17 Nov 2022

Nilai Falsafah Hidup Jawa Harus Makin Bermakna

Sleman (17/11/2022) jogjaprov.go.id - Pasca diselenggarakannya Kongres Kebudayaan Jawa III di Yogyakarta, nilai falsafah hidup Jawa harus semakin bermakna sebagai living tradition, seiring upaya reaktualisasinya. Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mewakili Gubernur DIY pada Penutupan Kongres Kebudayaan Jawa III di Hotel Alana, Sleman, Kamis (17/11).

Sri Paduka mengatakan, Kabudayan Jawa Anjayèng Bawana: Dari Saptagati Menuju Kebudayaan Global, sebagai wadah inovasi dan kreasi aktualisasi budaya Jawa, diharapkan mengirimkan pesan agar budaya kian memiliki daya-panggil, daya-gerak dan daya-ungkit. Selain itu, budaya juga harus memiliki daya-hidup untuk membangkitkan gumrégahing masyarakat secara bersama-sama, dalam membangun kesejahteraannya secara mandiri.

“Strategi penguatan tradisi kebudayaan Jawa sangat perlu dilakukan dengan mempertahankan jati diri setiap warisan budaya. Pendirian lembaga yang memantau, mengawasi, dan mengimplementasi Saptagati yang terdiri dari wakil tiga provinsi juga perlu ditindaklanjuti,” imbuh Sri Paduka.

Terkait data kebudayaan Jawa, Sri Paduka menegaskan juga perlu dihimpun dan dikelola dalam sebuah sistem informasi manajemen yang berjejaring, berdaya terima, berdaya akses yang tinggi, kolaboratif, berkelanjutan, aman, dan partisipatif. Dan atas nama Pemda DIY, beliau mengapresiasi suksesnya Kongres Kebudayaan Jawa III, yang berlangsung 14-17 November 2022 sebagai melting pots pemikiran dan ide kreatif atas nilai-nilai budaya.

“Semoga hasil kongres memberikan manfaat serta menjadi motivasi untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam pengembangan budaya Jawa. Mari perkuat sinergi dan kolaborasi, menuju Kongres Kebudayaan Jawa IV di Provinsi Jawa Tengah,” ungkap Sri Paduka.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi pun menyerahkan hasil Kongres Kebudayaan Jawa III kepada Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X sebagai perwakilan Pemda DIY. Dilanjut penyerahan hasil Kongres Kebudayaan Jawa III oleh Sri Paduka kepada tiga perwakilan provinsi yang terlibat dalam kongres ini, yakni DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebelumnya, Dian mengatakan, budaya Jawa telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak pernah lekang, tetapi harapannya dapat mengondisikan budaya Jawa mampu memberikan kontribusi peradaban dunia. Oleh karena itu, kongres ini juga menjadi sebuah gerakan bersama untuk menduniakan budaya Jawa dengan tetap dinamis mengakomodasi perkembangan zaman.

“Kongres ini substansinya mengangkat pembahasan pada pokok persoalan metode strategi menjawab isu globalisasi, karena kondisi budaya Jawa nyaris selalu ada tantangan masalah di semua level. Dan hasil dari kongres ini kami inginkan berbeda, tidak hanya sekadar rekomendasi, tetapi sudah ada kesepakatan menjadi rencana yang wajib ditindaklanjuti masing-masing provinsi,” paparnya. (Rt/Sd/Th)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: