18 Apr 2018
  Humas Berita,

FESTISAKA, Ajang Promosi Wisata dan Industri Kreatif

Yogyakarta (18/04/2018) jogjaprov.go.id - Guna mendongkrak sektor pariwisata DIY, komunitas masyarakat DIY menggagas diselenggarakannya Festival Seni Alam Terbuka (FESTISAKA). Kegiatan yang terselenggara dari kolaborasi tujuh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini akan dilaksanakan di Mangunan, Dlinggo, Bantul pada 21 April 2018.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Ir. Aris Riyanta, M.Si., dalam jumpa pers pada Rabu (18/04) di Kantor Humas Pemda DIY mengatakan, FESTISAKA yang bertema 'Wanawisata Budaya Mataram' ini digagas untuk menguatkan promosi wisata yang bersinergi dengan kegiatan industri kreatif. Kegiatan ini juga memadukan pengembangan seni pertunjukan dan kerajinan di wilayah kawasan destinasi wisata.

“Selama ini, salah satu magnet pariwisata di DIY adalah kawasan hutan Mangunan. Kawasan ini dikelola sedemikian rupa oleh masyarakat dengan dukungan berbagai pihak, sehingga mendapatkan apresiasi dari wisatawan dalam dan luar negeri.  Potensi besar ini merupakan peluang bagi sektor-sektor lain untuk ikut berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menambah pendapatan daerah,” paparnya.

Kepala Dinas Pariwisata DIY pun menuturkan, sinegitas yang terbangun di kawasan Mangunan dapat dijadikan model pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pariwisata. Selain itu, terdapat peluang bagi sektor lain, seperti sektor industri kerajinan yang dapat didorong untuk mendukung pariwisata kawasan ini. Secara tidak langsung kegiatan seni budaya setempat juga ikut terdorong pengembangan dan pelestariannya.

“Dalam festival ini juga terdapat materi tambahan yaitu rintisan hutan bambu yang diharapkan mampu menjadi destinasi wisata baru serta memberikan penguatan bahan baku bagi perajin bambu di wilayah ini. Diharapkan festival ini bisa membantu Mangunan agar lebih mensejahterakan kehidupan masyarakatnya,” imbuhnya.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata DIY, FESTISAKA bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas masyarakat di wilayah destinasi wisata melalui pengembangan industri kerajinan dan promosi wisata. Model sinerginya melibatkan para pemangku kepentingan, yakni masyarakat, pemerintah, komunitas, akademisi, pelaku usaha, dan media.

“Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas pelaku usaha industri kreatif dengan subsektor kriya untuk dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat,” katanya.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY Drs. Bambang Wisnu Handoyo, MM., mengatakan, jika berbicara persoalan pariwisata, hal yang menjadi fokus biasanya kebanggaan terhadap naiknya jumlah wisatawan. Namun, tidak pernah ada evaluasi terkait destinasi wisata yang mengalami penurunan jumlah pengunjung.

“Pariwisata itu kalau salah mengemas, dampaknya juga besar. Apapun yang awalnya booming, tanpa disadari bisa turun. Karena itu, bagaimana kita mengenas pariwisata yang punya daya tarik bisa sampai puluhan tahun dan membuat wisatawan mau datang lagi dan lagi,” ungkapnya.

Menurut Kepala DPPKA DIY, dalam mengemas pariwisata perlu pula dipikirkan selalu adanya inovasi, namun juga tidak boleh melupakan nilai tambah yang luar biasa. “Semua sektor yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat harus didorong. Termasuk FESTISAKA ini, dampak atau nilai tambah apa yang bisa dapatkan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini hadir pula Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ir. Sutarto, MP., dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tri Saktiyana, M.Si. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: