22 Apr 2024

Ngatini, Rajut Mimpi Lewat Usaha Tas

Bantul (22/04/2024) jogjaprov.go.id - Menjadi pengrajin tas rajut merupakan jalan Ngatini, 58 tahun, warga Selogedong, Kelurahan Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul merajut mimpinya. Perempuan pengrajin tas berbahan nilon ini bercita-cita terus mengembangkan usahanya, hingga mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dari masyarakat di sekitarnya.

Sempat terkendala pandemi CoViD-19, usaha Ngatini kini berhasil bangkit kembali. Usahanya sangat mengandalkan dunia pariwisata DIY, karena sebagian besar konsumen tas rajut buatannya adalah wisatawan luar DIY.

“Usaha saya sempat terhenti saat pandemi, karena sektor pariwisata saat itu juga menurun drastis. Setelah menerima bantuan usaha dari Kementerian Sosial RI berupa bahan dan peralatan rajut melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), saya bersemangat kembali untuk mengembangkan usaha dan usaha saya kembali lancar,“ ujar Ngatini.

Kegigihan Ngatini ini, pantas diteladani. Buah kerja kerasnya selama ini bahkan mulai menuai hasilnya. Kini, Ngatini menjadi salah satu pemasok tas rajut bagi para penjual tas di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Seperti kita ketahui, Pasar Beringharjo yang terletak di Jalan Malioboro, merupakan salah satu tujuan wisata terbesar di Yogyakarta yang tidak pernah sepi pengunjung.

“Kalau pesanan sedang tinggi-tingginya, saya bisa memperkerjakan sampai 17 orang tetangga sekitar rumah. Setiap harinya, kam bisa menghasilkan lebih dari 50 tas, dengan keuntungan minimal Rp10.000 pertas. Saat musim liburan, pesanan biasanya banyak yang masuk, sampai kami kewalahan,” ungkapnya.

Ngatini setiap harinya memproduksi berbagai jenis tas rajut, mulai dari yang berukuran kecil sampai besar. Tas-tas rajutnya dijual dengan harga mulai dari Rp15.000-Rp300.000 sesuai ukuran dan tingkat kerumitan rajutan. Tak heran dengan harga yang terjangkau, tas buatan Ngatini banyak peminatnya, terutama kalangan wisatawan.

“Saya memang membidik pangsa pasar menengah ke bawah, sehingga harga jual pun ramah di kantong wisatawan. Sekarang, saya juga menjualnya secara online. Alhamdulillah, dengan dibantu anak saya, pembeli tas kami sudah banyak dari luar Jawa, bahkan dari mancanegara,” imbuhnya.

Ngatini mengaku memilih berjualan online melalui salah satu e-commerce terbesar di Indonesia. Toko online yang dikelola sang anak ini dapat diakses di shopee.co.id/ngatstore, bahkan telah memiliki lebih dari 10.000 pengikut. Ribuan produk tas rajut telah terjual secara online lewat akun yang memiliki bintang 4,9. Pembelinya dari berbagai daerah, baik di Jawa, Bali, Kalimantan bahkan dari mancanegara.

Keahlian merajut tas diperoleh Ngatini saat ia masih menjadi pegawai salah satu produsen tas rajut ternama di Yogyakarta. Namun kemudian dirinya memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka usaha tas rajut sendiri. Kerja keras dan kegigihan Ngatini menjadi bukti bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: