11 Mar 2018
  Humas Berita,

Optimisme Menuju Indonesia Maju

BANTUL (11/03/2018) jogjaprov.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan HB X menghadiri dan memberikan sambutan dalam acara Dialog Nasional ke-8 Indonesia Maju di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Acara yang digelar pada Minggu (11/03) pagi ini menghadirkan narasumber Kapolri Jend. Polisi Prof. H. Muh. Tito Karnavian, MA., Ph.D, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, Ph.D., Menteri Perhubungan RI Ir. Budi Karya Sumadi, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA.

Mengawali sambutan, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. mewakili seluruh civitas akademika UMY mengucapkan terima kasih kepada Polri beserta jajarannya yang telah memberikan kepercayaan kepada UMY sebagai tuan rumah pelaksanaan acara ini. Menurut Rektor UMY, memasuki era ekonomi terbuka ASEAN ini generasi muda harus dipersiapkan untuk bisa berdiri sejajar dan bersaing dengan generasi muda bangsa lainnya. Rektor UMY mengungkapkan, "Mudah-mudahan dialog ini akan memberikan rasa saling percaya dan niatan bersama untuk menjaga NKRI".

Sementara Gubernur DIY dalam sambutannya mengucapkan selamat datang di Daerah Istimewa Yogyakarta kepada para narasumber beserta rombongan. Gubernur DIY berikutnya mengungkapkan tiga prasyarat untuk mewujudkan Indonesia Maju, diantaranya stabilitas keamanan, fundamental ekonomi yang kuat, dan infrastuktur ekonomi yang handal. Sri Sultan juga menambahkan, kehadiran para narasumber di hadapan para mahasiswa dirasa sangat tepat, karena mahasiswa yang akan menjadi penentu masa depan bangsa Indonesia.

Setiap negara tengah berlomba menjadi negara berbasis ekonomi digital. Dimana bisnis harus bertransformasi menjadi bisnis yang real time, inovatif dan gesit yang ditunjang penerapan teknologi yang tepat dan inovasi. "Karena itu, selain penerapan teknologi yang tepat, inovasi menjadi kunci kesuksesan dari proses ini", jelas Sri Sultan HB X.

Dalam kesempatan ini Gubernur DIY pun menyampaikan bahwa untuk mewujudkan Indonesia Maju, maka harus disangga oleh pilar utama birokrasi yang baik dan bersih, elite politik yang berbudaya, cendekiawan yang cerdas berwawasan ke depan, budayawan yang bermartabat, serta rohaniawan yang menganjurkan toleransi antar umat-umatnya.

"Semoga kehadiran para narasumber memberikan pencerahan dan semangat bagi para mahasiswa yang merupakan generasi milenial, yang akan mengukir dan mengalami sendiri 'Indonesia Maju' nantinya", pungkas Gubernur DIY.

Selanjutnya, Dialog Nasional yang dimoderatori oleh Effendi Gazali, Ph.D. berlangsung meriah. Menkeu RI mengawali paparannya dengan menerangkan bahwa Menteri yang baik karena seluruh jajarannya bekerja dengan baik dan punya atasan yang baik. Menkeu RI juga menekankan, terkait infrastuktur yang dibangun dari Sabang sampai Merauke, hal tersebut telah menjadi perhatian dunia. "Bahwa APBN kita itu dikelola untuk tujuan kemajuan masyarakat, untuk kemajuan indonesia yang lebih baik," tutur Menkeu.

Lebih lanjut Menkeu RI mengatakan bahwa mengelola keuangan negara itu sama dengan mengelola kesehatan manusia. Sementara itu terkait utang luar negeri, Kementerian Keuangan selalu menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat posisi utang Pemerintah RI. Sedangkan terkait investasi, menurutnya investasi dapat didorong jika memiliki stabilitas keamanan, kepastian hukum dan penegakan hukum yang tegas. Menkeu menngungkapkan bahwa pemeliharaan stabilitas keamanan sangat berpengaruh pada iklim investasi. Sedangkan penegakan hukum terkait dengan pemberantasan korupsi yang dilakukan birokrasi, sehingga bisa menghilangkan ketidakpastian dalam menjalankan usaha.



Berikutnya, Kapolri menjelaskan bahwa ekonomi memiliki keterkaitan erat dengan keamanan. "Ekonomi yang baik akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, kesejahteraan rakyat naik maka angka kriminalitas menurun," jelasnya.

Menurut Kapolri, Indonesia bisa menjadi negara besar, hal tersebut dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang di atas 5%, serta situasi politik dan keamanan yang stabil. Dalam menjalankan tugas Polri sebagai penjaga stabilitas dan keamanan, telah dibentuk Satgas Pangan, Saber Pungli dan Satgas Dana Desa. Terkait Satgas Dana Desa, peran Satgas ini untuk melakukan pendampingan dan memastikan bahwa Dana Desa benar-benar sampai kepada masyarakat dan tepat sasaran.

Pada giliran Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA. menyatakan bahwa  umat Islam terbesar di bumi ini adalah di Indonesia. "Kita harus bersyukur karena negara Indonesia dianggap pujaan hati oleh bangsa Arab, hadirnya Indonesia adalah untuk menyelamatkan dunia islam, bahwa Islam bukan teroris.” terang Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut. Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA juga mengutarakan bahwa Indonesia menganut kesetaraan gender, sehingga para perempuan di Indonesia beruntung dibandingkan dengan negara-negara Arab.

Sedangkan Menteri Perhubungan RI menyatakan akan terus berkomitmen menghadirkan pembangunan konektivitas transportasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga ke pelosok Nusantara pada pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. "Saat ini, transportasi laut, udara, dan laut sudah terbangun sangat baik seperti di Papua dan sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Semua capaian ini tidak lepas dari dukungan dan sinergi yang baik dari para stakeholder dalam rangka mewujudkan pemerataan kesejateraan bagi rakyat", ujar Ir. Budi Karya Sumadi.

(rk/alh)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: