10 Okt 2018
  Humas Berita,

Paradigma Preventif, Tantangan Sistem Penanggulangan Bencana

Yogyakarta (10/10/2018) jogjaprov.go.id - Tingginya intensitas serta semakin kompleksnya bencana dan kedaruratan, memerlukan upaya penanggulangan bencana secara sistematik (disaster management system). Namun sayangnya sampai saat ini perspektif bencana belum menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biworo Yuswantono saat membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pada peresmian Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMK Negeri 1 Tanjungsari, Gunungkidul pada Rabu (10/10), Biworo mengungkapkan, tantangan pembangunan sistem penanggulangan bencana ke depan adalah perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif.

“Paradigma preventif dalam penanggulangan bencana tak hanya mencakup upaya mencegah bagi bencana yang bisa dicegah. Namun mencakup juga upaya pengurangan resiko bencana. Dengan menyusun dan melaksanakan rencana aksi pengurangan resiko bencana, tentu bisa menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Dikatakan Biworo, secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosiodemografis, wilayah Indonesia, termasuk DIY merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana. Setiap bencana pun menimbulkan permasalahan kemanusiaan yang serius serta dampak sosial bagi masyarakat yang tidak dapat dinilai dengan materi. Karenanya, kehadiran SSB diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan Tim Siaga Bencana (TSB) Sekolah.

“Kami berharap para pelajar yang tergolong usia dini ini juga senantiasa siap dalam upaya melaksanakan tugas penanggulangan bencana secara mandiri. Melalui SSB, pengelolaan manajemen bencana dapat menjadikan sekolah sebagai subjek. Pemberdayaan sekolah sangat penting agar mereka mengadopsi kesiap-siagaan menghadapi bencana dengan baik dan benar,” imbuhnya.

Pada kesempatan kali ini tiga sekolah yang diresmikan menjadi SSB ialah SMK Negeri 1 Tanjungsari, SMK Negeri 1 Purwosari dan SMK Negeri 2 Gedangsari di Kabupaten Gunungkidul.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Gunungkidul Ir. Azman Latif mengatakan program SSB yang dilakukan oleh BPBD DIY dapat menjadi pusat pembelajaran terkait penanggulangan bencana bagi siswa di DIY, khususnya Gunungkidul. Gunungkidul diakuinya merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi.

“Bencana yang paling berpotensi terjadi di wilayah Gunungkidul ialah bencana kekeringan, gempa bumi, tanah longsor, angin kencang, abrasi dan gelombang tinggi. Untuk itu, kita wajib meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana. Jika memiliki kewaspadaan yang tinggi, kita mampu mengantisipasi kejadian bencana sejak awal,” paparnya. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: