08 Feb 2024
  Humas DIY Berita,

Keraton Yogyakarta Gelar Pengajian, Tutup Hajad Dalem Yasa Peksi Burak

Yogyakarta (08/02/2024) jogjaprov.go.id –

Isra Mikraj merupakan perjalanan luar biasa Rasulullah SAW ke langit yang mengajarkan tentang kesucian hati dan ketakwaan kepada Allah SWT yang perlu diteladani. Melalui peristiwa Isra Mikraj, diingatkan akan pentingnya memperkuat iman, menjaga keteguhan dalam menghadapi cobaan, serta meneguhkan komitmen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, pengajian dibuka Abdi Dalem Urusan Pengulon KRT DRS H. Zuban Hadiningrat dengan membacakan riwayat Nabi Muhammad SAW berikut latar belakang sejarah terjadinya peristiwa Isra Mikraj. Disampaikan pula dialog pendek antara nabi dengan Malaikat Jibril yang terjadi selama perjalanan Isra Mikraj dan juga hikmah-hikmah pada perjalanan Isra Mikraj.

Pengajian yang digelar terbuka untuk masyarakat umum ini berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam. Pada kesempatan tersebut, pembaca risalah didampingi KMT Sarihartaka Dipura sebagai penderek dan MAS Bekel Sepuh Amat Taufik Arifin, S.Sos selaku pembaca doa.

Pada saat pengajian ini berlangsung, peserta pengajian dapat melihat miniatur pohon Peksi Burak yang sebelumnya pada pagi hari yang sama telah dibuat dan diarak dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Gedhe. Peksi dalam bahasa jawa berarti burung, sementara Burak adalah Buraq. Kehadiran pohon Peksi Burak ini pun sebagai perwujudan akan burung Buraq yang dipercaya menjadi wahana suci atau kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra Mikraj.

“Makna Peksi Burak ini adalah rangkaian wujud untuk memperingati Isra Mikraj. Waktu itu Nabi Muhammad SAW naik Peksi Burak (burung Buraq), itu yang diwujudkan jadi pohon buah,” ujar KMT Sarihartaka Dipura.

Disebutkan KMT Sarihartaka, berbagai buah yang disusun pada pohon Peksi Burak menjadi simbol kesuburan dan kemakmuran. “Jadi setelah Nabi Muhammad SAW pada waktu itu saking sakitnya langsung akhirnya mendapat mandat untuk salat lima waktu. Ragam buah tersebut merupakan wujud kesuburan dan kemakmuran untuk keluarga dan semua pengikut Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Peksi Burak dirangkai dari potongan kulit jeruk bali yang dibentuk menyerupai kepala, leher, badan, dan sayap buraq. Peksi Burak kemudian disusun di atas pohon buatan yang terbuat dari rangka bambu menyerupai guci setinggi satu meter.

Pohon buah ini disusun dari rangkaian 8 jenis buah-buahan (dari bawah ke atas secara berurutan disusun atas pisang raja berpasangan, rambutan, manggis, jeruk, apel, sawo, jeruk bali yang sudah dikupas, dan salak), serta untaian tebu yang dikupas dan diiris-iris setebal 4 cm. Bagian atasnya ditutup dengan rimbunan daun kemuning yang dihiasi bunga patra menggala berwarna merah, kuning, dan oranye. Pohon buah dibuat sepasang, untuk masing-masing Peksi Burak jantan dan betina.

Selain melambangkan kendaraan Buraq yang ditumpangi Nabi Muhammad SAW, dalam tradisi Yasa Peksi Burak ini juga terdapat empat pohon bunga yang dibuat dari rangka bambu yang diisi dengan rimbunan daun kemuning, dihiasi ikatan-ikatan bunga patra menggala. Pohon bunga juga dilengkapi dengan bunga kamboja berwarna merah dan putih yang dipasang pada ujung lidi bambu, serta untaian mawar merah, kenanga, dan irisan daun pandan dililitkan di sekitar daun. Kehadiran pohon bunga ini pun melambangkan taman surga.

Usai pengajian ini, buah-buahan dalam rangkaian Peksi Burak dibagikan kepada Abdi Dalem Kanca Pengulon dan para peserta pengajian. Momentum tersebut mengakhiri rangkaian prosesi Hajad Dalem Yasa Peksi Burak.

Sebelumnya, sejak pukul 09.00 WIB di Bangsal Sekar Kedhaton, Kompleks Keputren, GKR Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan bersama dengan GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara, serta Sentana Dalem merangkai buah-buahan dan daun- daunan menjadi bentuk menyerupai Peksi Burak atau burung Buraq yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat menjalani Isra Mikraj.

"Pentingnya kewajiban salat lima waktu yang ditandai dengan peristiwa Isra Mikraj, maka simbol Peksi Burak dirangkai GKR Mangkubumi. Berbeda dengan simbol dakwah lainnya, semisal gunungan, labuhan, rangkaian bunga nikahan dan sebagainya yang merangkai abdi dalem," kata Abdi Dalem Kanca Kaji Mas Penewu Ngabdul Wahab.

Pada pukul 15.00-16.00 WIB, Peksi Burak yang telah selesai dirangkai diarak menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Sebelum prosesi arak-arakan, Abdi Dalem Punakawan Kaji memimpin doa bersama yang diikuti semua hadirin yang ada di Bangsal Sekar Kedhaton.

Setelah selesai doa, dibantu Abdi Dalem Suranata dan Kanca Abrit membawa Peksi Burak menuju Masjid Gedhe melewati pelataran keraton, keluar melalui Regol Kamandungan Lor, melewati Jalan Rotowijayan. Sesampainya di Masjid Gedhe, Abdi Dalem Suranata menyerahkan Peksi Burak kepada Abdi Dalem Pengulon di Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. Acara ini juga digelar tertutup.(Han/Yd/Wa/Fn/Im/Ip/Sd/Rcd/Stt)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: