20 Feb 2018
  Humas Berita,

Dompet Dhuafa Bisa Bantu Atasi Kemiskinan Perkotaan

YOGYAKARTA (20/02/2018) jogjaprov.go.id - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus mengupayakan kesejahteraan setiap warganya. Meski memang diakui Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X masih ada persoalan kesejahteraan yang harus diselesaikan di DIY, seperti kemiskinan perkotaan. 

“Saya juga gregetan kenapa angka kemiskinan DIY itu tinggi, walaupun sebenarnya kemiskinan di Jogja itu spesifik. Maksudnya, kemiskinan di Jogja itu bukan yang menangis karena tidak bisa makan, tapi lebih pada juga kondisi yang terbawa masalah kultur. Masyarakat miskin kita lebih suka dianggap miskin supaya dapat bantuan,” ungkap Wagub DIY pada Selasa (20/02) di Gedhong Pare Anom, Kepatihan, Yogyakarta.

Dalam audiensi dengan perwakilan Dompet Dhuafa, KGPAA Paku Alam X mengungkapkan, tingginya kemiskinan di DIY karena pengukuran selalu lebih pada konsumsi. Padahal konsumsi orang Jogja rendah. Selain itu, diversifikasi pangan di Jogja pun cukup tinggi, makan tidak harus nasi, banyak yang makan dengan singkong, ubi, atau jagung. Sementara konsumsi pangan dihitung dari konsumsi beras per kapita.

“Tidak mungkin kemiskinan kita tinggi, tapi harapan hidup kita juga tinggi. Itu sudah bertolak belakang. Indeks Pembangunan Manusia kita juga tertinggi di Indonesia, tingkat kebahagiaan memang turun tapi masih tiga teratas di Indonesia. Jadi mohon titip penanganan dari Dompet Dhuafa mungkin bisa membantu menangani kemiskinan perkotaan,” imbuh Wagub DIY.

Selanjutnya Paku Alam X mengatakan, kemiskinan perkotaan pun dapat diupayakan dengan melakukan pemberdayaan masyarakat berupa kegiatan ekonomi kreatif. Wagub pun berharap, selain kemiskinan perkotaan, program-program Dompet Dhuafa bisa menjadi investasi intelektual. Melakukan pengentasan kemiskinan pun perlu disesuaikan dengan kondisi tiap daerah.

“Jangan pernah membantu yang sifatnya agregat. Meneliti atau mengkaji kebutuhan untuk menentukan bentuk bantuan. Karena belum tentu apa yang kita beri sesuai kajian itu adalah yang sebenarnya dibutuhkan. Makanya, perlu ada dialog,” ungkap Wagub.

Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta Andriansyah mengatakan, Dompet Dhuafa memiliki keistimewaan tersendiri. Tidak hanya lahir dan tumbuh di Jogja, mereka pun menghimpun dana berupa zakat, sedekah, dan wakaf dari warga Jogja, yang kemanfaatannya disalurkan pada warga Jogja juga. Pada 2017 lalu, Dompet Dhuafa berhasil menghimpun dana Rp 4,6miliar. Hingga kini, sudah sekitar 33.000 warga Jogja yang dibantu dalam hal kesehatan dan pendidikan.

“Kunjungan kami kali ini, selain punya kewajiban melaporkan kegiatan kami, kami juga ingin mengetahui mungkin ada yang bisa dikerjasamakan dengan Pemda DIY untuk menuntaskan persoalan kemiskinan,” imbuhnya.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Manajer Sumber Daya dan Mobilisasi Dompet Dhuafa Zahron Abdurrauf, Manajer Program Dompet Dhuafa DIY Bambang Edi Prasetyo, dan Marketing Communication Dompet Dhuafa Rizaldi Saeful Rohman. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: