11 Apr 2022
  Humas DIY

Kartini Wariskan Perempuan Tangguh, Berdaya, dan Berkarya

Sleman (11/04/2022) jogjaprov.go.id – “Orang mati itu harus menurut, kapan dimandikan, kapan dikafani, kapan dikubur dia harus ngikut, kalau sampai dia ngeyel, tidak manut dan tidak ngikut berarti orang itu belum mati.”

Demikian sekelumit gojekan Ustadz Widjayanto  ketika mengawali ceramahnya ketika mengisi Tausiah Doa Bersama menyongsong Peringatan Hari Kartini 21 April 2022. Peringatan Hari Kartini Tingkat DIY yang diselenggarakan Bhayangkari sebagai leading sector dihadiri oleh Penasihat II Panitia Peringatan Hari Kartini tahun 2022 DIY GKBRAy A. Paku Alam bersama 5 komponen Organisasi Wanita di DIY yaitu Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari, dan Tim Penggerak PKK pada Senin (11/04) di Aula Anton Sudjarwo Mapolda DIY, Condongcatur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ketua Panitia Penyelenggara Doa Bersama yang juga istri Kapolda DIY Ny. Dhani Asep Suhendar menjelaskan bahwa Doa Bersama dalam rangka Peringatan Hari Kartini Tahun 2022 ini mengangkat tema “Momentum Ramadhan untuk Berdaya dan Berkarya di Masa Pandemi, Perempuan Tangguh Untuk Indonesia Tumbuh". Ny. Dhani Asep Suhendar berharap agar Doa Bersama dengan pembicara Ustadz Widjayanto ini akan meningkatkan imun dan iman kita.

Dilaporkan Ny. Dhani Asep Suhendar bahwa berbagai kegiatan dalam rangka menyambut Peringatan Hari Kartini Tahun 2022 Tingkat DIY yaitu Bhakti Sosial Donor Darah; Bhakti Sosial pemberian bantuan paket sembako sebanyak 300 paket di Hargomulyo, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul; Sarasehan serta Puncak Kegiatan Hari Kartini pada 21 April 2022.

Di bagian lain, lebih lanjut Ustadz Widjayanto mengatakan bahwa orang yang mulia bukan harus dimuliakan tetapi harus bisa memuliakan orang lain. Orang yang terhormat bukan orang yang harus dihormati namun orang yang bisa menghormati orang lain.

Disampaikan Ustadz Widjayanto bahwa Peringatan Hari Kartini ini memang seharusnya membawa kebersamaan untuk saling bersilaturahmi, jangan sampai ibu-ibu Panitia Hari Kartini kelihatannya bersatu tetapi hatinya tidak bersatu.

Dijelaskan Ustadz Widjayanto bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi. Jangan sampai kita kelihatan satu organisasi, tetapi  hatinya pecah. Kalau orang judi senang melihat orang susah, tetapi dia susah kalau melihat orang senang. Maka orang judi itu inginnya saling mengalahkan satu dengan yang lainnya. Maka Allah melaknat bukan karena tukang judinya, tetapi  karena jarak hatinya itu."

Menyangkut dengan tema momentum Ramadhan untuk Berdaya dan Berkarya di Masa Pandemi, Perempuan Tangguh Untuk Indonesia Tumbuh, selanjutnya Ustadz kondang itu menguraikan ada 7 poin yaitu Peringatan, Pemimpin, Berdaya, Berkarya, Pandemi, Tangguh dan Tumbuh. Tetapi dari ketujuh poin itu yang terpenting yaitu pemimpin, anak mau menjadi seperti apa semua tergantung pada ibunya, karena ibu adalah bagi sekolah untuk anaknya. Oleh karena itu lanjut Ustadz, Nabi telah bersabda, “Kalau negara ini ingin baik perbaiki ibu, kalau ibunya rusak semua negara jadi rusak. Tetapi kalau ibunya baik  seluruh negara jadi baik." Sehingga momentum hari Kartini ini menjadi penting karena untuk memberdayakan, bagaimana masyarakat berkarya, bagamaina generasi muda tumbuh, bagaimana negara akan tangguh.

Mengakhiri tausiahnya Ustadz menyampaikan bahwa dengan Hari Kartini kita akan mengingat budaya dan agama. Karena menurut Widjayanto antara agama dan budaya itu selaras. Perintah agama dalam menjalankannya melihat pada budayanya.

Usai ceramah Doa Bersama dilanjutkan dengan tanya jawab dengan dan diakhiri dengan penyerahan cendera mata oleh Penasihat II Panitia Peringatan Hari Kartini tahun 2022 DIY GKBRAy A. Paku Alam kepada Ustadz Widjayanto yang disaksikan  Ibu Sekda DIY dan Ketua Panitia Penyelenggara Ny. Dhani Asep Suhendar. ( kr)

Humas DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: