20 Mar 2022
  Humas Berita,

Penyucian Jagat-Agung dan Jagat-Alit, Inti Upacara Nyepi

Bantul (20/03/2022) jogjaprov.go.id – Substansi dari seluruh rangkaian peringatan dalam Nyepi adalah penyucian jagat-agung dan jagat-alit pada diri manusia. Hal itu dimaksudkan untuk mewujudkan sembuhnya manusia dan lingkungan dari berbagai pagebluk untuk mencapai kebahagiaan lahir batin. 

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengungkapkan hal demikian pada puncak Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Çaka 1944, Minggu (20/03) di JEC, Banguntapan, Bantul. Menurutnya, manusia membutuhkan suasana dan udara yang benar-benar bersih, meski hanya untuk satu hari saja. Karena keadaan yang bebas polusi bisa menumbuhkan kesadaran manusia untuk menumbuhkan sikap dan tindakan yang senantiasa peduli lingkungan. “Situasi sepi sudah menjadi kebutuhan manusia dewasa ini,” kata Sri Paduka.

Menurut Sri Paduka, misi spiritual Hari Raya Nyepi ini diharapkan bisa menghantarkan diri pada peningkatan kualitas moral dan pencerahan batin. Hal ini bertujuan agar umat Hindu seakan terlahir kembali, dengan energi dan tekad yang baru sebagai landasan dharma-bhaktinya, guna bersama-sama membangun Indonesia yang makmur, berkeadilan dan demokratis serta menghormati hak-hak asasi.

“Seperti diidealkan umat Hindu yaitu suatu tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlandaskan satyam, çiwam dan sundaram. Kesucian, kesejahteraan, keadilan dan kedamaian,” ungkap Sri Paduka.

Sri Paduka menambahkan, “Visi dan harapan seperti itulah, pemerintah dan masyarakat Yogyakarta, turut mendukung upaya aktualisasi nilai Tat Twam Asi dalam Moderasi Beragama Menuju Indonesia tangguh. Selamat merayakan Hari Raya Nyepi, dan semogalah pula, berhasil dalam puja penyucian dirinya.”

Sementara itu, Ketua PHDI DIY I Nyoman Warta mengatakan melalui kesucian ajaran Sang Hyang Widi Wasa, manusia akan mendapatkan kemuliaan dan kehormatan. Hal itu diperoleh melalui kebenaran dalam Dharma Santi.

“Pada hakekatnya saling harus memaafkan diantara kita, karena kita menyadari dalam setahun banyak sekali kita melakukan suba asuba yang tidak kita sadari,” ungkat I Nyoman Warta.

Menurutnya, tidak ada kesempurnaan sejati selain dari Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Sempurna. Sudah sepatutnya manusia sebagai hamba harus  eling lan waspodo, saling menyadari keberadaan tersebut dengan simbol saling memaafkan satu sama lain. Dengan begitu, tujuan untuk hidup dalam kedamaian akan tercapai.

“Mari kita semua saling introspeksi ke dalam jiwa Yang Maha Suci dalam perilaku yang selalu menjalankan swadharmaning kehidupan dengan dan dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat sedharma, apapun yang kita lakukan harus berlandaskan pada dharma bhakti. Semoga semua kita ini dan seluruh kehidupan dapat hidup harmonis sesuai dengan kehidupannya,” tutup I Nyoman Warta.

Peringatan Nyepi Tahun Baru Çaka 1944 diikuti oleh banyak rangkaian kegiatan, terutama kegiatan sosial. Berbagi menjadi agenda utama bagi umat Hindu di DIY. Selain itu panitia juga menggelar penyelenggaraan vaksin dosid ketiga sebagai bentuk upaya mendorong pulihnya Indonesia dari pandemi. Acara ini turut dihadiri oleh Forkopimda DIY. (uk)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: