31 Mar 2022
  Superadmin Berita,

Pantauan TPID DIY Ke Kabupaten Sleman

Yogyakarta (31/03/2022) jogjaprov.go.id – Setelah beberapa saat vakum dalam kegiatannya pemantauan di lapangan karena Pandemi, TPID DIY kali melaksanakan kembali kegiatannya memantau kodisi lapangan mengenai harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang datangnya Puasa Ramadhan Tahun 1443 H tahun ini. Tim Pengendali Inflasi Daerah DIY di hari pertama Kamis (31/03) melaksanaan kunjungan lapangan ke distributor bahan pangan CV. Arista di Jalan Kaliurang Km.7 Kabupaten Sleman yang merupakan distributor minyak goreng, tepung terigu, tepung tapioka, dan gula pasir.


Dalam kesempatan itu Tim yang terdiri dari Unsur BI, Binda, Biro Perekonomian Daerah Setda DIY, Satgas Pangan serta instansi terkait lainnya melihat langsung ke distributor ketersediaan bahan pokok yang ada berupa gula pasir, tepung terigu dan minyak goreng.


Pemantauan harga menjelang hari besar keagamaan nasional tersebut bertujuan untuk menjaga kestabilan harga serta ketersediaan pasokan sehingga memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Selain itu, dengan harga yang stabil dan stok yang tersedia maka akan berdampak baik pada perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat.


Dari hasil pemantauan didapati bahwa harga mengalami kenaikan. Untuk komoditas minyak goreng yang sempat mengalami kelangkaan, saat ini pasokannya sudah tersedia namun dilakukan pembatasan pembelian di mana setiap pembelian minyak goreng kemasan dibatasi 5 karton/orang/hari dan minyak goreng curah dibatasi sejumlah 2 jerigen (16,5kg/jerigen)/orang/hari. CV. Arista mendapatkan minyak goreng curah dari distributor 1 yang berada di Semarang dan Tegal, sedangkan untuk minyak goreng kemasan didapat dari PT. Wilmar di Gresik dengan 2 merek yaitu Sovia dan Family yang dijual dengan harga Rp 20.500/liter.


Kelangkaan yang sempat terjadi dikarenakan perubahan preferensi konsumsi masyarakat dari minyak curah ke minyak goreng kemasan. Pada awalnya proporsi konsumi minyak goreng di DIY terdiri dari 70% minyak curah dan 30% minyak goreng kemasan, saat ini proporsi konsumsi terbalik di mana mayoritas masyarakat mengkonsumsi minyak goreng kemasan sedangkan produsen minyak goreng kemasan terlambat merespon permintaan sehingga terjadi kelangkaan.


Kelangkaan yang terjadi juga disebabkan oleh lamanya proses pendistribusian. Dalam kondisi normal pendistribusian selesai dalam waktu 2 hari setelah dilakukan pemesanan namun, saat ini, pendistribusian selesai 5 hingga 7 hari setelah pemesanan. CV. Arista tidak hanya mendistribusikan minyak goreng ke DIY saja tetapi juga ke Jawa Tengah dengan proporsi 75% didistribusikan ke DIY dan 25% didistribusikan ke Jawa Tengah.


Selain minyak goreng, terdapat juga tepung terigu, tapioka dan gula yang didistribusikan oleh CV. Arista. Pasokan tepung terigu dan tapioka didapatkan dari produsen Bogasari yang berada di Surabaya. Harga tepung terigu saat ini mengalami peningkatan pada kisaran 25-30% diakibatkan ketergantungan bahan baku impor, di mana terjadi kenaikan harga komoditas global. Harga telah mengalami kenaikan sejak bulan November tahun 2021 dan diperparah dengan adanya konflik geopolitik yang menghambat rantai distribusi, saat ini harga tepung terigu berada pada nilai Rp 115.0000/12kg.


Untuk komoditas tepung tapioka saat ini dilakukan pembatasan pembelian dengan hanya melayani pembelian oleh industri dan UKM, tidak melayani pembelian grosir. Pembatasan tersebut diakibatkan karena peningkatan jumlah ekspor sehingga mengurangi ketersediaan untuk konsumsi dalam negeri. Gula Putih juga mengalami kenaikan harga berada pada level Rp 12.800/kg dengan ketersediaan stok yang cukup aman walaupun terdapat keterbatasan pada penggilingan tebu namun permintaan gula dapat dipenuhi dengan Raw Sugar. Saat ini di CV. Arista terdapat pasokan minyak goreng kemasan sejumlah 2.000 karton atau setara +30.000 liter. Tepung terigu terdapat pasokan 30 ton, tepung tapioka 10 ton, dan gula sebanyak 120-150 ton.


Usulan yang dapat dilakukan terkait komoditas minyak goreng adalah memperbaiki sisi hulu di produsen/pabrik minyak goreng curah terlebih dahulu. Upaya tersebut untuk menjaga permintaan masyarakat. Pada dasarnya, konsumen akan memilih harga yang terjangkau seperti pada minyak goreng curah. Namun, ketika selisih harga minyak goreng curah dan kemasan sedikit, konsumen akan beralih ke minyak goreng kemasan dengan alasan kualitas lebih baik. Sedangkan untuk saat ini masyarakat mengutamakan adanya jaminan ketersediaan stok terlebih dahulu meskipun harga agak tinggi.


Menurut Deden Rokhanawati, Koordinator Pengelolaan Stabilitas Perekonomian bahwa ketersediaan bahan kebutuhan pokok menjelang datangnya bulan Ramadhan 1443 H cukup tersedia. Namun demikian hendaknya masyarakat dapat berbelanja secara bijak. Dikemukakan pula bahwa, beberapa hari ke depan akan dilajutkan dengan Pemantauan di empat Kabupaten/Kota lainnya dengan kegiatan yang sama.


Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Binda DIY, Andry Wibowo, Asiten Perekonomian Kabupaten Sleman, Budiharjo beserta jajarannya. (teb)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: