19 Okt 2023

Grha Keris Yogyakarta Menuju Ruang Edukasi Budaya Keris

Yogyakarta (19/10/2023) jogjaprov.go.id - Grha Keris Yogyakarta tengah gencar melakukan sosialisasi keberadaannya menuju ruang edukasi budaya keris Nusantara kepada masyarakat umum. Setahun usai diresmikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, ruang budaya ini diharapkan mampu menjadi tempat edukasi sekaligus inkubator bagi pelestarian budaya keris yang berbasis pada pameran, pengkajian dan workshop.

Salah satu upaya pengenalan Grha Keris Yogyakarta ini dilakukan dengan menggelar pameran bertajuk Soft Launching Grha Keris Yogyakarta, Menuju Ruang Edukasi Budaya Keris Nusantara pada 16 hingga 19 Oktober 2023. Soft opening ini menjadi pemanasan Grha Keris Yogyakarta supaya kedepan informasi dan pengetahuan tentang perkerisan bisa sampai kepada masyarakat dengan lebih baik dan lebih banyak.

Sebelumnya, Pemerintah DIY melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY telah mendirikan Grha Keris Yogyakarta yang diresmikan langsung Gubernur DIY Sri Sultan HB X pada Senin (20/08/2022) lalu. Sri Sultan menyampaikan arti pentingnya kehadiran rumah budaya keris ini untuk penyeimbang derasnya pengaruh arus globalisasi terhadap budaya lokal di Nusantara. Untuk itu, Grha Keris bisa menjadi penanda serta wujud dari penghargaan terhadap budaya keris Nusantara yang berfungsi sebagai sumber dokumentasi dan informasi nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Disbud DIY Rully Andriadi mengatakan keris telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO pada 2005 lalu. Pengakuan ini patut dimaknai lebih mendalam yaitu mengaktualisasi WBTb menjadi etos bagi para pengkaji serta kreator dalam membangun literasi dan karya cipta adhi luhung.

"Layaknya sebuah museum, Grha Keris Yogyakarta dalam kurun waktu satu tahun terus berbenah menyiapkan isi dan materi yang dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat luas. Pada Oktober 2023, diprogramkan suatu kegiatan selama empat hari dalam rangka menyiapkan bentuknya untuk representasi sebuah ruang edukasi budaya keris berupa pameran bertajuk Soft Launching Grha Keris Yogyakarta," ujarnya.

Rully menyampaikan guna menyukseskan program tersebut tim kurator, mengundang Mpu Sungkowo dari Seni Tempa Pamor dari Gatak, Sumberagung, Sleman, 8 komunitas keris Yogyakarta dan satu pengrajin sandangan keris untuk mengikuti, mengisi sekaligus mengawalinya menjadi ruang edukasi budaya keris Yogyakarta. Pameran ini menghadirkan beragam materi perihal keris, sandangan keris, busana Jawa Gagrak Yogyakarta, info grafis dan besalen lengkap dengan bahan serta peralatannya.

"Adapun komunitas keris yang terlibat pameran yaitu Pametri Wiji, Mertikarta, Lingkar Kajian Keris, Largangsir, Runcing Wangi, Agung Sidotama, Udan Mas dan Giritimo yang mengisi workshop warangka keris. Pameran tersebut menampilkan 30 koleksi keris paguyuban, workshop aspek budaya keris dilengkapi info grafis untuk edukasi keris dan informasi visi, misi Grha Keris Yogyakarta," papar Rully.

Selain itu, pameran ini menghadirkan workshop dengan topik berbeda beda dipandu tim kurator pameran setiap harinya. Harapannya, melalui pameran ini, masyarakat, stakeholder dan dinas terkait, dapat mengapresiasi serta ikut menghidupkan ruang edukasi ini menjadi milik bersama.

Humas Grha Keris Yogyakarta Wahyu Patara Mukti mengaku masih banyak masyarakat yang belum memahami keberadaan Grha Keris ini, karena tahunya Ndalem Gamelan. Sri Sultan HB X menyerahkan Ndalem Gamelan sebagai tempat beraktivitasnya para pelaku masyarakat di bidang perkerisan DIY pada 2022. Dengan harapan bisa memberikan manfaat lebih bagi masyarakat selain menjadi jati diri yang tak tepas dari budaya Jawa, jadi orang Jawa khususnya mengenal keris.

" Setiap orang yang datang ke Grha Keris Yogyakarta bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang keris. Disbud DIY akhirnya menggandeng seluruh paguyuban keris di DIY dalam pengelolaan Grha Keris agar tujuannya bisa berjalan. Sehingga mulai digelar berbagai aktivitas mulai dari tempat edukasi dilengkapi info grafis segala hal perihal keris khususnya gaya Yogyakarta, pameran, sarasehan, workshop dan sebagainya dalam setahun ini, " papar Wahyu didampingi Sekber Grha Keris Yogyakarta Agung Sumedi dan Giyatno.

Pihaknya pun menaruh harapan besar supaya Grha Keris Yogyakarta bisa dikenal dan setiap orang yang ingin mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang keris bisa datang kesini. Termasuk paguyuban dan masyarakat yang mempunyai acara di bidang perkerisan diperbolehkan memanfaatkan Grha Keris Yogyakarta. Namun tetap dibutuhkan kerjasama dengan semua pemangku kepentingan atau stakeholders agar tujuan bisa tercapai.

" Khusus pameran kali ini sebenarnya merupakan soft opening Grha Keris Yogyakarta, belum mencerminkan harapan karena baru 60 persen. Tetapi kita berani mengundang berbagai pihak sekaligus diharapkan memberikan masukan yang sebaiknya dimunculkan disini bagi kepentingan edukasi perkerisan. Rencana keris yang ditampilkan akan meminjam koleksi Museum Sonobudoyo tetapi sementara ini kita pinjam koleksi keris dari beberapa paguyuban keris DIY," imbuh Wahyu yang juga merupakan tim kurator pameran.

Wakil Paguyuban Pametri Wiji tersebut menjelaskan setidaknya terdapat sekitar 22 paguyuban keris di DIY, sedangkan yang terlibat dalam pameran ini hanya 8 paguyuban keris. Soft opening Grha Keris Yogyakarta ini bukan difokuskan pada pameran tetapi mengundang masyarakat umum yang terkait dengan keberadaan Grha Keris Yogyakarta misal pranata adicara, perias manten dan persewaan alat manten, dalang, mahasiswa, guru, komunitas jemparingan, komunitas animasi dan sebagainya. Untuk Grand opening Grha Keris Yogyakarta ini direncanakan pada 25 November 2023 mendatang sekaligus memperingati momentum ditetapkannya Keris sebagai WBTb oleh UNESCO. (Fn/Hk/Rf)

Humas DIY

Bagaimana kualitas berita ini: