19 Mei 2022
  Humas DIY Berita,

G20 EMPOWER: Sinergi dan Kolaborasi Wujudkan Pemberdayaan Perempuan

Yogyakarta (18/05/2022) jogjaprov.go.id – Pernyataan komitmen dari para advocate dan diaolog interaktif antara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (PPPA), Bintang Puspayoga dengan para G20 EMPOWER Advocates berlangsung pada pelaksanaan plenary meeting kedua G20 EMPOWER, Kamis (18/02) di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta.


Ada 34 advocate yang berkomitmen pada G20 EMPOWER pagi ini, salahsatunya dari Angkasa Pura I menyatakan komitmen terus mendorong kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di perusahaan dan masyarakat, mulai dari rekrutmen sampai menciptakan pemimpin-pemimpin perempuan di Angkasa Pura I.

Komitmen lain dari Angkasa Pura I adalah program intern bandara I dengan menghadirkan layanan-layanan yang ramah terhadap perempuan. Segala kemudahan dan kenyaman bagi perempuan dan anak di wilayah airport Angkasa Pura.


Angkasa Pura juga menyediakan wadah bagi UMKM perempuan di airport dengan komitmen 30persen area bandara untuk UMKM yang bisa membawa aspirasi perempuan dan produk-produk yang diprakarsai oleh perempuan.


Angkasa Pura I berharap bahwa peran Angkasa Pura bukan hanya sebagai sebuah bandara tempat orang berlalu lalang melalui udara tetapi juga bisa menjadi awal dari sebuah destinasi yang membangkitkan dan pemberdayaan perempuan.


Pada kesempatan selanjutnya, dialog interaktif, Menteri PPPA ingin mengajak kepada para advocate berbagi dengan perempuan-perempuan lainnya, sharing untuk bisa memberikan pendampingan kepada perempuan-perempuan yang ada di seantero Nusantara.


Menteri PPPA menjelaskan 5 isu yang harus diselesaikan di Kementerian PPPA dalam kurun waktu Kabinet Indonsia Maju. Pertama, komitmen bagaimana meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan. Kami fokuskan bagi perempuan prasejahtera, perempuan kepala keluarga, dan perempuan penyintas. Apakah itu penyintas kekerasan maupun bencana.


Menteri PPPA berharap kepada para advocate di perusahaannya masing-masing agar bisa berbagi, bisa menjadi pendamping bagi pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan dengan berfokus pada perempuan prasejahtera, perempuan kepala keluarga, dan perempuan penyintas. Dirinya yakin, perusahaan dari para advocate G20 EMPOWER tidak hanya di tingkat pusat saja, namun ada yang sampai, dekat dengan kondisi ini (perempuann prasejahtera, perempuan sebagai kepala keluarga, dan perempuan penyintas)diharapkan juga bisa membantu memberdayakan perempuan yang ada di seantero Nusantara.


Adapun terkait isu peningkatan peran ibu, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunann pekerja anak, dan perkawinan anak menurutnya akan bisa terjawab ketika hulunya untuk perempun berdaya secara ekonomi.


Oleh karena itu, Menteri PPPA menganggap penting bagi perempuan-perempuan yang tergabung dalam advocate ini bisa membantu memberikan pendampingan kepada pemberdayaan perempuan dibidang kewirausahaan, 3 perempuan yang dofokuskan oleh Kementerian.
Ia merasa bangga, pada pertemuan kedua ini terdapat penambahan advocate yang lebih banyak dibanding pada pertemuan pertama hanya 26 advocate, kini pada pertemuan kedua telah bertambah menjadi 60 advocate tergabung dalam G20 EMPOWER.


Dengan lebih banyak perusahaan yang tergabung dalam komitmen yang sangat penting dalam hal pemberdayaan dan tidak ada diskriminasi di perusahaannya masing-masing, Menteri PPPA berharap semoga hal ini bisa menjawab persoalan yang selama ini masih menjadi PR yang belum terselesaikan. Dengan implementasi komitmen yang disampaikan kita akan bisa bergerak bersama untuk mewujudkan perempuan berdaya Indonesia maju. (fk)

HUMAS PEMDA DIY

Bagaimana kualitas berita ini: