09 Feb 2024
  Humas DIY Berita, Kebudayaan,

Manisnya Kebersamaan Dalam Kue Keranjang

Yogyakarta (09/02/2024) jogjaprov.go.id – Kue Keranjang tak pernah absen dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Kue beras manis itu selalu hadir sebagai perlambang kebersamaan menuju kehidupan yang lebih baik dan sejahtera di tahun yang baru.

Tak mengherankan jika setiap keluarga pasti membeli atau membuat kue ini untuk imlek lalu membawanya ketika mengunjungi kerabat dan kolega saat liburan imlek. Salah satu pembuat kue keranjang legendaris yang masih eksis sampai saat ini adalah Jimmy Sutanto.

Jimmy adalah generasi ketiga pembuat kue keranjang dengan memanfaatkan eks pabrik roti Arkansas millik sang kakek yang pernah berjaya pada era 1950 silam. Setelahnya pada 1960-an, sang ayah memanfaatkan pabrik roti yang berada di Kampung Ketandan untuk membuat kue keranjang sampai pada saat ini.

Dengan penuh semangat, Jimmy menceritakan sejarah kue keranjang beserta maknanya saat ditemui dirumahnya tak jauh dari pabrik pada Rabu siang (07/02). Ada beberapa versi tentang asal muasal kue ini. Versi yang diketahuinya berawal dari peristiwa meluapnya dua sungai kuno di China yaitu Sungai Yangtze dan Sungai Kuning dahulu kala. Bencana alam tersebut membuat rakyat kelaparan.

Menghadapi kondisi tersebut, dibuatlah kue keranjang berbahan dasar utama tepung beras ketan dengan gula. Selain berbahan dasar sederhana, kue ini pun awet disimpan sampai setahun. Kue keranjang ini berbentuk bulat merupakan suatu simbol dari kebersamaan. Maknanya menunjukkan harapan akan kebersamaan seluruh anggota keluarga saat perayaan Imlek.

“Perayaan Imlek seperti Idul Fitri. Malam sebelum Imlek adalah kesempatan untuk kumpul keluarga. Jika ada anak atau cucu dan sebagainya yang merantau harus berusaha untuk kembali dan bertemu seperti mudik lebaran," ujar Jimmy.

Meski berbahan dasar sederhana, proses pembuatan kue keranjang ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama. Adonan kue yang telah dicampur dimasukkan dalam cetakan dilapisi kertas kaca lalu dikukus dalam tungku kayu setidaknya 10 jam. Lamanya pengukusan penting untuk menentukan kematangan dan warna kue. Setelah matang didiamkan sebelum dikemas dan ditutup dengan stiker ucapan Imlek.

"Nama kue keranjang dari pembuatannya yang menggunakan cetakan keranjang. Namun kini, demi efisiensi dan efektivitas, cetakan aluminium menggunakan bahan alumunium sehingga dapat digunakan berulang-ulang," kata Ketua Perhimpunan Fuqing Yogyakarta ini. 

Dalam perayaan Imlek kali ini, Jimmy hanya membuat kue keranjang sesuai pesanan. Ada yang dinikmati sendiri atau dibagikan sebagai hadiah. Kue keranjang buatan Jimmy dikenal menggunakan resep keluarga turun temurun tanpa pengawet. Tersedia tiga varian rasa kue keranjang yaitu original vanilla, coklat, dan stroberi. Harganya Rp42.000,00 per kg dengan isi 3 buah kue.

Agar kue keranjang tahan lama untuk dikonsumsi, Wakil Ketua Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) tersebut membagikan tips menyimpan kue keranjang, yakni disimpan di dalam kulkas dan sering dijemur guna mencegah tumbuhnya jamur. 

Tak lupa, Jimmy memberikan tiga cara menyantap kue keranjang yaitu pertama, dipotong kecil lalu dicelup dalam kocokan telur lalu digoreng. Kedua, dipotong kecil lalu dibungkus daun kemudian dikukus hingga matang dan dapat disantap. Ketiga, kue ini hanya cukup dipotong sesuai selera lalu langsung dimakan tanpa perlu di goreng dan kukus.(Han/Fn/Rcd/Im/Yd/Ip/Sd/Stt/Wa)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: