07 Des 2020

Pantau Kondisi Terkini Merapi, Sri Sultan Kunjungi BPPTKG

Yogyakarta (07/12/2020) jogjaprov.go.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan kunjungan ke Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (07/12) pagi. Tujuan dari kunjungan ini adalah berdialog dengan Kepala BPPTKG Hanik Humaida terkait perkembangan status dan aktivitas Gunung Merapi. Turut hadir pada pertemuan tersebut Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana. 

Ketika ditemui seusai agenda, Sri Sultan mengatakan bahwa pertemuan tersebut semakin dapat memberikan gambaran terkait pengambilan keputusan. “Saya tambah pengetahuan, juga melihat antisipasi mengenai seberapa jauh kemungkinan yang akan terjadi, apakah meletus, meleleh, dan sebagainya. Konsekuensinya kan seperti pengalaman tahun 2010. Hal-hal semacam ini penting karena menyangkut masalah kebijakan, konsekuensi yang timbul akan seperti apa,” tutur beliau.

Lebih lanjut, Ngarsa Dalem menerangkan bahwa segala upaya akan terus dilakukan agar kesalahan yang pernah dilakukan pada tahun 2010 tidak akan terulang. Dengan memiliki pengetahuan, kita bisa melakukan antisipasi sejak awal. Kalau 2010 kan tidak punya pengalaman. Saya hanya mempersiapkan, koordinasi dengan Sleman, bagaimana arah kecenderungan Merapi, serta perkembangannya bagaimana,” tutur Sri Sultan. Sri Sultan juga tidak mempermasalahkan pengungsi yang sesekali menjenguk rumah untuk membersihkan rumah, memberi makan ternak, dan sebagainya selama belum ada perubahan status aktivitas Gunung Merapi. "Itu sebetulnya sudah dari dulu warga naik turun seperti itu terjadi, tidak bisa tidak. Tapi kalau statusnya sudah naik, akan berbeda, tentu dilarang," tukas Sri Sultan. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala BPPTKG Hanik Humaida menuturkan kondisi Gunung Merapi sampai dengan Senin (07/12) cenderung masih stabil tinggi. “Seismitasnya masih tinggi, kegempaan masih tinggi. Deformasi juga masih belum memendek, penambahan masih 11 centimeter per hari. Data ini masih sama sejak 5 November 2020 sampai saat ini dan naik turun,” ujarnya.

Hanik menambahkan bawah sampai saat ini kubah lava baru belum terbentuk, namun perkembangan cracking/retakan di kawah terjadi panjang-panjang lagi. “Berdasar foto puncak Merapi terkahir yang diambil pada Sabtu (05/12), kubah lava yang baru belum terbentuk. Namun kondisi saat itu tertutup awan, sehingga penampakan puncak kurang jelas,” urai Hanik.

Hanik mengatakan Sri Sultan juga berpesan pihaknya diminta untuk senantiasa berhati-hati karena deformasi masih terjadi. Apalagi situasi seperti ini diproyeksikan akan berlangsung lama. “Jadi kita tunggu lagi, masih harus sabar, karena aktivitas Merapi masih tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, menyangkut pengungsian, Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana menguraikan sampai saat ini, belum ada kebijakan menambah wilayah yang penduduknya harus mengungsi. Biwara berujar, “Masih berjalan sesuai rekomendasi, yakni kelompok rentan dari tiga desa Kalitengah Lor, Kaliadem, dan Pelemsari. Yang ada penduduknya hanya Kalitengah Lor saja dan saat ini sudah mengungsi."

Namun demikian, Biwara menambahkan jika nantinya status aktivitas Merapi akan dinakkan levelnya menjadi Awas, akan ada eskalasi lebih lanjut. “Kalau ada peningkatan status, maka seterusnya akan ada tujuh desa yang penduduknya yang juga bersiap mengungsi. Sebelah Barat yakni Kapanewon Turi, ada dua desa yaitu Wonokerto dan Donokerto; Bagian Tengah yakni Kapanewon Pakem ada dua desa Hargobinangun dan Pakembinangun, dan selanjutnya Bagian Timur yakni Kapanewon Cangkringan ada tiga desa yakni Glagaharjo, Kepuharjo, dan Umbulharjo. Kita akan terus pantau kondisi Gunung Merapi dan terus melakukan koordinasi dengan BPPTKG serta BPBD di sekitar Merapi untuk update kondisi,” tutup Biwara. [vin]

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: