11 Jun 2022
  Humas DIY Berita,

PERKI Diharapkan Aktif Mencari Solusi Potensi Risiko Long Covid

Yogyakarta (11/06/2022) jogjaprov.go.id - Sejak awal pandemi, sudah terprediksi, bahwa SARS-CoV-2 dapat merusak organ jantung dan pembuluh darah, terutama pada pasien yang mengalami gejala parah. Berbagai risiko yang dapat terjadi antara lain penggumpalan darah, radang jantung, aritmia, dan gagal jantung.

Atas fenomena tersebut, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) diharapkan untuk turut aktif mencari solusi atas potensi-potensi risiko “long covid” yang bisa saja terjadi pada penyintas. Apalagi, sampai saat ini terdapat 5.897.022 orang penyintas di seluruh Indonesia, dan masih akan bertambah, meski pandemi relatif sudah dapat dikendalikan.

Hal demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia XIX (KOPERKI XIX) Sabtu (11/06). Kongres ini berlangsung selama tiga hari, 10-12 Juni di Royal Ambarukmo Jl. Laksda Adisucipto, Ambarukmo, Sleman, Yogyakarta. Sri Paduka mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Kongres serta berharap agar para peserta dapat berbagi pengalaman dan praktik baiknya sebagai bahan diskusi demi kemajuan kesehatan kardiovaskular Indonesia.

Kongres PERKI adalah kongres yang diadakan setiap 3 tahun sekali untuk menghimpun aspirasi yang akan menjadi panduan program kerja pengurus pusat PP PERKI. Ketua pelaksana KOPERKI XIX Dr. Dafsah Arifa Juzar, mengatakan bahwa kali ini peserta kongres berasal dari 40 cabang dengan total 180 peserta dari seluruh Indonesia. Kongres ini diharapkan bisa memberikan masukan dalam membuat program kerja yang bermanfaat dalam dunia kesehatan serta bermanfaat untuk masyarakat luas.

“Penyebab kematian nomor 1 di dunia adalah penyakit kardiovaskular. Di mana tahun 2019 kurang lebih sebanyak 18,5 juta orang meninggal akibat penyakit jantung. Di Indonesia penyakit jantung juga menjadi penyebab kematian tertinggi diperkirakan sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahunnya,” ungkap Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutan daringnya.

Pemerintah saat ini sedang memprioritaskan penanggulangan penyakit dengan tingkat mortilitas dan mortalitas yang tinggi. Salah satu yang diprioritaskan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berbagai permasalahan yang didahapi saat ini adalah belum meratanya pelayanan kardiovaskular di Indonesia. “Kementerian Kesehatan melakukan percepatan, pencegahan, dan pengendalian penyakit jantung di Indonesia dengan melakukan upaya promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif melalui rehabilitasi sistem kesehatan. Di antaranya dengan transformasi layanan primer, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan kardiovaskular di fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta memastikan ketersediaan obat-obatan sesuai standar,” ungkap Menteri Budi.

Ketua PP PERKI 2019-2022, Dr. Isman Firdaus menyambut dengan antusias Program Penguatan Layanan Rujukan khususnya yang saat ini adalah Program Layanan Jantung atau Kardiovaskular. “Saya berharap dengan adanya program ini benar-benar didukung terutama oleh semua anggota PERKI. Agar masyarakat dapat merasakan manisnya layanan kardiovaskular di setiap Kabupaten, Kota dan tiap Provinsi,” ungkapnya. (Wd)

 

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: