23 Mar 2024

Earth Hour Kampanyekan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Yogyakarta (23/03/2024) jogjaprov.go.id - WWF Indonesia kembali menggelar kegiatan Earth Hour. Gerakan cinta bumi dengan mematikan lampu selama 60 menit ini digelar guna mengajak seluruh masyarakat untuk bergaya hidup ramah lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo pada konferensi pers Earth Hour 2024, Sabtu (23/03) mengatakan, Earth Hour merupakan kampanye global guna mengajak semua masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu pemanasan global dan perubahan iklim. Kampanye Earth Hour ini juga mengajak seluruh pihak untuk menghemat listrik dengan mematikan lampu selama 60 menit.

"Ini menggambarkan gaya hidup hemat energi untuk menangani isu lingkungan yang sedang terjadi. Diharapkan akan semakin banyak pihak yang turut adil dalam kegiatan ini, sebagai bentuk kontribusi terhadap perubahan iklim, serta menjadi sarana edukasi untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan," ungkapnya.

Bertempat di Hotel EL Malioboro, konferensi pers Earth Hour diselenggarakan hanya beberapa jam sebelum kegiatan mematikan lampu dilakukan. Kusno mengungkapkan, gerakan Earth Hour mulai dilakukan pada tahun 2007 di Sidney, Australia. Indonesia sendiri memulai gerakan ini sejak tahun 2009, sekaligus menjadi program yang memiliki kekuatan terhadap penyelamatan lingkungan. 

"Kegiatan ini juga sekaligus untuk mengingatkan masyarakat tentang menghemat energi atau mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil. Masyarakat juga bisa beralih dengan penggunaan energi terbarukan. Gerakan ini saya harapkan menjadi kegiatan yang tidak hanya seremonial saja, tapi juga bisa diterapkan dalam keseharian masyarakat," imbuhnya.

Plh. Kepala Dinas Pariwisata, Anita Verawati mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Earth Hour ini sebagai salah satu gerakan inisiasi dan peran aktif dalam upaya mengubah gaya hidup masyarakat. Melihat kondisi lingkungan saat ini, gerakan Earth Hour ini dilakukan hanya satu dari banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi.

"Gerakan ini hanya pemantik atau hanya seremoni saja, karena yang kita harapkan hal ini menjadi awal melakukan perubahan di lingkungan, kehidupan dan gaya hidup kita. Kami berharap masyarakat, terutama warga DIY bisa ikut berperan menjadi bagian dari perubahan gaya hidup yang ramah lingkungan dan yang hemat energi," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Forest and Wildlife WWF Indonesia, Muhammad Ali Imron mengatakan, kegiatan Earth Hour ini merupakan sebuah simbolis, namun memiliki makna yang sangat mendalam. Meski hanya selama 60 menit mematikan lampu atau alat elektronik yang tidak dipakai, hal ini menjadi upaya menjaga bumi yang sudah tua.

"Sangat penting bagi kita untuk sejenak memikirkan bumi yang sudah tua dan semakin sakit ini. Dan kami di WWF Indonesia meyakini manusia hidup itu harus selalu selaras dengan alam. Melalui Erath Hour ini, mari kita berupaya menyelamatkan bumi," imbuhnya.

Mengangkat tema 'Ini Aksiku, 1 Jam untuk Bumi', kegiatan Earth Hour di DIY dipusatkan di kawasan Titik 0KM. Selain itu, kegiatan mematikan lampu selama 60 menit ini juga dilakukan di beberapa titik lainnya di Yogyakarta, seperti di kawasan Tugu dan sepanjang Jalan Margoutomo (Jalan Pangeran Mangkubumi). (Rt/Sd/Ip)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: