01 Okt 2022
  Humas DIY Berita,

Pancasila Sebagai Pedoman Bangsa dan Metode Hidup Era Modern

Yogyakarta (30/09/2022) jogjaprov.go.id -  Karakteristik Pancasila sebenarnya sudah terejawantahkan dan terpraktikan secara alami sejak era kerajaan-kerajaan berjaya. Saat ini menjadi tanggung jawab kita untuk menerjemahkan Pancasila sebagai pedoman bangsa dan menjadikannya metode hidup di era modern.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Asisten Setda Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Pemda DIY, Beny Suharsono. Saat memberikan sambutan dalam acara malam tirakatan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pahlawan Pancasila, Kentungan, Sleman, Jumat (30/09). Mengangkat tema “Bangkit Bergerak Bersama Pancasila”, malam peringatan ini digunakan sebagai media introspeksi, retrospeksi diri dan revitalisasi dalam konteks Pancasila pada perubahan zaman.

“Introspeksi dari jati diri bangsa Indonesia, apakah masih tetap konsisten menjadi NKRI sebagai negara bangsa serta Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Sementara retrospeksi dengan niti laku atau menengok jejak sejarah pergerakan bangsa dengan mengkaji dan menguji potret perjuangan masa lalu dalam berbagai zaman. Serta merevitalisasi dengan hakikat mempertegas dan menjadikan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai tindakan dengan konteks perubahan dan perkembangan zaman,” ujar

Demokrasi Pancasila merupakan idealisasi perilaku politik yang menjadi ciri masyarakat adat yang berbhineka. Karena Pancasila lahir dan tumbuh dari karakter spesifik bangsa Indonesia dengan tujuan harmonisasi, kohesi dan konsensus antar anak bangsa. Pancasila menjadi sebuah ideologi praksis untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi karena perbedaan. Agar dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat. Karena Pancasila memiliki landasan nilai-nilai atas prinsip musyawarah dan mufakat yang benar-benar hidup di masyarakat.

Benny juga mengungkapkan bahwa Indonesia haruslah mampu memakmurkan, memajukan dan memberikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat dan pembangunan yang bukan lagi sekedar mitos tetapi sebuah wujud yang menjadi atos bangsa yang konstruktif, visioner, antisipatif, progresif, kritis dan berkelanjutan. “Inilah Upaya yang harus kita tempuh bersama sama menuju kesejahteraan rakyat Indonesia menjadi  relevan dan pada masa transisi menuju fase endemi,” pungkas Beny.  

Narasumber, Ust. Muhammad Jazir ASP menekankan sebagai suatu bangsa yang besar kita harus niti laku atau belajar kepada pengalaman-pengalaman masa lalu yang disebut dengan sejarah. Agar kita tidak terjebak dengan kesalahan maupun persoalan-persoalan yang sama pada masa lalu.  “Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno untuk National and Character Branding, mengenai tiga pelajaran yang tidak boleh hilang dari sekolah untuk generasi selanjutnya adalah sejarah, ilmu bumi dan bahasa Indonesia,” terang Ust. Jazir.

Ust. Jazir mengajak kepada para generasi muda dan penerus bangsa khususnya para peserta untuk terus berimajinasi atau bermimpi secara visioner ke depan terhadap perkembangan Indonesia. Tentu saja dengan berlandaskan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap butir Pancasila. Beliau berpesan untuk selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia yaitu Bahasa Indonesia dan senantiasa merawat dengan baik bahasa daerah yang ada.

Prosesi acara Tirakatan Hari Kesaktian Pancasila  ditutup dengan pemotongan tumpeng yang diserahkan secara simbolis oleh Ketua Umum Panitia acara yaitu Plt. Asisten Setda Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Beny Suharsono kepada Bapak Ganis Priyono, putra Kolonel Sugiyono. (Wd/Fh/Dv/Ls)

Humas DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: