Pandemi di Masa Depan’. Pembahasan tersebut sekaligus mengiringi peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, dengan misi utama: “Berinvestasi untuk Mengakhiri Tuberkulosis, untuk Menyelamatkan Kehidupan.’

Sri Paduka melanjutkan bahwa kesepakatan untuk menata kembali kesehatan global mutlak diperlukan dan dilakukan bersama. Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan founding father bangsa Indonesia, Ir. Soekarno dalam pidatonya di Majelis Sidang Umum ke-15 PBB, 30 September 1960 “To Build the World a New” : “Bangunlah dunia ini kembali! Bangunlah dunia ini kokoh kuat dan sehat! Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia.”

“Dengan visi dan harapan seperti itulah saya menyambut baik G20 Health Working Group ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya dan semoga forum ini hasilnya bermanfaat bagi kelangsungan masa depan peradaban dunia,” harap Sri Paduka.  

Sementara, Menkes Budi pada agenda peninjauan vaksinasi dan dialog bersama tim zero TB di Kulon Progo, Selasa (29/03) siang, mengatakan bahwa Kemenkes berupaya untuk promotif dan intensif dalam penanganan TB. “Penyakit TB merupakan penyakit yang paling banyak dialami masyarakat. Oleh karena itu kami ke Girimulyo ini mau melihat dimana program kuratif, promotif itu TB. Program itu masih bagus, surveilans 3T-nya masih bagus, vaksinasinya masih bagus, dan terakhir apabila masih sakit nantinya ya harus dirawat,” jelas Budi. 

Lanjut Menteri Budi, menurut data WHO di Indonesia, jumlah penderita TB di Indonesia mencapai 824 ribu orang itu. “Tak terdeteksi orangnya lebih dari 10 tahun. Paling tinggi 500ribu, 600ribu dan turun lagi pada angka 300 ribu. Orang-orang ini tak pernah terdeteksi dan menulari kemana-mana,” ungkap Menkes.

Saat ini, Kemenkes sedang bekerja keras untuk mendeteksi orang-orang yang terjangkit TB karena TB sendiri banyak variannya seperti halnya Covid-19. Menkes berharap, masyarakat dapat berpartisipasi melakukan pencegahan penyakit. “Kalau itu bisa menjadi gerakan, bukan program pemerintah, itu merupakan keberhasilan mereka,” jelasnya. [vin]

HUMAS DIY 

 

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: