29 Mar 2022
  Superadmin Berita, Agenda Kegiatan,

Minimalisir Tuber Culosis Butuh Keterlibatan Masyarakat 

Kulon Progo (29/03/2022) jogjaprov.go.id. – Terdapat tiga program besar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menjadi fokus utama saat ini yakni; membangun jejaring zero Tuber Culosis (TB), mengatasi pandemi dan melakukan transformasi di sektor kesehatan yang juga telah dimulai yakni me-reform layanan primer di puskesmas.

Hal tersebut dilakukan agar petugas kesehatan secara cepat mengidentifikasi penyakit, screening, dan tindakan tepat secara dini agar masyarakat senantiasa sehat. “Intinya, Kemenkes berharap masyarakat sehat terus bukan menyembuhkan orang sakit,” tandas Menkes, Budi Gunadi Sadikin, di Puskesmas Girimulyo, Kulon Progo, Selasa (29/03) siang. 

Menkes hadir untuk meninjau vaksinasi dan layanan Zero TB dengan dipandu Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo drg. Th. Baning Rahayujati, M.Kes yang didampingi Penewu Girimulyo Endah Wulandari,SSTP, M.M, Kepala Puskesmas Girimulyo, drg.Tuty  Purwanti.

Menteri Budi selanjutnya menjelaskan bahwa selama ini lebih banyak digunakan untuk menyembuhkan orang sakit serta membeli obat-obatan yang sifatnya kuratif. “Kita maunya lebih promotif dan intensif. Penyakit TB merupakan penyakit yang paling banyak dialami masyarakat. Oleh karena itu kami ke Girimulyo ini mau melihat dimana program kuratif, promotif itu TB. Program itu masih bagus, surveilans 3T-nya masih bagus, vaksinasinya masih bagus, dan terakhir apabila masih sakit nantinya ya harus dirawat,” jelas Budi. 

Lanjut Menteri Budi, menurut data WHO di Indonesia, jumlah penderita TB di Indonesia mencapai 824 ribu orang itu. “Tak terdeteksi orangnya lebih dari 10 tahun. Paling tinggi 500ribu, 600ribu dan turun lagi pada angka 300 ribu. Orang-orang ini tak pernah terdeteksi dan menulari kemana-mana,” ungkap Menkes. Saat ini, Kemenkes sedang bekerja keras untuk mendeteksi orang-orang yang terjangkit TB karena TB sendiri banyak variannya seperti halnya Covid-19. 

Adanya Covid-19, menurut Menkes memberikan pelajaran dalam menangani penyakit menular yakni skema tracing yang sistemnya telah ada namun belum pernah diterapkan. Menkes berharap, masyarakat dapat berpartisipasi melakukan pencegahan penyakit. “Kalau itu bisa menjadi gerakan, bukan program pemerintah, itu merupakan keberhasilan mereka. Saya menyampaikan terima kasih juga kepada teman-teman di zero TB, tanpa mereka, Indonesia tak akan berhasil mengatasi penyakit,” imbuhnya. 

Sementara itu Sekdinkes Kulon Progo drg. Th. Baning Rahayujati, M.Kes dalam paparan menjelaskan bahwa Kabupaten Kulon Progo terbagi dalam 12 kapanewon, 88 kalurahan/desa, 21 puskesmas, 63 puskesmas pembantu seluruh tenaga dokternya berjumlah 78 dokter, 8 Rumah sakit/negeri swasta tenaga dokternya 139 dokter. 

Namun demikian sehubungan dengan diangkatnya Bidan Desa menjadi PNS, saat ini di Kulon Progo sudah tidak ada lagi Bidan Desa untuk membantu pelayanan kesehatan masyarakat. “Maka dari itu, di dusun diperluaslah jejaring Posyandu tingkat padukuhan yang semula hanya melayani kegiatan ibu hamil dan balita, kini juga melayani pemeriksaan lansia dengan memanfaatkan kader yang didampingi petugas  dari puskesmas masing-masing,” terangnya. [kr]

HUMAS DIY 

 

Bagaimana kualitas berita ini: