01 Apr 2022
  Humas DIY Berita,

Pelestarian Anggrek Melalui Budidaya Kultur Jaringan

Yogyakarta (01/04/2022) jogjaprov.go.id – Sebagai tanaman hias, anggrek masuk dalam kategori flora langka atau hampir punah. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dalam pelestarian tanaman yang terkenal akan keindahannya ini. Upaya pelestarian anggrek ini dilakukan pula dalam pertemuan rutin Dharma Wanita Persatuan Sekretariat Daerah (Setda) DIY pada Jumat (01/04).

Pada kegiatan yang bertempat di Ruang Wisanggeni Unit 8, Kompleks Kepatihan Yogyakarta ini, dilakukan pelatihan budidaya dasar anggrek dengan tehnik kultur jaringan. Bertema pembahasan “Budidaya Anggrek untuk Pemula”, pertemuan rutin ini diselenggarkan oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Setda DIY Priyatinah Tri Saktiyana, menyampaikan bahwa budidaya tanaman anggrek menjadi salah satu kegiatan berpeluang usaha yang sangat menjanjikan, apabila dapat ditekuni. “Anggrek sekarang itu sudah menjadi hal yang ekslusif, ya. Bisa untuk apa-apa terutama hobi, hiasan, dan lain sebagainya dan itu sekiranya memiliki nilai sangat tinggi,” ujar Priyatinah.

Priyatinah berharap, para peserta pertemuan rutin dapat belajar dan mengambil manfaat serta nilai yang ada dalam pelatihan budidaya anggrek ini. Priyatinah juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Biro Tata Pemerintahan Setda DIY yang telah memfasilitasi terselenggaranya pertemuan rutin kali ini.

“Nanti setelah kita seneng dengan anggrek jadi hobi dan nanti akhirnya meningkat menjadi suatu yang menguntungkan tentunya akan berimbas pada peningkatan ekonomi itu sendiri,” ucap Priyatinah.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Yulia Susi Setiawati menyampaikan bahwa pemilihan tema tentang “Budidaya Anggrek untuk Pemula” pada pertemuan rutin kali ini adalah untuk menyegarkan dan merefresh kembali semangat para pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan DIY. “Intinya untuk hari ini kami bawakan tema bisa untuk hobi, menambah manfaat, mungkin kalau dikembangkan juga bisa menambah penghasilan untuk keluarga. Pelatihan hari ini tentang budidaya anggrek meskipun baru untuk pemula. Semoga bisa mengambil manfaat untuk acara kita hari ini,” ujar Yulia.

Pada kesempatan ini, pembahasan dan pelatihan mengenai budidaya anggrek untuk pemula, dipaparkan dan dipandu oleh perwakilan Kagama Orchids Adi Wira selaku Ketua I; Dian Kurniawati selaku sekretaris; dan Yuke selaku bidang pendidikan dan pelatihan. Kagama Orchid sendiri merupakan komunitas di bawah Keluarga Alumni Gadjah Mada dengan anggota pengurus terdiri dari seluruh angkatan dan jurusan yang disatukan karena memiliki kesamaan hobi dan minat khususnya tanaman anggrek.

Sekretaris Kagama Orchids Dian Kurniawati mengatakan, komunitas ini dibentuk sebagai wujud keprihatinan terhadap kondisi kekayaan anggrek di Indonesia yang sebenarnya luar biasa. Menurut Dian, belum ada organisasi yang terfokus untuk konservasi penyelamatan tanaman anggrek agar tetap lestari. Oleh karena itu, memasuki lima tahun berjalan, Kagama Orchids memiliki visi misi yakni edukasi dan konservasi terkait tanaman anggrek.

“Edukasi kita awalnya untuk anggota namun pada akhirnya untuk seluruh masyarakat bagaimana caranya kita menjaga dan melestarikan tanaman anggrek yang salah satunya melalui budidaya. Kita bibitkan, kita botolkan, kita perbanyak, kita lepas liarkan ke hutan juga,” terang Dian.

Dikatakan Dian, selain karena pembukaan lahan dan penebangan hutan, eksistensi beberapa tanaman anggrek endemik di Indonesia mulai menurun dikarenakan permintaan yang tinggi dari para pemilik hobi tanaman anggrek. “Jadi kita mengurangi kebutuhan kesenangan orang untuk memelihara anggrek mengambil dari hutan. Biasanya kan langsung pada ngambil di hutan ya. Karena kepunahan itu juga dari hobi ini juga. Karena permintaan dari hobi makanya banyak perambah hutan yang mengambil anggrek dari hutan. Makanya semakin cepat habis karena permintaan yang tinggi. ” jelas Dian.

Adapun, Dian mengatakan dalam pelatihan dan praktek kali ini, yang dilakukan adalah praktek budidaya dasar. “Ini budidaya dasar. Jadi kita dari kultur jaringan kita perbanyak. Kita tanam dari awal,” ucap Dian.

Lebih lanjut, Dian mengatakan bahwa budidaya tanaman anggrek terbilang mudah. Namun, hal penting yang harus menjadi perhatian dalam budidaya tanaman anggrek adalah jenis tanaman anggrek dan habitat dari jenis itu sendiri. Dian juga menambahkan bahwa kesabaran juga menjadi hal yang harus diterapkan dalam budidaya tanaman anggrek.

“Disesuaikan jenis anggrek dan habitatnya. Kalau sudah sesuai, kita taruh saja di tempat yang tepat dia akan subur berbunga terus. Paling tidak ada pengetahuan dasar tentang jenis dan habitatnya. Dan harus sabar.” tutur Dian.

Wakil Ketua I Adi Wira dan Yuke selaku bidang pendidikan dan pelatihan Kagama Orchids menjadi pemandu dalam sesi pelatihan dan sesi praktek budidaya tanaman anggrek melalui teknik kultur jaringan. Sesi praktek dimulai dengan langkah memindahkan bibit anggrek yang masih sangat kecil dari dalam botol ke media pot. Bibit anggrek yang masih sangat kecil didalam botol ini mulai dipindahkan ke dalam pot yang juga berukuran sangat kecil.

Mula-mula anggrek dikeluarkan satu persatu dari botol menggunakan kawat pengait lalu dicelupkan kedalam baskom berisi air. Hal ini dilakukan untuk membersihkan bibit anggrek dari media tanam yang menempel, saat hidup di dalam botol. Tujuannya supaya bibit anggrek bersih tidak ada sisa media yang menempel.

Setelah dibersihkan dengan air, bibit anggrek dianginkan ditaruh pada lembar koran. Hal ini dilakukan supaya bibit anggrek sebelum ditanam ke dalam pot dalam kondisi bersih dan kering, untuk mencegah agar bibit anggrek tidak mudah busuk saat ditanam di pot.

Tahap berikutnya adalah menyiapkan pot dan kadaka sebagai media tanam. Mula-mula, akar bibit anggrek ditutup, dibungkus dengan kadaka. Setelah semua bagian akar terbungkus kadaka dengan kuat barulah bibit anggrek dimasukan ke dalam pot.

Seluruh peserta tampak antusias mengikuti cara memindahkan bibit anggrek dari botol ke media tanam yang baru, yaitu pot kecil. Setiap peserta mencoba mempraktekannya satu persatu, mulai dari langkah mengeluarkan bibit dari botol sampai bibit ditanam ke dalam pot. Hasil tanaman kemudian diberikan secara gratis oleh pihak penyelenggara kepada para peserta untuk dibawa pulang.

Wakil Ketua I Kagama Orchids Adi Wira menuturkan nutrisi bagi tanaman anggrek bisa diberikan melalui pemupukan. “Banyak pupuk ada banyak macam, organik unorganik. Pemupukan nanti tergantung dengan apa yang kita berikan. Organik bisa dua kali seminggu. Waktu untuk pemupukan bisa pagi hari,” ujar Adi.

Adi turut menjelaskan cara agar tanaman anggrek yang sudah lama tidak berbunga dapat berbunga kembali dengan cepat. Pertama yang perlu diperhatikan adalah cahaya matahari karena sangat penting bagi pertumbuhan Anggrek. Begitu pula dengan ketinggian tempat atau suhu dan sirkulasi udara.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Bagian Bina Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Biro Tata Pemerintahan Setda DIY Rohani Yulianti berkesempatan untuk memberikan sosialisasi mengenai  “Pentingnya Memiliki Dokumen Kependudukan”. Dua leaflet mengenai Layanan Pindah Datang Penduduk dan Kartu Identitas Anak turut dibagikan kepada para peserta sebagai pelengkap informasi terkait sosialisasi.

“Terkait dengan kependudukan itu ada dua peristiwa. Peristiwa kependudukan yaitu peristiwa yang dialami oleh seseorang ketika melakukan pindah data penduduk. NIK itu adalah peristiwa kependudukan. Kartu Keluarga itu adalah didapat dari peristiwa kependudukan. Kemudian terkait dengan peristiwa penting, itu adalah terkait dengan akta kelahiran,” jelas Rohani.

Rohani juga menjelaskan, terkait kelahiran bayi, saat ini Dinas Dukcapil telah memiliki inovasi bekerja sama dengan beberapa rumah sakit menjadi pelayanan terintegrasi. Selain mendapatkan NIK yang masuk ke dalam Kartu Keluarga orang tua, diterbitkan juga Kartu Identitas Anak (KIA) bagi para bayi tersebut. Kartu Identitas Anak (KIA) adalah bukti identitas resmi untuk anak di bawah 17 tahun yang berlaku selayaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk orang dewasa pada umumnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Staf Ahli Gubernur DIY Etty Kumolowati dan para Ketua Dharma Wanita Persatuan di lingkungan Biro Setda DIY beserta DWP Paniradya Kaistimewaan. (Han/Ft)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: