12 Jul 2022
  Humas DIY Berita,

Festival Lumbung Mataram Dukung Petani Melek Teknologi

Yogyakarta (12/07/2022) jogjaprov.go.id – Selain menjaga dan memastikan kualitas produk pertanian, petani juga harus melek teknologi untuk membangun jaringan pemasaran. Untuk itu, sangat penting bagi para petani milenial untuk meenggunakan teknologi guna membangun sistem pemasaran yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hasil taninya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan hal demikian saat melakukan dialog pada Festival Lumbung Mataraman bertajuk “Gebyar Potensi Petani Milenial DIY” yang digelar Selasa (12/06) di Halaman Kantor DPKP DIY, Umbulharjo, Yogyakarta. Acara ini digelar untuk meningkatkan gairah pemasaran hasil produk pangan lokal DIY dengan menonjolkan kualitas yang terstandarisasi dengan baik.

Sri Sultan menyebutkan, para petani di DIY diharapkan mampu memenuhi kebutuhan lokal dengan produk lokal pula. Namun apabila belum mampu, Sri Sultan ingin meskipun masih menggunakan produk dari luar, namun yang terpenting DIY mampu mengemas dan melakukan pemasaran dengan lebih menarik. Dengan begitu, peredaran uang di DIY akan lebih besar sehingga produktivitas dan pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.

“Pemda DIY akan terus mendorong dan memfasilitasi terkait standarisasi ini. Tapi memang harus ada verifikasi pada produk yang akan dijual terlebih dahulu, jangan asal jual karena punya konsekuensi hukum apabila kualitas tester berbeda dengan kualitas komoditas dagang,” kata Sri Sutan.

Sri Sultan mengatakan, berkaca dari program SiBakul Jogja milik Dinkop UMKM DIY yang sukses memutar uang dan menghidupkan gairah pasar, sektor pertanian juga dapat melakukan hal ini.  Apalagi saat ini petani milenial lebih mendominasi keberadaan petani senior di DIY. Sebanyak 4.500 UMKM DIY melakukan transaksi secara kontinyu per harinya. Perputaran uang dari sektor ini tidak bisa dibilang main-main untuk menumbuhkan perekonomian.

“Saya rasa sektor pangan juga bisa melakukan itu. Misalnya setiap 2 minggu ditarget ada transaksi senilai 50 ton beras, maka di minggu-minggu selanjutnya stok juga harus ada. Jangan sampai bubar. Sistem yang penyediaan barang berkualitas yang kontinyu ini adalah kunci,” jelas Sri Sultan.

Melihat antusiasme masyarakat di bidang pengadaan pangan lokal, terutama oleh petani muda milenial, Sri Sultan mengaku bangga atas semangat tersebut. Semangat milenial untuk menghadirkan produk-produk pangan lokal DIY agar bisa menembus pasar luar daerah seperti bawang merah khas Depok, Bantul, patut diapresiasi dan didukung.

“Kami tidak ada masalah untuk menggelontorkan dana APBD mendukung upaya pemenuhan pangan lokal sebagai komoditas tani yang mampu menopang ekonomi. Yang terpenting siapa yang mengkonsolidasi dan membangun potensi  menjadi sesuatu. Kami backup dengan APBD, ndak ada masalah APBD dipakai karena juga punya masyarakat Jogja. APBD milik masyarakat bukan milik pemerintah,” papar Sri Sultan.

Sri Sultan pada kesempatan tersbut juga melaunching produk mie cup instan lokal buatan DIY. Selain itu juga memberikan sejumlah penghargaan pada kelembagaan ekonomi petani berprestasi tingkat DIY serta memberikan hibah bangunan dan sarana pendukung kegiatan pertanian pangan nasional.

Kepala DPKP DIY Sugeng Purwanto mengungkapkan, hal paling penting pada upaya memaksimalkan potensi pangan lokal adalah diversifikasi pangan. Bagaimana semua jenis bahan makanan bisa saling mengganti, sehingga jika terjadi kelangkaan satu jenis bahan pokok, akan tersedia bahan yang lain. Hal ini selain bisa memaksimalkan potensi pangan lokal, juga bisa menekan laju inflasi yang diakibatkan oleh salah satu bahan pangan seperti misalnya kedelai atau cabai.

Selain itu senada dengan Gubernur DIY, Sugeng mengatakan agar milenial mampu menghadirkan kemudahan pada penyediaan layanan pemasaran pangan. “Teknologi itu memberikan kemudahan pada untuk suplai komunitas. Pesanan bisa segera dipenuhi. Jagan sampai konsumen menunggu lama. Dan disediakan juga alternatif pangan pilihan bagi konsumen sehingga tidak hanya terpatok dan fokus pada satu saja. Intinya bahan pangan subtitusi itu juga penting,” tutupnya.

Festival lumbung padi ini juga menghadirkan Lomba Cipta Menu Kudapan  Pangan Lokal yang diikuti oleh 30 orang peserta dari 21 SMK se-DIY. Selain itu, petani-petani di kabupaten/kota, universitas, serta Dinas Pertanian se-DIY turut memeriahkan acara ini dengan menggelar pameran di sejumlah booth di lokasi acara.

Acara yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) DIY ini juga dihadiri oleh Kepala DPKD DIY, Paniradya Pati DIY, Kepala Bappeda DIY, Kabiro UHP Setda DIY Imam Pratanadi, Dirut PT Bank BPD DIY, dan deretan pejabat lain serta tamu undangan. (uk/de/ts)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: