02 Des 2021

Potensi Jamu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Yogyakarta (02/12/2021) jogjaprov.go.id – Jamu mampu memberikan nilai tambah bagi rempah sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan penggunanya. Selain itu, jamu juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji saat menyampaikan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X pada Sarasehan Jamu Nusantara pada Kamis (02/12). Mengusung tema ‘Jejak Empiris dengan Dukungan Iptek Menuju Kemandirian Produk Herbal Nasional’, kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI di Hotel Tentrem, Yogyakarta.

Masyarakat Indonesia sudah mengkonsumsi jamu sejak masa pra sejarah sebagai obat tradisional untuk melawan penyakit. “Meminum jamu sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita karena kandungan herbal alami yang mampu digunakan melawan penyakit atau menambah daya tahan tubuh,” jelas Aji.

Aji juga menyampaikan apresiasinya kepada BPOM RI yang telah memberikan dukungan dan pendampingan pada jamu tradisional, obat tradisional, dan makanan tradisional. Menurutnya dukungan BPOM memberikan dua dampak yaitu untuk melindungi konsumen serta memberikan dukungan kepada pengusaha-pengusaha lokal dan pengusaha jamu tradisional untuk bisa terus berkembang. Ia mengungkapkan, “Dengan keberpihakan BPOM itu maka masyarakat akan mempunyai tingkat rasa kepercayaan terhadap produksi-produksi itu, sehingga mereka sudah tidak ragu lagi karena sudah jelas dan sudah disetujui oleh BPOM. Mudah-mudahan dengan ini, kita bisa majukan jamu, makanan, maupun obat tradisional.”

Jamu berpotensi turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepala BPOM RI Penny Lukito mengatakan, “Dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi, penelitian, dan uji klinis, potensi-potensi dari keanekaragaman hayati yang kita miliki bisa menjadi produk herbal yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Dan juga tentunya untuk meningkatkan daya saing produk tersebut untuk menjadi produk-produk ekspor untuk menambah devisa dan pertumbuhan ekonomi kita.”

Menurut Penny, seluruh pulau di Indonesia memiliki kearifan sumber daya dan kearifan lokal masing-masing yang berpotensi dikembangkan untuk kesehatan dan ekonomi. Untuk itulah sangat penting untuk menggali potensi tersebut dan mendokumentasikannya sehingga mampu memberikan nilai tambah.

Terdapat 3 tahapan untuk meningkatkan nilai tambah, pertama yaitu produk jamu yang berkualitas. Selanjutnya melalui uji pra klinis akan meningkat menjadi obat herbal terstandar. Setelah itu dengan uji pra klinis bagi manusia dapat meningkat lagi menjadi produk fitofarmaka. Dengan dukungan BPOM dalam memberikan izin edar bagi produk-produk tersebut, diharapkan dapat terus berkembang menjadi produk ekspor yang dapat menambah devisa negara.

Penny menambahkan dengan peningkatan kualitas produk-produk obat berbahan alam maka akan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Selain itu, peningkatan tersebut dapat turut membangun kepariwisataan kesehatan atau Wellness Tourism di Indonesia.

“Mudah-mudahan sudah ada progres yang lebih baik dan tercapailah tujuan bersama kita untuk membangun produk-produk natural, produk-produk herbal kita menjadi produk yang berdaya saing, berkualitas untuk pemanfaatan kesehatan dan ekonomi Indonesia,” tutup Penny. (sf)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: