04 Feb 2021

Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Jadi yang Utama

Yogyakarta (04/02/2021) jogjaprov.go.id - Berdasarkan data WHO, penyakit kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Namun para ahli mampu memperkirakan 40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor-faktor risiko terjadinya kanker. Untuk itu dibutuhkan langkah bersama dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.

Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada Puncak Peringatan Hari Kanker Sedunia 2021 di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Kamis (04/02). Sri Paduka memaparkan, kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia atau sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. Setiap tahunnya, 12juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6juta di antaranya meninggal dunia.

“Diperkirakan pada tahun 2030, kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26juta orang dan 17juta di antaranya meninggal akibat kanker. Terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat. Untuk itu diperlukan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor risiko tersebut dengan peningkatan program pencegahan dan penanggulangan kanker yang tepat,” papar Sri Paduka.

Guna menjawab tantangan tersebut, Sri Paduka menegaskan, seluruh pemangku kepentingan dan lintas sektor harus melakukan peningkatan upaya pencegahan, deteksi dini, dan penemuan dini kanker melalui kegiatan preventif dan juga promotif seperti pembuatan media berupa leaflet, poster, banner, dan lain sebagainya. Selain itu, perlu dilakukan pula penyebaran informasi melalui penyuluhan tentang kanker, baik di dalam maupun luar gedung seperti di instansi pemerintah, swasta, yayasan, organisasi masyarakat, sekolah, dan universitas, serta melalui media cetak dan elektronik.

“Dari kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk mau melakukan pemeriksaan dini agar bisa ditemukan penyakit kanker sedini mungkin. Kesadaran deteksi kanker sedini mungkin ini juga guna mewujudkan masyarakat hidup sehat dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan tercapainya nawacita kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia, serta program Kementerian Kesehatan RI yang menargetkan tahun 2030 angka kesakitan penyakit kanker stadium lanjut tidak ditemukan lagi,” imbuh Sri Paduka.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang DIY, GKR Hemas mengatakan, di masa pandemi ini penanganan CoViD-19 harus tetap dilakukan, tetapi upaya penanggulangan penyakit tidak menular, seperti kanker tidak boleh diabaikan. Sosialisasi penanggulangan kanker sangat diperlukan karena persepsi masyarakat terhadap kanker kadang masih perlu diluruskan dan pencegahan melalui deteksi dini kanker masih banyak menghadapi kendala.

“Suatu survei yang dilakukan Yayasan Kanker Indonesia Cabang DIY menunjukkan, banyak ibu-ibu yang tidak bersedia melakukan deteksi dini kanker serviks karena takut ketahuan, malu, atau tidak ada biaya. Di samping hal tersebut, masih cukup banyak pasien yang setelah terdiagnosa kanker tidak langsung berobat medis karena beberapa alasan, sehingga terjadi kemalangan,” ungkap GKR Hemas.

GKR Hemas pun menambahkan, tema peringatan Hari Kanker Sedunia 2021 ialah ‘I Am and I Will’ sangat tepat dengan situasi yang ada saat ini. Tema tersebut dimaknai bahwa setiap individu memiliki peran dalam penanggulangan kanker sesuai dengan kondisi dan latar belakang masing-masing. “Kanker bukan semata-mata masalah pasien dan keluarganya saja, tetapi kanker adalah masalah kita semua. Oleh karena itu, kita perlu memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka. Penanggulangan kanker tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi perlu didukung oleh banyak pihak,” imbuh GKR Hemas.

Dalam kesempatan ini, hadir pula secara daring Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. Budi Gunadi mengatakan, dalam upaya penanggulangan kanker, alangkah baiknya jika seluruh masyarakat Indonesia bisa melakukan banyak tindakan yang sifatnya lebih preventif dan promotif. Oleh karena itu, peranan industri kesehatan untuk bisa melakukan screening yang lebih baik dan mengedukasi rakyat untuk cara hidup yang lebih baik.

“Ditambah dengan penanganan kasus-kasus kanker secara lebih dini, tentu akan jauh lebih bermanfaat untuk membuat kehidupan rakyat kita menjadi lebih baik, utamanya di saat-saat tua mereka. Dan tindakan yang dilakukan di masa dini tersebut tidak mungkin bisa kami lakukan sendiri di Kementerian Kesehatan, tapi harus berkoordinasi dengan seluruh komponen masyarakat. Semua pihak harus bekerja bersama agar kita bisa mendidik, bisa mendeteksi, dan bisa menangani secara lebih dini untuk setiap adanya indikasi kanker,” paparnya. (Rt)

https://www.youtube.com/watch?v=JdEUeHriQ1M&feature=emb_imp_woyt

Bagaimana kualitas berita ini: