15 Nov 2022
  Humas DIY Berita, Lain Lain,

PBTY Kembali Digelar Luring Setelah 2 Tahun Daring

Yogyakarta (15/11/2022) jogjaprov.go.id – Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menerima audiensi Panitia Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke XVIII yang dipimpin Ketua Pelaksana PBTY Sugiarto didampingi panitia lainnya dan Dirut Gembira Loka Yogyakarta KMT. A.Tirtodiprojo, Selasa (15/11) di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Menurut Ketua Pelaksana PBTY Sugiarto seusai bertemu KGPAA Paku Alam X menjelaskan bahwa audensi dengan Wakil Gubernur DIY selain untuk bersilaturahmi, sekaligus memohon saran, arahan serta mengundang untuk hadir pada Pembukaan PBTY Tahun Baru Imlek 2574 Tahun 2023. PBTY akan dilaksanakan mulai tanggal 30 Januari hingga 5 Februari 2023 di Kampung Ketandan, Kota Yogyakarta.

Adapun Event Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta tahunan sendiri terselenggara atas kerjasama dari Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) yang merupakan wadah gabungan dari 14 Paguyuban Tionghoa yang ada di Yogyakarta. Untuk pengampu PBTY XVII Tahun 2023 adalah Paguyuban Hakka Yogyakarta yang mengambil tema "Bangkit Jogjaku, Untuk Indonesia".

Lebih lanjut dikatakan Sugiarto bahwa dalam rangka Peringatan Tahun Baru Imlek 2574, gabungan dari 14 Paguyuban Tionghoa Yogyakarta juga akan menggelar berbagai kegiatan yaitu Pagelaran Seni dan Budaya, Bazar dan Pameran dengan melibatkan kurang lebih 200 stand oleh UMKM di lingkungan DIY, serta Panggung Pentas Seni selama 7 hari.

Pekan Budaya ini digelar untuk umum dan terbuka bagi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan rasa persaudaraan sesama umat, menjaga dan membangun kebersamaan,  dan meningkatkan toleransi sesama umat manusia sehingga tercipta persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.

Menanggapi rencana akan digelarnya PBTY Tahun 2023 setelah tahun 2020 dan 2021 diselenggarakan secara online, Wakil Gubernur DIY berpesan agar Panitia Penyelenggara PBTY ke XVIII benar-benar menyiapkan event tersebut secara matang. Setelah pandemi selama 2 tahun, masyarakat Jogja kini haus akan hiburan. Oleh karena itu KGPAA Paku Alam X meminta panitia berkoordinasi sebaik-baiknya dengan pihak terkait, mengingat penyelenggaraannya di pusat kota Yogyakarta (Kampung Ketandan) yang dikenal dengan kepadatannya akan pengunjung.

Di samping itu, Wakil Gubernur DIY menyarankan kegiatan semacam ini hendaknya dikembangkan di tempat lainnya yaitu di Kranggan. Kranggan memiliki Klenteng Poncowinatan sebagaimana di Klenteng Gondomanan. Menurutnya apabila di 2 lokasi tersebut bisa berkembang sebagaimana di Ketandan, Kranggan juga akan semakin semarak dikunjungi wisatawan.

Wakil Gubernur DIY juga menyampaikan kepada PBTY agar berkoordinasi untuk menyatukan antara tarif parkir dengan tiket masuk event. Pengunjung dapat menunjukkan tiket masuk event untuk pembayaran tarif parkir, sehingga pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tarif parkir. 

”Ini bisa coba dilakukan dengan koordinasi yang intens antara panitia penyelenggara, tukang parkir, dengan para pedagang biar tidak terlalu membebani pengunjung dengan parkir yang mahal,” tandas Wagub. Hal ini menurutnya telah dilakukan pula di Bali di mana tarif parkir menyatu dengan tiket masuk objek wisata, sehingga pengunjung tidak dibebani dengan tarif parkir yang naik setiap kali ada event tertentu.

PBTY diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya setelah 2 tahun diterpa pandemi Covid-19. Selain itu, diharapkan terjadi akulturasi budaya, meningkatkan keakraban serta meningkatkan toleransi sesama umat manusia. Audensi diakhiri dengan berfoto bersama Wakil Gubernur DIY.  (kr/sis)

Humas DIY.

 

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: