11 Jan 2022

Hadapi Omicron, Daerah Diminta Akselerasi Vaksinasi dan Perkuat Langkah Antisipatif

 

Yogyakarta (11/01/2022) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan capaian vaksinasi di DIY cenderung telah mencapai target yang ditentukan pemerintah pusat. “Untuk vaksinasi lansia dosis 1 telah mencapi 82,13% dan dosis 2 sebanyak 71,85%. Vaksinasi anak 6-11 tahun juga telah mencapai 52,18%. Pemda DIY juga telah menyiapkan isoter dan fasilitas lain, tapi harapannya Omicron tidak masuk di DIY. Saya mohon doa restu supaya aman terkendali,” ungkap Sri Sultan.

Pernyataan tersebut disampaikan Sri Sultan dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Menghadapi Omicron, Selasa (11/01) secara daring di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Pada rapat yang dipimpin Menteri Koordinasi Maritim Investasi Luhut Binsar Panjaitan itu, Ngarsa Dalem didampingi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X beserta Kepala OPD DIY terkait.

Menteri Luhut turut menjelaskan bahwa kenaikan kasus Omicron yang saat ini terjadi di Jakarta, disebabkan karena kepulangan Pelaku Perjalanan Luar negeri (PPLN). Ia mengungkapkan adanya kemungkinan kenaikan dapat terjadi di Surabaya, mengingat Surabaya merupakan salah satu pintu masuk PPLN. “Kalau bisa, saya imbau untuk tidak pergi ke luar negeri dulu. Kalau saat ini sedang di luar negeri, saya harap saat kembali (ke tanah air), dapat melakukan karantina secara tertib,” tegasnya.

Di sisi lain, ia menyampaikan apresiasi karena terjadi peningkatan pada tracing yang dilakukan di wilayah-wilayah aglomerasi. Termasuk juga capaian vaksinasi dosis 1 dan 2 di Jawa dan Bali yang meningkat. “Saya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur, Bupati/Walikota atas kerja kerasnya untuk capaian vaksinasi saat ini,” tambah Menteri Luhut.

Guna mengantisipasi penyebaran Omicron, Menteri Luhut lantas menyampaikan tiga arahan utama, yakni:
1. Langkah pengetatan pintu masuk tetap dipertahankan untuk mencegah masuknya varian omicron ke domestik
2. Omicron telah menimbulkan gelombang baru di berbagai negara, kemungkinan yang sama dapat terjadi di Indonesia. Meski vaksinasi dan zero survey sudah tinggi, masih terdapat masyarakat yang belum terlindungi (13,6 juta orang di Jawa-Bali) baik antibodi karena vaksinasi dan infeksi sebelumnya
3. Tanda-tanda peningkatan secara perlahan mulai terlihat. Strategi yang kita sudah terapkan selama ini harus kembali dipertahankan secara masif:
a. Penegakan protokol kesehatan dengan penggunaan PeduliLindungi
b. Penguatan testing, tracing, dan isolasi terpusat
c. Akselerasi vaksinasi, terutama untuk lansia dan anak-anak
d. Mempersiapkan RS, obat-obatan, alat kesehatan, dan tenaga kesehatan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk

Menteri Luhut berharap, dampak serangan Omicron dapat diminimalisir bersama asal ada sinergi semua pihak. “Kita jangan ada saling menyalahkan, kita saling mengingatkan saja. Semua sudah bekerja keras. Kita telah sampaikan ke masyarakat bahwa Omicron sudah terjadi, tinggal bagaimana kita meminimalisir dampak dari Omicron ini dan dapat segera diselesaikan,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa konfirmasi kasus dan probable omicron cenderung meningkat. “Tranmisi lokal sudah terjadi, saat ini (11/01) sudah ada 506 transmisi lokal, terutama dari PPLN,” ujarnya. Menkes Budi juga mengatakan bahwa mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau sakit ringan dan sebanyak 33% telah menyelesaikan isolasi.

Menkes Budi lantas menambahkan beberapa arahan sebagai panduan Kepala Daerah antisipasi Omicron:
a. Kepala Daerah menjalin komunikasi ke warga, sikap waspada, hati-hati, siaga, dan tidak panik
b. Kepala Daerah agar memperketat protokol kesehatn dan penggunaan PeduliLindungi
c. Kepala Daerah agar meningkatkan Testing PCR, Tracing, dan pengiriman sample Whole Genome Sequencing (WGS) berkoordinasi dengan Kementerian
d. Kepala Daerah agar mempercepat vaksinasi primer dan booster untuk lansia dan vaksinasi primer untuk remaja dan anak
e. Kepala Daerah agar mempersiapkan sarana prasarana dan rencana eksekusi program isoman/isoter (Telemedicine berkoordinasi dengan Kemenkes)
f.  Kepala Daerah agar mengaktifkan kembali kesiapan rumah sakit berkoordinasi dengan Kemenkes

Adapun Menkes Budi akan melakukan strategi WGS untuk setiap daerah dengan menerapkan beberapa ketentuan. Seperti misalnya melakukan WGS jika CT Value <30 dan seluruh kasus yang dinyatakan berat akan dilakukan WGS. Di sisi lain, seluruh PPLN yang positif akan dilakukan WGS tanpa menunggu S-Gene Target Failure (STGF). Selain itu, bagi Non PPLN, jika kasus spositif nasional <300, setiap provinsi mengirimkan semua hasil positif tanpa menunggu hasil STGF secara random. Sebaliknya jika total kasus positif nasional >300, setiap provinsi mengirimkan hasil WGS secara proporsional secara random. [vin]

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: