27 Nov 2018

Tuban Ingin seperti Jogja

‌Yogyakarta (27/11/2018) jogjaprov.go.id—Pariwisata Jogja ternyata sangat menarik bagi Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur.  Untuk itu Tuban ingin menjadikan Jogja sebagai kota percontohan yang ideal.

Demikian yang terungkap dari kunjungan Komisi C DPRD Tuban di Gedung Indische, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (27/11).

Dipimpin Sekretaris Komisi C DPRD Tuban Hj Mutafaridah SPdI, sedikitnya 10 orang anggota rombongan dari Tuban terlibat diskusi hangat.  Mutafaridah menyampaikan tujuan ke Jogja untuk melakukan pengkajian terhadap program pengembangan pariwisata yang dilakukan Pemda DIY.

“Kami ke sini untuk menimba ilmu dengan harapan dapat kami bawa dan terapkan di Tuban,'' ungkap Mutafaridah.

Jogja dipilih karena keindahan pariwisatanya sangat menarik. Tuban sendiri sebagai salah satu kabupaten dengan kondisi geografis yang serupa dengan Jogja sangat memungkinkan untuk melakukan pengembangan pariwisata.  

Kunjungan kerja disambut baik oleh Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Rose Sutikno SH MM dan beberapa pejabat lain.  Menurut Rose, pariwisata memang menjadi salah satu pilar utama perekonomian Jogja. Kepariwisataan memegang andil besar dalam mengentaskan kemiskinan, membuka lowongan kerja dan mengenalkan Jogja kepada dunia luar.

Rose memaparkan dinamika dan tantangan kepariwisataan DIY di tingkat regional maupun internasional. Sistematika dan strategi yang baik menurut Rose perlu diimplementasikan agar dapat mendongkrak kunjungan dan belanja wisata.

“Ada tiga prinsip kepariwisataan yakni alam (natural tourism), budaya (cultural tourism), dan buatan (man made tourism),” kata Rose.

Dengan mengembangkan produk berbasis ketiga prinsip di atas maka akan lebih mudah mengembangkan destinasi wisata. Selain itu, destinasi wisata juga harus memenuhi prinsip aksesibilitas agar memudahkan kunjungan. Berikan pula sarana-prasarana yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan para wisatawan.

“Itu tergantung bagaimana kita mengemas, berkreasi, dan berinovasi. Semua bisa dikemas menjadi destinasi wisata,” terangnya seraya menambahkan pentingnya sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat.

Rose menitipkan satu pesan penting yakni jangan dulu mempromosikan destinasi wisata ketika belum siap dan tertata dengan baik.  Lengkapi dengan fasilitas dan kondisi lingkungan yang baik -- termasuk kesediaan kuliner dan buah tangan -- barulah dipromosikan.

Terakhir, Rose menyampaikan perlunya evaluasi kepariwisataan.  Identifikasi kekurangan-kekurangan yang mungkin tidak terdeteksi. Untuk itu perlu penyediaan semacam kotak saran agar wisatawan dapat memberitahu apa yang perlu dipersiapkan pemerintah maupun pengelola wisata. (*/ka)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: