22 Agt 2016
  Humas Berita,

Pemda DIY Mengapresiasi Pegiat dan Pelestari Seni dan Budaya

YOGYAKARTA (22/08/2016) jogjaprov.go.id - Nama-nama besar dalam seni dan budaya seperti Emha Ainun Najib (Cak Nun), Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ (Romo Sindhu), Drs. RM. Singgih Sanjaya, M. Hum., Soenarto Pramirohardjono, dan Yosep Anggi Noen disebutkan satu persatu di Bangsal Kepatihan Senin (22/08/2016) malam. Mereka adalah penerima apresiasi dari Pemda DIY dalam acara Pemberian Penghargaan Bagi Pegiat Seni dan Pelestari Budaya  di DIY.

Acara yang digagas oleh Dinas Kebudayaan DIY ini mengklasifikasikan pegiat dan pelestari penerima penghargaan ke dalam tiga kategori: seniman dan budayawan, cagar budaya, serta adat/tradisi. Drs. Umar Priyono,  M.Pd. selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY melaporkan bahwa acara rutin yang digelar pada tahun 2016 ini adalah wujud perhatian sederhana Pemda DIY kepada para pegiat dan pelestari yang telah memberi warna kuat bagi nuansa budaya di DIY. Selain itu, institusi yang berikhtiyar dengan baik dalam pelestarian seni dan budaya juga mendapat perhatian dari tim penilai.

Selain nama-nama seniman/budayawan yang relatif populer, Gubernur DIY juga menyerahkan secara langsung apresiasi kepada para pelestari adat/tradisi seperti Ki Sungkowo Harumbrojo, R. Ngabehi Noto Pandoyo, Paguyuban Sekar Jagad, Upacara Adat Prosesi Kirab Siwur, dan Upacara Adat Ki Tunggul Wulung. Berikutnya, penghargaan pelestari cagar budaya diserahkan kepada Moetaryanto Purwoaminoto, Wingnyo Santoso, Pemkab Gunungkidul, PT KAI Daop VI, dan Komunitas Lawang Pethuk.

Gubernur DIY merasa bangga atas apa yang dilakukan oleh para pegiat dan pelestari seni dan budaya. “Mereka adalah orang-orang yang melakukan olah-kultural, bekerja keras dan ulet secara diam-diam atas kemampuan sendiri, yang dihidupi hanya oleh rasa cinta budaya sendiri dan dorongan naluri. Sekaligus membuktikan kebenaran konsep pelestarian berbasis masyarakat”, ungkap Gubernur DIY dalam sambutannya.

Gubernur DIY juga berharap, agar setiap acara penghargaan seperti ini sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai bentuk penyadaran akan arti pentingnya pelestarian budaya. Selain itu, momentum ini diharapkan dapat dijadikan perenungan atas jati diri kita sebagai bangsa. “Dengan perenungan seperti itulah, hendaknya kita selalu berusaha meningkatkan kualitas budaya kita, dengan memberinya roh baru, suntikan spirit baru, guna menghidup-hidupkan Yogyakarta sebagai kota budaya dengan misi dan atribut kultural yang disandangnya”, demikan disampaikan Gubernur DIY sebelum menutup sambutannya.

Acara yang diakhiri dengan tarian cantrik ini dihadiri oleh Perwakilan Forkompimda DIY, Kepala SKPD, seniman, budayawan, dan tokoh-tokoh yang selama ini aktif berkecimpung dalam seni dan budaya. (alh)

Bagaimana kualitas berita ini: