15 Mei 2023
  Humas DIY Berita,

HUT ke-107 Sleman, Momentum Penyatuan Cipta Dan Rasa

Sleman (15/05/2023) jogjaprov.go.id – Mewakili Gubernur DIY, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X hadir mengikuti Upacara Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman, pada Senin (15/05). Upacara yang berlangsung di Lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta tersebut dipandu oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo selaku inspektur upacara.

“Mari kita semua selalu memuji dan memohon kepada Allah SWT agar selalu mendapatkan berkah dan rida-Nya sehingga dapat terhindar dari marabahaya dalam menjalankan amanat. Seperti yang diajarkan leluhur kita yaitu, ‘Hamêmayu-Hayuning Bawânâ’, yang patut kita teladani dan jalankan,” ungkap Kustini dalam amanatnya saat membacakan sambutan Gubernur DIY.

Kustini mengutarakan, filosofi yang sudah bersifat universal tersebut mengandung kewajiban Tri Satyâ Brâtâ. Pertama yakni rahayuning buwânâ kapurbâ waskitaning manungsâ (kesejahteraan dunia tergantung manusia yang memiliki ketajaman rasa). Kedua adalah darmaning manungsâ mahanani rahayuning nagârâ (tugas hidup manusia adalah menjaga keselamatan negara). Ketiga yakni rahayuning manungsâ dumadi karânâ kamanungsané (keselamatan manusia disebabkan oleh rasa kemanusiaannya sendiri).

“Tiga perkara tersebut adalah perwujudan kewajiban Hamangku Nagârâ, menerapkan kesantunan. Hamêngku Buwânâ, wajib merangkul sesama manusia dan berlaku adil. Hamêngkoni Bawânâ, wujud dari pengayoman dan memberikan ketentraman terhadap alam semesta dan seluruh isinya,” ujar Kustini.

Dikatakan Kustini, bukan hanya pemerintah saja yang memegang tiga perkara. Sejatinya, pada masyarakat pun di dalam diri pribadi, juga memegang Tri-Lokâ.  Dimana Guru-Lokâ menandakan alam keramaian, dalam olah cipta, olah penalaran atau olah pikir. Jânâ-Lokâ menandakan alam ketenangan, yang selalu diliputi dalam rasa perasaan, dengan mengelola hati sampai dengan tahapan memikirkan dan Indrâ-Lokâ, alam kesenangan, tanpa mengumbar hawa nafsu.

“Sesungguhnya, hal utama yang kita upayakan untuk diraih seharusnya mencakup kesatuan cipta dan rasa, serta dzikir melalui pikiran. Demikian juga dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Sleman ke-107 ini, yang harus menyatukan cipta dan rasa,” tutur Kustini.

Cipta yang bersih dan tanpa pamrih serta rasa yang hanya diisi oleh kesejatian. Pun karsa yang menjauhkan dari belenggu hawa dan nafsu karena hanya sadar bahwa kewajiban yang dimiliki adalah memberikan pengabdian kepada negara.

Lebih lanjut disampaikan Kustini, di masa sekarang ini, sebagai bukti dan tanda tanggung jawab dan kewajiban, semua harus bisa sebaik mungkin menghayati dan mengamalkan istilah yang terserat di dalam Wêdâtâmâ, yaitu ‘ngèlmu iku kalakoné kanti laku’. Hal tersebut dikarenakan segala ajaran agung dan luhur peninggalan para leluhur itu tidak cukup hanya dibaca saja, tetapi baru bisa dilaksanakan jika dilakukan dan diamalkan dengan keprihatinan dan ketulusan dalam mengarungi kehidupan.

Pada hakekatnya, tuntunan normatif harus merupakan tatanan yang aplikatif. Tidak hanya sekadar memahami 'têmbung’ saja, namun wajib mewujudkan ‘têmbang’ yang artinya mampu mengejawantahkan dengan langkah dan tindakan.

“Semua hal tersebut, sesuai dengan ajaran Sri Sultan Hamengku Buwono I yaitu ‘Sawiji, Grêgêt, Sêngguh, Ora-Mingkuh’, yang saat ini telah menjadi budaya kerja ‘Satriyâ’ di pemerintahan daerah,” kata Kustini.

Pada kebudayaan Jawa, menurut serat ‘Wêwadining Râsâ’, kata "makarti" ini termasuk juga di situ tercantum soal "makaryâ" atau pekerjaan. Hal ini karena makarti memiliki arti kewajiban untuk memberikan daya penghidupan tidak hanya sekedar menghidupi diri sendiri tapi harus mampu untuk menghidupi orang lain atau bisa diartikan menjadi berguna bagi orang lain.

“Maka, siapapun yang sudah menyandang gelar PNS harus mampu menjalankan tekad yang satu, yaitu ora mingkuh dalam menjalankan kewajiban bangsa dan negara. Ora mingkuh artinya tidak menolak apa yang menjadi kewajiban karena dengan bersatunya makaryâ dan makarti akan mampu mewujudkan kehidupan yang sejahtera bagi seluruh aspek masyarakat,” pungkasnya.

Seremonial Hari Jadi ke-107 Kabupaten Sleman yang disaksikan dan mendapat antusiasme dari masyarakat Sleman tersebut ditutup dengan prosesi pelepasan burung emprit bersama Wakil Gubernur DIY dan Bupati dan Wakil Bupati Sleman. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan kirab di seputaran Lapangan Denggung, yang diikuti oleh 17 kelompok bregada. (Han/Kbs/Hk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: