05 Okt 2023

Meriahkan FKY 2023, Teater Koma Usung Lakon ‘Bisul Semar’

Yogyakarta (05/10/2023) jogjaprov go.id - Teater Koma memeriahkan pertunjukan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 bertempat di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu malam (04/10/2023). Mengusung lakon 'Bisul Semar’, Teater Koma mengangkat isu dan problematika masa kini lewat sajian drama teater yang menarik.

Teater Koma merupakan kelompok seni teater asal Jakarta, berdiri pada l 1977, yang punya reputasi cukup bagus di jagad kesenian di Indonesia. Sebagai kelompok teater yang sudah cukup tua, kehadiran Teater Koma dimaksudkan dapat menaikkan nilai FKY menuju skala nasional sekaligus membuka peluang internasional di masa mendatang.

Lewat tema khusus ‘Ketahanan Pangan’, Teater Koma membawakan ‘Bisul Semar’ yang ditulis dan disutradarai oleh Budi Ros. ‘Bisul Semar' merupakan produksi ketiga bagi Teater Koma yang dipentaskan di Yogyakarta. Pertunjukan ini juga merupakan naskah dan pementasan pertama setelah berpulangnya Nano Riantiarno, membuatnya menjadi penampilan perdana Teater Koma dengan jajaran staf produksi yang baru.

" Terimakasih atas partisipasi Teater Koma yang jauh-jauh datang ke DIY ikut menyemarakan FKY 2023. Setelah 34 tahun hingga saat ini, FKY telah melahirkan seniman-seniman unggulan, komunitas-komunitas progresif dan festival-festival baru yang menjadikan kehidupan presentasi capaian kebudayaan DIY yang bermetamorfosis secara bertahap," ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

Dian menyampaikan pihaknya bersama Tim Steering Committe memiliki gambaran merebranding FKY menjadi hilir dari berbagai kerja budaya di DIY. Dengan mengusung tema Ketahanan Pangan yang dikemas dalam tajuk Kembul Mumbul, lahir banyak program yang menangkap aktivitas aktivitas pangan di masyarakat. Salah satunya pementasan Teater Koma dengan lakon Bisul Semar yang seirama dengan giat FKY akan menarasikan pada kita suatu fenomena krisis kesadaran pangan berwujud pertunjukan teater.

" Suatu kehormatan besar bagi kami dan kesempatan hari ini merupakan suatu peristiwa yang istimewa, seistimewa Yogyakarta. Dengan menyaksikan sajian Teater Koma, kita akaan bersama-sana turut belajar dari hasil pertunjukan sosok sosok maestro tentang pembacaan keadaan sosial melalui cermin karya seni," tandasnya.

Teater Koma tetap bangkit dan melanjutkan dedikasinya pada seni pertunjukan yang merupakan adat kebudayaan. Bukan hanya sekedar bentuk tetapi spirit yang akan diperlukan sebagai teladan dan cambuk semangat bagi diri kedepan.Lebih jauh, pihaknya berharap momen ini mampu menjadi jembatan pertunjukan dan komitmen kolaborasi serta sinergi kerja budaya baik lintas sektor maupun antar masyarakat.

"Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada tim pelaksana dan steering committee yang dikoordinatori Butet Kartaredjasa yang telah memberikan dedikasi dan kreativitasnya sehingga peristiwa ini dapat terjadi. Dengan ini kami sampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya, teriring harapan semoga FKY senantiasa berdampak baik, terus mengaktivasi seni budaya yang ada di masyarakat, turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi hilir kerja budaya yang berkarakter masyarakat DIY," ungkap Dian

Naskah ‘Bisul Semar’ menceritakan tentang tokoh Semar, sang tokoh utama yang diganggu oleh penyakit bisul misterius di kepalanya. Selagi bisul tersebut terus membesar, Semar jadi makin kesulitan berpikir jernih. la bahkan tak bisa lagi membedakan mana yang baik dan buruk. Keluarga Semar yang mulai khawatir akhirnya memilih untuk memanggil dokter.

Setelah diperiksa dengan seksama, dokter kemudian memberikan diagnosis yang mengejutkan. Ternyata apa yang disebut bisul oleh Semar sebenarnya tidak ada, Dokter menganggap Semar hanya mencari sensasi dan kegaduhan. Mendengar apa yang dikatakan dokter, Semar dan keluarga tentu tak terima.

Cerita kemudian berkembang dengan munculnya konflik antara dokter dengan keluarga Semar. Kisahnya makin menarik karena mengangkat berbagai rupa masalah masa kini yang dikemas secara artistik. Sebenarnya bukan pertama kali Teater Koma hadir dan pentas di Yogyakarta. ‘Bisul Semar’ merupakan produksi ketiga dari total pementasan yang dilakukan Teater Koma sejauh ini.

Sebelumnya Teater Koma mementaskan ‘Rumah Sakit Jiwa’ dalam Budaya UGM pada 20 - 23 Februari 1992. Pementasan selanjutnya ‘Sampek-Engtay’ pada 24 - 25 Januari 2004 di Gedung Societet Militer TBY. Selain pertunjukan Teater Koma program Pertunjukan FKY juga akan mementaskan pertunjukan teater lainnya Teater dengan judul Adege Astana Girigondo dengan praktik pembacaan naskah berbingkai ketoprak lesung, juga akan menjadi salah satu pertunjukan teater selanjutnya.

Semua program pertunjukan FKY berlangsung dari 29 September hingga 13 Oktober 2023. Beberapa sesi pertunjukan bertempat di lokasi yang berbeda sesuai venue acara, Gedung Kesenian Wates, Kompleks Makam Astana Girigondo, hingga Taman Budaya Kulonprogo dan TBY. (Fn/Im)

Bagaimana kualitas berita ini: