19 Mar 2022

Gelar Seni Budaya Fokuskan Pemulihan Pariwisata dan Penguatan Nilai Kultural

Jakarta (19/03/2022) jogjaprov.go.id - Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menuturkan bahwa upaya peningkatan promosi potensi daerah dapat dilakukan dengan memupuk, membudayakan, dan menumbuhkembangkan nilai-nilai adat dan budaya, serta seni di Yogyakarta. 

Seperti halnya melalui agenda budaya tahunan bertajuk Gelar Seni Budaya Yogyakarya (GSBY) ke-20 yang digelar Sabtu (19/03) di Gedung Sekar Wijaya Kusuma, Kompleks TMII, Cipayung, Jakarta Timur. Dibuka dengan penampilan Manguyu-uyu karawitan persembahan komunitas Jepang di Indonesia, GSBY diselenggarakan dalam rangka memperingati 267 tahun Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. GSBY kembali digelar setelah masa tunda dua tahun akibat pandemi. 

Dalam sambutan yang disampaikan Sri Paduka pada agenda bertajuk 'Maju Bersama GSBY, Pulihkan Karya Budaya dan Pariwisata' itu, Sri Paduka mengatakan GSBY dapat membangkitkan kembali nilai-nilai budaya tradisional yang dulu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat kita. 

“Juga mendorong kreativitas para seniman untuk terus berkreasi serta menjadi media hiburan sehat, edukatif, dengan tanpa menghilangkan nilai kultural bangsa sendiri,” ujar Sri Paduka yang hadir mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Hadir bersama Sri Paduka yakni Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji didampingi Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji.

Lanjut Sri Paduka, seni budaya tradisional merupakan hal penting yang harus dilestarikan sebagai representasi dari nilai kearifan lokal Yogyakarta yang terus kita banggakan dan kembangkan sebagai ruh dalam tatanan bermasyarakat. “Pementasan seperti ini juga akan mendukung dan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat seni dan budaya, kota pendidikan, dan kota pariwisata.”

Sri Paduka turut menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada penyelenggara yakni Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY beserta jajaran Dinas Kebudayaan DIY dan Kabupaten/Kota serta Pakualaman Hudiyana Jakarta atas peran aktifnya menyelenggarakan GSBY. Sembari juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seniman dan pendukung yang telah mengkreasi seni yang luhung. 

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, mengatakan bahwa meskipun baru pertama kali hadir dalam GSBY, ia merasa terkesan dengan semua pertunjukan. "Semua menyajikan pertunjukan yang sangat hebat. “Terima kasih telah mengundang saya, semuanya menyajikan pertunjukan yang sangat hebat. Saya sangat mengapresiasi undangan ini." 

Ia menuturkan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Jepang harus selalu tingkatkan. “Apa yang kita lihat hari ini, dimana pemain gamelan berasal dari masyarakat Jepang. Ini adalah bentuk kolaborasi yang bagus antara Indonesia dan Jepang. Tentunya sangat banyak potensi-potensi hebat terkait budaya dan pertunjukan yang bisa dilakukan,” ujar Dubes Kenji. 

Kenji menyebut, terdapat pula ragam beasiswa pemerintah Jepang yang membuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia. Anda dapat mencari informasinya dari Kedutaan Besar Jepang. Sementara itu, banyak universitas di Jepang juga menawarkan program beasiswa yang terbuka bagi mahasiswa Indonesia. Semua informasinya ada di Kedutaan Besar Jepang, silakan subscribe,” tutupnya. 

Dalam acara berdurasi sekitar tiga jam itu, terdapat 9 pertunjukan seni budaya persembahan Kabupaten/Kota di DIY yang disaksikan langsung oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslich beserta Wakil Bupati, Bupati Kulon Progo Sutedjo beserta Wakil Bupati, serta Bupati Gunungkidul Sunaryanta. 

Beberapa pertunjukan yang ditampilkan misalnya musik garapan “Romantisme Bunyi” dari Gunungkidul, Tari Sasanti Mangayu-ayu dari Kota Yogyakarta, Tari Kusuma Wira Warastra dari Trah Pakualaman Hudayana Jakarta, Peragaan Busana Upacara Panggih Pengantin dari Kulon Progo dan Bantul, Tari Kreasi Jatining Nagari dari Kota Yogyakarta, Rancak Badui dari Sleman, serta sendratari dari Dinas Kebudayaan DIY bertema Serat Wulang Reh, karya Susuhunan Pakubuwono IV. 

Ragam pertunjukan yang ditampilkan pada gelaran GSBY merupakan kolaborasi seni tradisional, modern, dan garapan baru. Seperti tarian Sasanti Mangayu-hayu, tari tradisional yang menggambarkan perempuan dewasa yang mulai mengerti nilai kehidupan serta mensyukuri nikmat pemberian Tuhan. Dalam tarian, makna tersebut disimbolkan oleh penari melalui gerak tagan yang menengadah seperti sedang berdoa. Adapun GSBY tersebut turut disiarkan secara langsung secara streaming melalui kanal Youtube Banhubda DIY dan JITV Pemda DIY. [vin]

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: