08 Mar 2022

Kemas Apik Kontribusi Keraton Yogyakarta bagi Bangsa Lewat ‘Jayapatra’

Yogyakarta (08/03/2022) jogjaprov.go.id - Keraton Yogyakarta resmi membuka Pameran Jayapatra: Dedikasi Keraton Yogyakarta Bagi Bangsa, pada Senin (07/03) pukul 19.00 WIB atau 3 Ruwah Alip 1955 bertepatan dengan tanggal penobatan ke-33 Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas sebagai raja dan permasuri Keraton Yogyakarta menurut kalender Masehi. Pembukaan pameran dilakukan secara daring melalui siaran Youtube Premiere: Kraton Jogja. Pameran Jayapatra digelar di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta serta dapat dikunjungi secara virtual melalui pranala symposium.kratonjogja.id.

Adapun pameran Jayapatra menggambarkan kontribusi Keraton Yogyakarta kepada bangsa Indonesia. Puncak dari perjuangan panjang yakni Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, melahirkan sebuah negara Indonesia yang didukung berbagai kekuasaan dari kota kerajaan, yang lebih dahulu otonom sebagai pusat-pusat pemerintahan.

Pernyataan Bangsa Indonesia melalui proklamasi menjadi titik balik dari perjuangan baru. Tidak hanya mengenai ‘pemindahan’ kekuasaan, melainkan perubahan peta politik yang begitu berwarna. Amanat 5 September 1945, pemindahan ibu kota negara ke Yogyakarta, Agresi Militer Belanda II, Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga kelahiran Republik Indonesia Serikat menjadi momentum sejarah yang tidak dapat dielakkan. Sementara itu, kehadiran keraton dan masyarakat Yogyakarta dalam dinamika politik nasional tidak dapat dipungkiri.

Dedikasi Yogyakarta kepada nasional rupanya tidak dapat diukur dari Amanat 5 September 1945, namun peran-peran vital telah diwujudkan dalam berbagai hal. Pada bidang pendidikan, Keraton Yogyakarta merintis pendidikan berbasis budaya melalui sekolah tamanan, kemudian berkembang menjadi sekolah-sekolah ala Barat. 

Puncaknya, kehadiran 71 sekolah partikelir pada pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII menjadi bukti perhatian sultan atas pendidikan. Sekolah-sekolah tersebut selanjutnya berkembang menjadi Hollandsch Inlandsche School dan mengakomodasi kebutuhan pendidikan di Yogyakarta. Estafet perjuangan di bidang pendidikan diteruskan pula oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan mengizinkan kawasan keraton sebagai ruang belajar Universitas Gadjah Mada. Di sisi lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX secara pribadi terlibat langsung dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Peran sultan dalam politik praktis menjadi catatan sejarah penting dari Yogyakarta untuk bangsa.

“Perjuangan ini dilanjutkan pula oleh Sri Sultan Hamengku Bawono ka. 10 dalam mempertahankan kedaulatan republik melalui praktik-praktik budaya dan reformasi di Yogyakarta. Potret pisowanan ageng pada tahun 1998 menjadi fakta atas peran sultan dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia” tangkas GKR Mangkubumi, pada sambutannya. 

Pada tahun 2022, dalam rangka memperingati ulang tahun kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Keraton Yogyakarta kembali menggelar agenda symposium internasional dan pameran bertema Jayapatra: Dedikasi Yogyakarta bagi Bangsa. Jayapatra berarti perjanjian kemenangan, yang mengacu pada perjuangan menempuh kemerdekaan dipenuhi dengan berbagai perjanjian hingga memenangkan sebuah kebebasan. Payung tema ini hadir sebagai upaya menarik kembali sejarah panjang Yogyakarta sebagai kota kerajaan yang memiliki pengaruh besar atas kelahiran republik.

Peran-peran di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, hingga kebudayaan selanjutnya diterjemahkan dalam masing-masing tema simposium, sekaligus sudut-sudut ruang pamer. Agenda ini menjadi momentum untuk kembali merefleksikan diri atas perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan sekaligus mengejawantahkan berbagai praktik dalam menjaga kemerdekaan. Selamat menjadi bagian dari memorabilia perjuangan Yogyakarta dalam menjaga kedaulatan Indonesia.

Sementara, Penghageng KHP Nitya Budaya sekaligus Ketua Pelaksana Pameran Jayapatra GKR Bendara, mengatakan bahwa pelaksanaan pameran ini tidak seperti tahun sebelumnya mengingat pandemi Covid-19 masih menyelimuti DIY. “Pelaksanaan pameran harus digelar terbatas, karena pandemi masih ada. Jadi kita bagi saja ada yang online untuk virtual tour dan ada juga yang offline jadi bisa berkunjung di lokasi pameran,” jelasnya. 

GKR Bendara mengatakan bahwa tema besar yang diangkat kali ini sangat berkaitan dengan kontribusi keraton bagi Indonesia. “Sebagian besar yang diangkat berkaitan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, termasuk menceritakan peranan beliau sebagai Menko Ekuin hingga menjadi Wakil Presiden RI,” ungkapnya. 

Ia juga mengatakan, berkaitan dengan tema pameran yang diusung, benda-benda yang dipamerkan lebih banyak yang berkaitan dengan arsip dan tulisan sejarah. “Berkait dengan temanya, yang banyak dipamerkan memang arsip-arsip dan dokumen-dokumen era pemerintahan HB IX yang dimiliki keraton ataupun juga stakeholder terkait,” tutupnya. 

Adapun pameran Jayapatra dapat dikunjungi setiap hari hingga 12 Juni 2022 secara daring maupun luring. Untuk kunjungan luring, jam operasional dibuka mulai pukul 09.00-14.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp15.000. Sementara untuk kunjungan daring (virtual tour), tiket masuk dapat diperoleh dengan harga Rp10.000. Registrasi dan info kunjungan pameran Jayaptara dapat diperoleh melalui official website symposium.kratonjogja.id. [vin]

HUMAS DIY 

Bagaimana kualitas berita ini: