27 Apr 2024
  Humas DIY Berita,

Lima Film Danais Dirilis, Layak Masuk Industri Perfilman

Yogyakarta (27/04/2024) jogjaprov.go.id - Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menggelar gala perdana pemutaran lima film pendek yang didanai Dana Keistimewaan (Danais) di Empire XXI, Jalan Urip Sumoharjo No 104, Klitren, Gondokusuman, Jumat (26/04). Lima film pendek yang dirilis tersebut mengangkat kebudayaan lebih luas dan menggambarkan realitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu, lima film baru tersebut dinilai layak masuk dalam kancah industri perfilman nasional hingga internasional.

Adapun lima film yang terpilih dari hasil pendanaan dan pendampingan Disbud DIY di antaranya dua kategori dokumenter berjudul Lampahing Cakra dan Dolanan Kota. Tiga film pendek lainnya dengan kategori fiksi berjudul Bakmi Kangen Rasa, Mancing Mayit dan Suintrah. 

Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan, pendanaan dan pendampingan film ini merupakan bukti komitmen Disbud DIY untuk memberikan pembinaan dan fasilitasi kepada film maker yang ada di DIY. Rangkaian agenda rutin tahunan ini telah berhasil menelurkan setidaknya total 120 film fiksi dan dokumenter hingga 2023. Setiap film yang lolos kurasi mendapatkan pendanaan sebesar Rp180 juta.

"Kami berharap dengan ekosistem yang semakin baik dan berkembang, maka sub elemennya akan tumbuh dan berkembang. Salah satu kontribusi terbesar ketika ekosistem ini berjalan baik maka akan muncul film-film hebat yang luar biasa sehingga dapat memajukan kebudayaan dan peradaban khususnya di DIY maupun di Tanah Air, " tuturnya disela-sela Gala Premier Film Disbud DIY di Empire XXI, Jumat sore (26/04).

Dalam proses yang telah dilalui bersama, Dian mengatakan tematik - tematik yang disuguhkan bersama dalam kompetisi film pendanaan ini akan semakin melahirkan kesadaran, kepedulian bahkan perhatian para insan film untuk mengangkat kebudayaan lebih luas dan kreatif. Dengan demikian akan semakin menguatkan identitas dan karakter DIY.

Dian mengungkapkan, setidaknya puluhan proposal film yang masuk dalam Kompetisi Pendanaan Pembuatan Film Yogyakarta 2023. Terdapat beberapa proses seleksi dari administrasi, pitching, serta one on one meeting. Setelah lolos penjaringan, sineas akan mendapatkan pendampingan dari supervisor. Disbud DIY menargetkan penayangan di festival nasional dan internasional nantinya. 

"Usai seleksi, lima film terpilih akan dikurasi dan diberi pendampingan agar isu dan kualitas film hasil karya sineas DIY semakin meningkat. Mereka diberi tantangan mengolah tema kebudayaan menjadi lebih update, menarik, dan mungkin belum pernah ada. Konteks kebudayaan lebih luas mulai proses lahir sampai meninggal," jelas Dian.

Setelah serangkaian produksi rampung hingga akhirnya diputar perdana, Disbud DIY berharap dengan program pendanaan film ini bisa membangun ekosistem perfilman yang lebih baik bagi DIY dan Indonesia di masa depan. Lima film karya sineas muda ini pun dinilai sudah siap masuk dalam kancah industri perfilman nasional maupun internasional.

Produser Dolanan Kota, Tafsyiatun Rohanah mengatakan, filmnya mengangkat lika liku perjuangan penjual mainan tradisional anak asal Gunungkidul yang hampir punah. Film ini mengajak semua pihak ikut terlibat dan berpikir melestarikan mainan tradisonal, sebelum punah, hilang atau diklaim negara lain.

"Kami membuat film tentang warisan kuliner di DIY yaitu Bakmi Jawa. Berbeda dengan warisan bentuk lain, warisan kuliner cukup susah untuk bisa sama persis dengan aslinya. Beda tangan, beda rasa pula. Terlebih perlu penyesuaian dengan perkembangan zaman. Semoga cerita film kami bisa bermanfaat bagi banyak orang," terang Produser film Bakmi Kangen Rasa, Dafros Sagita.

Sedangkan Sutradara sekaligus penulis naskah film Mancing Mayit, Christian Baniisreal mengangkat isu sosial yang tengah ramai yaitu banyaknya korban pinjol. Film tersebut berupaya merefleksikan isu maraknya korban pinjol agar masyarakat berhati-hati dan tak terjebak menjadi korban pinjol.

"Saya awalnya gak mau difilmkan, namun akhirnya saya putuskan tampil dengan niat ingin memperkenalkan kesenian leak sekaligus melestarikan budaya. Harapannya banyak orang bisa lebih mengenal kesenian leak yang acap kali masih dipandang sebelah mata," imbuh tokoh utama film Lampahing Cakra sekaligus Pemimpin Kelompok Kesenian Leak Cakra Sudarsana, Hetty Susilawati. (Fn/Im/Yud/Ewd/Ip/Stt/Han/Rcd/Wp/Sd)

 

HUMAS PEMDA DIY

Bagaimana kualitas berita ini: