26 Jan 2022

Dorong Ekonomi dan Revitalisasi, Relokasi PKL Malioboro Segera Dilaksanakan

Yogjakarta (25/1/2022) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengharapkan agar relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulya Kota Yogyakarta segera dilakukan dan tidak ditunda-tunda lagi. Relokasi ini bertujuan untuk mengembangkan sistem jaringan pejalan kaki yang berkualitas di kawasan pedestrian serta membuka aksesibilitas Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulya sebagai pusat pelayanan kota.

"Aku wes ngenteni 18 tahun (aku sudah menunggu 18 tahun). Jadi ra mung mundur 3 tahun, aku wes ngenteni 18 tahun (Jadi tak hanya mundur 3 tahun, aku sudah menanti 18 tahun)," ungkap Sri Sultan, Selasa (25/01) saat ditemui usai Rakordal di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

Hingga saat ini, terdapat sekitar 1800 PKL yang berjualan di sepanjang Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulya. Data dari Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti menunjukkan 99% dari keseluruhan PKL sudah menyetujui keputusan untuk relokasi. Selain sebagai upaya revitalisasi, relokasi bisa memberikan jaminan bagi para PKL, di antaranya legalitas lokasi usaha, perubahan status informal menjadi formal, program pembinaan, hingga promosi melalui kerja sama dengan pemerintah.

Menurut Ketua Paguyuban PKL Tri Dharma, Rudiyarto, sosialisasi konsep besar relokasi PKL sudah dimulai dari tahun 2014, bahkan sebelum munculnya kawasan pedestrian di sisi timur Malioboro. Rudiyarto mengatakan bahwa para PKL pada dasarnya bisa menerima pemindahan tersebut. Mereka berharap relokasi dilakukan terhadap semua pedagang tanpa terkecuali dan lokasi sebelumnya tidak digunakan oleh pedagang-pedagang baru, pemilik toko, atau pemodal besar. Tempat relokasi juga diharapkan memiliki kelayakan usaha, daya tampung, mampu menunjang keberlanjutan usaha, dan didukung promosi oleh pemerintah, sehingga kegiatan ekonomi bisa tetap berlanjut, bahkan meningkat lebih baik.

“Mudah-mudahan ini memang untuk kebaikan kita, dan untuk kita bisa lebih baik mengenai legalitas, kepastian usaha, dan sebagainya,” kata Rudiyarto. Ketua paguyuban PKL dengan jumlah anggota terbesar ini berharap relokasi dapat mewujudkan lapak dan usaha yang lebih baik, sehingga mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Malioboro.

Selain itu, Ketua Paguyuban PKL Pelmani, Slamet Santoso, menambahkan bahwa anggota paguyubannya juga cukup memahami dan bisa menerima untuk berpindah ke tempat yang lebih terjamin legalitasnya.

“Kami berharap kepada pemerintah, melalui dinas-dinas terkait, yaitu ada suatu sinergi supaya nanti di tempat yang baru kami bisa mendapat kunjungan oleh banyak wisatawan yang masuk ke Jogja dengn cara memberikan promosi-promosi atau memasarkan kepada wisatawan,” imbuh Slamet. (ra)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: